bagian 16

102 20 6
                                    

.
.
.
.
.
Rosie meletakan tubuhnya ke tanah, tetapi saat hendak Kembali membantu Mamanya, langkahnya tertahan oleh kemunculan seseorang di hadapannya.

"Biar aku yang membantunya, kau bawa tubuhmu kembali ke desa!"

"Kakek?" Rosie terkejut mendapati orang yang menahannya adalah kakek yang dia temui dan pernah membantunya juga. “T..tapi.."

"Selain sesama orang jungsemi, Ibu mu adalah Putri Veronie, Putri dari sahabat baikku"

Jisoo berteriak, sang iblis mencengkram tubuhnya sekuat tenaga.

"kambalilah ke desa, dan titipkan tubuhmu kepada Yuna, kembalilah membantu kami setelahnya!" perintah kakek lantas bergegas membantu anak dari sahabatnya itu, yang sedang bertarung.

belajar dari kesalahannya, Rosie mengikuti perinatah sang kakek, tidak ingin membuat keadaan semakin kacau.

“tunggu Rosie Ma..” gumam Rosie akhirnya mengerti

Rosie tiba di desa Lembah Tujug, melangkah tergesa sambil mengendong tubuhnya sendiri di jalanan desa.

“aneh sekali rasanya, benar-benar di luar nalar, aku menggendong diriku sendiri” Rosie terkekeh miris memandang wajah nya sendiri.

Tak jauh dengan keadaan di gubuk Tengah hutan itu, suasana di desa pun begitu riuh. Para warga yang telah kembali kesadarannya, menangis saat melihat keluarga mereka yang telah tiada karena racun.

Mendengar tangisan mereka, Rosie teringat kembali dengan nasib Lisa, kembali ke desa merupakan kesempatan baginya untuk tahu keadaan sahabatnya itu. “aku harus tau kondisi Lisa”

Rosie berhenti di depan rumah Pak RT. Dari ramainya warga yang berkumpul di rumah ini, Rosie tahu di dalamnya ada Nek Yuyun, orang yang dia cari saat ini.

Para warga memberi jalan, lantas membungkukkan badan, memberi hormat saat Rosie melewati mereka, berbeda jauh dengan perlakuan yang Rosie terima sebelumnya, meskipun tatapan aneh juga tak bisa dihindari.

bagaimana tidak? Rosie mengendong tubuhnya sendiri, membuat mereka yang melihat, bertanya tanya dalam hati.

"Nek Yuyun!" panggil Rosie saat melihat sosok wanita paruh baya di dalam kamar, bersamanya ada Pak RT dan Pak Roy, yang masih terlihat lemah, juga terbaring di kasur tersebut, dan tubuh sahabatnya—Lisa.

Nek Yuyun menoleh. "Rosie?"

Bukan hanya warga yang berada di luar kamar, mereka yang ada di dalam pun cukup terkejut dengan apa yang ada di gendongan Rosie.

"K-k-kamu"

Rosie mengangguk, mengiyakan pertanyaan tak selesai dari Pak Roy. "Racun itu telah membunuh saya sebagai manusia, tapi membuat saya terlahir sebagai orang Jungesmi seutuhnya."

Penjelasan dari Rosie cukup membuat mereka mengerti, apalagi setelah mendengar cerita dari Nek Yuyun sebelumnya, bahwa Rosie adalah keturunan orang Jungsemi, jadi mereka tak merasa aneh lagi.

Rosie meletakkan tubuhnya dibantu oleh Pak Roy, meletakkan tepat di samping tubuh Lisa.

"B-b-bagaimana ... keadaannya, Nek?' tanya Rosie setelah mengumpulkan cukup keberanian untuk menerima kenyataan.

Dada Nek Yuyun kembang kempis saat menghela napas panjang. "Maafkan aku, tetapi dia ... tidak terselamatkan.”

Rosie memejamkan mata. Dadanya bergemuruh, membuatnya sedikit sesak. "Tak ada cara untuk mengembalikan  arwahnya Kembali ke tubuh?"

Nek Yuyun melihat ke kedua tubuh yang berada di dekatnya, Lisa dan Rosie. "Berbeda dengan warga desa yang meninggal karena racun tersebut, temanmu meninggal karena ditusuk, itu yang membuat arwahnya tak bisa kembali ke tubuhnya."

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang