Chap 13 |Exousía

8 1 0
                                    

Genevieve berjalan balik ke hutannya dengan suasana hati yang sedang murung. Ada beberapa burung merpati yang membuat menarik perhatian dari Genevieve. Seekor burung itu membuat pergerakan isyarat seperti mengajak Genevieve ke sebuah sesuatu. Akhirnya Genevieve mengikuti apa yang burung merpati tunjukkan.

Setelah burung merpati sudah pada di tempat tujuannya. Ada sebuah sumur di depannya, Genevieve kebingungan apa yang di maksud burung merpati ini. Akhirnya Genevieve melihat kedalamnya, tak di sangka burung merpati itu langsung menolak Genevieve agar terjatuh dari sebuah sumur itu.

Akhirnya Genevieve terjatuh kedalaman sumur itu. Sumur itu dengan kedalaman sangat panjang, dan semakin kebawah semakin gelap. Genevieve yang sedang terjatuh di sebuah kegelapan membuatnya takut dan menangis untuk meminta tolong kepada siapapun. Tak ada yang bisa menolongnya, setelah itu Genevieve langsung pingsan dengan suasana yang begitu gelap.

***

Pada saat Genevieve terbangun yang terbaring di sebuah tanah, akhirnya Genevieve bangkit dari tanah itu. Suasana ini tidak begitu gelap, dan masih ada pantulan cahaya, itu membuat Genevieve merasa lega. Setelah itu Genevieve mencar dan mencari sesuatu yang ada di dalamnya.

Genevieve melihat di ujung lorong yang ada sebuah bola yang sangat bersinar, itu membuat menarik perhatian Genevieve. Akhirnya Genevieve menuju ke arah bola itu. Saat Genevieve sudah berada jarang yang dekat, Genevieve merasakan aneh dalam dirinya, mengapa ia tidak bisa lanjut berjalan, seperti jiwa ia sedang di tahan.

Ternyata Genevieve memang bener-bener tidak bisa berjalan beberapa langkah lagi, karena bola itu tidak boleh di dekatin oleh orang sembarangan. Jarak dari bola itu seperti sudah di kuncikan dan tidak bisa orang menyentuhnya. Karena Genevieve bener-bener penasaran, akhirnya Genevieve mencari cara, agar bisa membuka kunci itu.

***

Genevieve sangat menyerah hal itu, dan sangat lelah untuk mencari kuncinya. Saat Genevieve tak sengaja menyentuh dindingnya, dan semua debu yang di sentuh Genevieve menghilang. Setelah itu Genevieve melihat di dindingnya ada sebuah tulisan.

Genevieve langsung membersihkannya agar bisa jelas untuk di baca. Saat sudah bersih Genevieve melihat penulisan yang sangat aneh dan sangat tidak asing menurut Genevieve. Εξουσία sepertinya Genevieve mengetahui, penulisan itu ada di sebuah mantra.

"Ex-ou-sia? Exousía kah?" ujar Genevieve yang sedang mengeja dari sebuah penulisan itu.

Akhirnya Genevieve pergi ke tempat sebuah bola itu tadi dan menyebutkan mantra tadi di sebuah dalam batinnya dengan 3 kali.

*Exousía
Exousía
Exousía

Genevieve mencoba untuk melangkah, dan akhirnya ia bisa melangkahi di sebuah jarak itu. Setelah itu Genevieve menyentuh bola bersinar itu dan bola itu menjadi menggambarkan hidup seseorang.

Genevieve langsung bereaksi terkejut saat ia melihat gambaran seseorang itu adalah seorang Eric.

***

*Kilas balik Eric

sreng

"S-sakit.. A-ayah, t-tolong h-hentikan s-semua ini.." gumam Eric yang barusan saja di sengat oleh sihir Ayahnya yang membuat Eric sangat merasakan kesakitan.

"Gara-gara kamu semua ini, kerajaan kita menjadi kacau!" ujar Ayahnya dengan nada tinggi.

"Ma-maafkan s-saya Yah.." gumam Eric lagi.

"Jika kamu tidak ingin merasakan kesakitan terus-menerus, kamu harus ikutin perintah yang sudah di atur oleh Ayah ini!" kata Ayahnya.

"B-baik Yah!" Eric menjawab dengan lantang dan merasa lega.

***

Hidup terus berlanjut, akhirnya Eric sudah tidak melakukan masalah lagi dalam kerajaannya. Eric merasa lega, walaupun Eric masih kepikiran dengan keadaan Genevieve. Eric rasanya ingin bertemu dengannya, tetapi Eric selalu di jaga ketat oleh banyak pengawal. Akhirnya Eric mengikhlaskan dan suatu saat akan bertemu jika bertakdir.

Hidup berlanjut dan bertahun-tahun, tidak ada hidup yang selalu damai, dan sudah pasti suatu saat akan ada kejadian Medan perang.

"Tahun ke tahun terus berlanjut, dan semua kerajaan masih saling merebutkan permata ajaib itu, kerajaan kita harus mendapatkannya! Agar kita lebih di takutin dari semua kerajaan, termasuk Oblivion's Edge." kata Ayahnya kepada semua seluruh staf di kerajaannya.

"Mengapa yang mulia tidak memintakan informasi yang akan bertakdir untuk mendapatkan permata ajaib itu kepada Tn. Eric? Bukankah Tn. Eric sangat ahli dengan penelitian semua buku?" kata dari salah satu staf yang bertanya kepada Ayahnya Eric.

"Ah iya juga. Eric.. beritahu kepada Ayah, siapakah orang beruntung yang di maksud Ayah tadi? Bisa jadi kamu mengetahuinya melalui ciri-ciri dari seseorang," tanya Ayahnya membuat Eric menjadi terdiam sejenak, karena takut akan di lakukan oleh Ayah.

"E-eric tidak tahu Yah, Eric saja tidak mempunyai buku masa depannya, bagaimana Eric bisa tahu," gumam Eric.

"Kamu jangan membohongi Ayah, dan mengapa kamu bisa mengetahui kalau bahwa semua penjelasan permata ajaibnya ada di buku masa depan?" lagi-lagi tanya Ayahnya, dan Eric menjadi terdiam yang rasanya ingin memukul kepala di sendiri.

*Bodoh.. saya selalu bodoh dalam masalah ini.. maafkan Eric, Genevieve...
Batin Eric.

"Jawab atau..-"

"Genevieve Yah! Dari kerajaan Oblivion's Edge. Ia sudah menemukan cahaya yang sudah di sembunyikan,"

"Bagus Ric, lain kali kamu harus belajar untuk jujur, saya tidak selalu di bodohi oleh ketidak kejujurannya," jawab Ayahnya.

***

Beberapa tahun kedepan, Eric di jadikan manfaat untuk bisa mendapatkan permata ajaib lebih cepat. Dan semua warga menjadi menyukai akan hal terhadap Eric. Sebenarnya Eric tidak menyukai jika warga mempercayai karena hasil di peralatkan.

Hari berlanjut seperti biasa, Eric sudah terbiasa untuk selalu melupakan masa lalunya, dan lebih memfokuskan terhadap Kerajaan sendiri untuk menjadi penerus.

***

Setelah Eric berumur 18 tahun dan akan beranjak umur 19 tahun, akhirnya Eric di bebaskan dan tidak ada lagi pengawal di sampingnya, karena ia sudah legal.

Di saat Eric sedang berkuda untuk memanahi orang asing. Ada seorang gadis berambut pirang di hadapannya, ia ingin memanah sosok gadis itu. Tetapi saat ia memperhatikan dari segi wajahnya, seperti tidak asing. Eric baru nyadar, ternyata sosok gadis itu adalah Genevieve, Eric langsung menurunkan anak panahannya.

Genevieve berbalik dan melihat Eric. Eric mendengar teriakan Genevieve yang sedang memanggil dirinya. Saat Eric menatapnya dari panggilan tersebut melangkah perlahan menuju Genevieve, Eric berbicara hanya beberapa kata dan langsung mengalihkan wajahnya untuk meninggalkan Genevieve. Tidak tahu mengapa Eric sangat tidak tega untuk memanahinya, dan lebih baik di tinggalkan.

Next>>

Mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak masuk, atau semacam typo, atau tidak nyambung, itu ketidak ketelitian saya, jadi di mohon, komen yang mana saja, yang salah, agar saya koreksi kembali, terimakasih.

The Oblivion's EdgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang