The Catalyst 24

34 7 3
                                    

GHOST READER HARAP MEMBERIKAN VOTE!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Tittle: THE CATALYST

Author: HatakeIrra

Genre: fantasy/romance/action (17+)

Disclaimer: This Story Is Mine.

.

.

.

"Ya, aku bisa melihatnya."

Satu kalimat yang meluncur dari mulut Jungkook sontak membuatku melotot tajam. Jantungku seakan berhenti berdetak. Jadi, selama ini Jungkook juga bisa melihat mereka?! Tapi, kenapa dia diam saja dan tidak menceritakannya padaku?!

Aku terdiam. Kecurigaanku nemuncak. Jungkook tidak akan menyimpan rahadia semenakutkan ini dariku, kecuali ... dia bukan Jungkook yang asli. Tapi, kalau yang di sisiku ini bukan Jungkook yang asli, lantas siapa?!

Aku kembali teringat pada nomor telepon asing yang menghubungi ponsel Jungkook tadi. Pria itu memanggilnya dengan sebutan Asta. Lalu, sewaktu di cafe Seokjin juga sempat berbicara tentang Jungkook dan Melody kurasa, tapi sinyal yang buruk membuat suaranya menjadi tidak jelas.

Ya, Tuhan. Apa sebenarnya yang sudah terjadi?!

Aku melirik Jungkook yang fokus pada jalanan malam yang sepi dan lengang, lalu pandanganku beralih pada kaca spion mobil. Park Jimin sudah tidak terlihat lagi. Namun, aku terlalu takut untuk menengok ke belakang.

"Eh, Jungkook. Aku ... mau bertanya padamu. Bolehkah?" Tanyaku pelan. Aku takut menyinggung Jungkook atau siapapun yang saat ini menjadi Jungkook di belakang krmudi.

"Apa, Lisa?" Sahut Jungkook datar.

"Se...sejak kapan kau bisa melihat mereka. Eh, maksudku Park Jimin?"

"Sejak aku diciptakan." Jawab Jungkook cepat.

Aku terkejut. Maksud Jungkook sejak dia dilahirkan, begitu 'kan? Tapi, kenapa aku merasa ada yang salah dari jawabannya. "Kau tidak pernah bercerita padaku." Aku memaksakan sebuah tawa canggung.

"Karena kau tidak pernah bertanya."

Logis. Jawabannya benar. Aku memang tidak pernah bertanya tentang indra keenam atau apapun yang berhubungan dengan hal supranatural pada Jungkook atau siapapun. Bahkan, Seokjin yang indigo malah bertanya padaku, bukan sebaliknya.

Aku menekuri ponsel Jungkook yang ada di genggamanku. Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di benakku. Aku melirik Jungkook. Ia masih fokus pada jalanan. Aku menghela nafas panjang. Perlahan-lahan, aku mengetik pesan singkat kepada Kim Seokjin. Aku berharap, dia segera menjawabnya dan misteri tentang Jungkook yang aneh terungkap.

"Lisa." Jungkook memanggilku dengan nada bergetar.

"Y–ya, Kookie. Ada apa?" Sahutku gugup.

BLAMM

Aku menjerit ketika ada benda keras yang menghantam atap mobil. "Jungkook ad–"

"Apa kau bisa menyetir, Lis?!" Potong Jungkook cepat.

"Hah?!" Aku mendelik. "Apa kau gil–ya...ya sedikit." Aku menatap wajah Jungkooj yang sudah memerah dengan takut. Sepertinya dia sedang marah. Entah apa yang terjadi di luar sana. Tapi, aku merasakan aura kengerian yang pekat.

"Kalau begitu, gantikan aku sebentar. Sementara aku akan mengurus bedebah yang–"

BLAMM

TRANGG

"–yang sedang menggila di luar." Sambung Jungkook geram.

"Ta...tapi, Jungkook. Dia it–"

"Cepat!"

Aku mendelik horor saat Jungkook melepas setir, lalu menendang pintu mobil hingga terlepas. Ia menyeringai saat melihat beberapa makhluk bersayap yang menyerupai manusia sedang terbang rendah dengan sayap-sayap yang besar.

"ASTAROTH!" Gerungan keras terdengar membahana.

"Apapun yang terjadi, teruslah berkendara, Lisa. Jangan berhenti!"

Aku semakin ketakutan, ketika kaos yang jungkook kenakan terbakar dan berubah menjadi abu, menampakkan tubuh Jungkook yang kekar. Tato hitam muncul dari dalam kulitnya, membentuk ukiran-ukiran indah yang menghiasi tubuhnya.

"I'm coming, papa." Jungkook tersenyum kepadaku sebelum dia melompat dan bersatu dengan kegelapan malam.

"JUNGKOOK!" Teriakanku bergema di keheningan malam. Aku bergeser ke balik kemudi. Mengambil alih setir mobil. Sesekali, aku melirik spion dan menoleh kebelakang. Berharap Jungkook atau siapapun itu kembali lagi.

Namun, harapan tinggal harapan. Aku tak lagi melihat Jungkook atau Jimin ataupun makhluk-makhluk bersayap itu. Sekarang, apa yang harus aku lakukan?!

Dengan gemetar, aku meremas setir mobil, kakiku seperti mati rasa ketika kupaksakan untuk menginjak pedal gas. Mungkin aku harus mengikuti pesan Jungkook tadi kalau–

BLAM

Aku menjerit ketika ada benda keras yang menghantam atap mobil. Refleks, aku menginjak rem hingga mobil berhenti mendadak. Aku terdorong ke depan, kepalaku membentur stir dengan keras. Pening langsung menyengat.

Ketika aku menegakkan kepalaku, hal yang mengerikan terpampang jelas. Jungkook berdiri berhadapan dengan Jimin tepat di depan mobil. Aku mendelik horor. Ketakutan menerpaku. Aura membunuh yang sangat pekat mampu kurasakan. Membuat tubuhku bergetar dan bulu romaku meremang.

Jimin menyeringai lebar, ketika Jungkook bergerak mendekati mobil, seakan ia melindungiku dari segala kemungkinan buruk yang akan Jimin lakukan padaku.

"Apakah Luciel memerintahkan dirimu untuk melindunginya, Astaroth?" Tanya Jimin dengan senyum mengejek. "Atau Azazel yang memberi perintah?!"

"Bukan siapapun." Jawab Jungkook tegas.

Mataku memicing menembus gelspnya malam untuk bisa melihat lebih jelas sosok Jungkook yang tak seperti biasanya. Maksudku, dia seperti bukan Jungkook yang kukenal.

"Kau tahu konsekuensinya kalau berkerjasama dengan iblis terkutuk itu 'kan?" Jimin berkata lagi dengan senyum terkembang.

"Heh, iblis terkutuk." Ulang Jungkook sambil terkekeh pelan. "Apa kau lupa siapa diriku?"

Jimin tertawa. "Pangeran bermahkota dari neraka. Aku tentu tidak akan melupakanmu."

"Bagus." Jungkook bertepuk tangan bangga.

Ketika aku hendak keluar dari mobil, tiba-tiba ponsel Jungkook bergetar. Secepat kilat, aku menyambarnya. Ada satu pesan masuk dari Kim Seokjin yang membuatku tercengang kaget. Aku membatu di tempat. Menatap layar ponsel dan Jungkook bergantian. Sederet kalimat itu benar-benar membuatku syok. Sederet kalimat itu seakan berputar di otakku.

JIN KIM

Lis, Jungkook sudah mati















🌹🌹🌹🌹🌹



Udah ahh🤧🤧🤧

THE CATALYST (LALISA X BTS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang