bagian 11

116 22 27
                                    


Kalo baca nya di loncat-loncat, kalian akan kehilangan isi cerita.

Happy Reading..

.
.



.
.
"Kita sampai," ucap si kakek.

"Lagi?" gumam Rosie yang masih belum lupa rasanya saat dia berusaha keluar dari Hutan milik Mino

Si kakek menatap Rosie. "Di dalam sana ada sesuatu yang kau cari untuk menyelamatkan warga desa”

"apa itu, Kek?"

"Air, dari sebuah Sumur tua yang berada jauh di kedalaman hutan!" jawab si kakek ringan.

Rosie menelan ludah mendengarnya.

"Dan, ada satu hal yang perlu kau ketahui, di dalam sana bukan hanya ada warga Jungsemi (Jin Baik), tapi jin dari semua Kalangan (termasuk jin jahat)" tambahnya.

Rosie berdecak, dia sudah dapat menebak bahwa apa yang akan dilakukannya tak akan mudah.

"Kau ingin mundur?" selidik si kakek.

Pikir Rosie Sudah sejauh ini dia berjalan, dan kata 'mundur' sudah terlalu terlambat baginya, seandainya dia mundur saat diperingati si kakek waktu itu, dia tidak akan berada di sini, dalam posisi seperti sekarang ini.

"Desa Lembah Tujung akan berubah menjadi desa para Makhluk Jahat jika saya berhenti sekarang," ucap Rosie.

Si kakek tahu Rosie tak akan mundur, sejak bertemu di pinggir jalan saat itu, dia telah menyadari siapa gadis ini, tidak bisa di anggap remeh.

"Kau memang sangat mirip dengan Ibu mu."

Rosie menoleh mendengar ucapan si kakek."Kakek juga kenal dengan Mama saya?" tanyanya heran.

"Tak ada penghuni kota ini yang tak mengenalnya, Putri Veronie!" jawab si kakek.

"B-bagaimana bisa?" Rosie menatap si kakek dengan penuh tanda tanya.

"Masuklah, kau akan menemukan jawabannya di sana, dan bawalah ini!" seru si kakek, lantas memberikan sebuah lentera (lampu gantung dari api) yang muncul begitu saja di tangan kanan si kakek, membuat mata Rosie membulat.

"Titipkan Cincin itu kepadaku, karena jika kau membawanya ke dalam sana, cincin itu akan pecah dengan sendirinya."

Rosie melepas cincin yang bersemat di lehernya, dan memberikannya kepada si kakek. Lantas mengambil lenteranya.

"Tapi bagaimana caranya saya kembali nanti?"

"Kau akan menemukan jalanmu, Yakin lah dengan kemampuan mu sendiri” seru si kakek dengan senyuman di wajahnya.

Rosie meninggalkan si kakek, berjalan ke arah gerbang dan mendorong pintunya hingga terbuka dengan perlahan. Aura suram menyeruak begitu saja, menghantam Rosie yang berdiri menantang.

Bau busuk berembus dari hadapan, terbawa angin dari sela-sela pepohonan yang tinggi dan kelam.

Roise mengangguk meyakinkan diri kemudian melangkah melewati gerbang, dan saat Rosie sudah berada di dalam, pintu gerbang menututup kembali dengan sendiri.

Masih terlihat sosok si kakek saat Rosie menoleh ke arah belakang, wajahnya terlihat serius menatap Rosie, kakek mengangguk untuk meyakinkan Rosie juga menunjukkan ketenangan dalam tatapannya.

Rosie menghela napas, meski di tangannya terpegang sebuah lentera dengan api menyala-nyala, kegelapan hutan ini membuatnya hanya seperti cahaya dari sebatang korek api.

Belum jauh Rosie melangkah mengikuti jalan setapak, sudah ada gangguan dari salah satu penghuni hutan.

"Mau ke mana?" tanya sosok berwujud wanita dari atas pohon.

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang