The Catalyst 17

102 20 10
                                    

MEMBERIKAN VOTE!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Tittle: THE CATALYST

Author: HatakeIrra

Genre: fantasy/romance/action (17+)

Disclaimer: This Story Is Mine.

.

.

.

Hoseok menghentikan mobilnya di dekat gerbang sekolah. Ketika aku akan turun, ia mdnahan tanganku.

"Ada apa?" Tanyaku pelan.

"Lis, kau...apakah kau tidak mau pindah sekolah saja?" Tanya Hoseok seraya menatapku lembut.

"Loh, kenapa?"

"Aku...aku takut terjadi sesuatu denganmu, Lisa. Akhir-akhir ini, banyak hal mengerikan terjadi, bukan. Seperti kematian Jennie, Jisoo, dan Junie. Mereka semua berasal dari sekolah ini dan satu kelas denganmu. Ada yang tidak beres, Lisa." Hoseok membelai kepalaku. Khawatir.

Aku tertawa pelan. "Kau terlalu khawatir, Hoseok oppa. Aku baik-baik saja, percayalah. Semua itu hanya kebetulan." Sahutku meyakinkan Hoseok.

"Tapi, Lis–"

Aku mencium singkat pipi Hoseok. "Percayalah aku akan baik-baik saja. Sampai jumpa nanti."

Hoseok menghela nafas. "Ya, jaga dirimu."

Aku mengangguk. Tanpa sengaja pandanganku tertuju pada seorang pengendara motor sport merah yang baru saja memasuki gerbang sekolah. Min Yoongi. Di jok belakang motornya ada Park Jimin yang duduk santai dalam balutan baju zirahnya. Ia tersenyum smirk ketika bertemu pandang padaku.

"LALISA!"

Aku terkejut. "Jungkook."

Jungkook berlari-lari kecil ke arahku. Membuat Hoseok menurunkan kaca jendela mobilnya.

"Hyung." Sapa Jungkook sopan seraya menunduk.

"Jaga adikku, ya. Jangan sampai dia terluka, atau kupenggal kau." Pesan Hoseok bercanda.

"Tentu, hyung. Serahkan padaku!" Sahut Jungkook serius.

Hoseok tertawa. "Aku hanya bercanda."

Jungkook ikut tertawa canggung. "Eh, Hoseok hyung. Maaf, tapi aku ingin mengajak adikmu ini berlibur, bolehkah?!"

Aku terkejut. Baru kali ini aku mendengar Jungkook berbicara seformal ini pada Hoseok. Biasanya, dia akan menggelendot manja dan merayu Hoseok dengan sejuta iming-iming yang menggiurkan, termasuk membuat Ody dan Hoseok berkencan.

Hoseok tampak berpikir sebentar. "Kau mau mengajak Lisa kemana?"

"Ehh, berlibur ke pantai mungkin." Jungkook menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

"Boleh." Ucap Hoseok. "Tapi, aku harus ikut. Oh, dan Melody juga."

Jungkook menatapku bingung. "Hmm, baiklah."

Aku mendelik. Kemarin dia bilang tidak mau mengajak Ody. Kenapa sekarang ia setuju dengan syarat Hoseok?! Apakah dia takut pada Hoseok?!

"Baiklah. Kabari aku kapan kalian akan pergi, ya." Pesan Hiseok sebelum jendela mobilnya tertutup sempurna. Aku melambai padanya ketika mobil itu melaju meninggalkan aku dan Jungkook.

"Hei, katanya kau tidak mau mengajak Ody. Kenapa kau setuju dengan syarat Hoseok tadi?!" Tanyaku pada Jungkook.

"Ah, itu bisa diatur. Kau tidak perlu khawatir, Lisa. Atau, kau sudah tidak sabar ingin berlobur denganku?!" Goda Jungkook.

"Terserah." Aku melangkah memasuki gerbang sekolah diikuti Jungkook yang terkekeh pelan. Ia meraih tanganku dan menggandengnya seperti anak kecil. Aneh sekali, biasanya Jungkook akan merangkul leherku setengah mencekikku. Lalu, merengek manja seperti bocah. Tapi, dia berubah, apakah dia sudah mulai dewasa?!

"Eh, Lis."

"Ya." Aku menoleh ke arah Jungkook saat ia berhenti melangkah. "Ke kantin sebentar yuk. Aku belum sarapan."

"Tapi, sebentar lagi bel masuk loh. Atau aku taruh tas dulu di kelas." Ucapku.

"Tidak perlu, eh maksudku bawa saja tasnya. Nanti, kalau Ody lihat, berbahaya." Cegah Jungkook. Ia mulai terlihat gelisah.

"Hah, berbahaya maksudnya?!" Tanyaku bingung.

"Yak, maksudku...aku tidak mau dia mengganggu keromantisan kita." Jawab Jungkook seraya menaik turunkan alisnya, menggoda.

Aku mengerutkan keningku tak mengerti. "Aneh."

Jungkook tertawa. "Ayo."

Aku mengikuti Jungkook menuju kantin sekolah yang masih rame, karena bel tanda masuk kelas belum berbunyi. Aku mengedarkan pandanganku, meja di pojok ruangan kosong. Biasanya Kim Junsu dan kawan-kawannya nongkrong disana sebelum masuk kelas. Ah, mungkin mereka ada kesibukan lain.

"Kau mau makan apa, Lis?" Tanya Jungkook.

"Eh, roti dan susu saja. Makasih."jungkook mengangguk. Ia meletakkan tasnya diatas meja, lalu menghampiri penjaga kantin yang sibuk menata roti dan makanan ringan di etalase.

Aku mengeluarkan buku novelku dari dalam tas, lalu membacanya untuk menghilangkan rasa bosan. Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitku. Saat aku menegakkan kepalaku, aku terkejut. Hantu Namjoon sedang membelai tanganku sambil tersenyum.

" Singkirkan tanganmu." Desisku tidak suka.

Namjoon tertawa tanpa suara.

"Namjoon, omong-omong terima kasih untuk kemarin." Ucapku pelan.

"Untuk apa?!"

"Kau sudah memberitahuku tentang Go Ahra. Jadi, dia selamat. Jika aku terlambat sedikit saja, mungkin Seokjin sudah membunuhnya." Jawabku.

"Ah, tentang hal itu. Sebenarnya ...sebenarnya kau hanya sal–akh!" Tiba-tiba, Namjoon seperti tercekik. Matanya melotot menakutkan dan dari tubuhnya keluar asap tipis.

"Namjoon, Namjoon apa kau baik-baik saja?!" Tanyaku ketakutan. Aku bangkit dari dudukku saat Namjoon jatuh terguling di lantai. Ia seperti berteriak, namun tak ada suara yang keluar.

Aku memandang sekitarku dengan panik. Tak ada yang menyadari. Tentu saja, Namjoon adalah hantu, sosok yang tidak dapat dilihat oleh sebarangan orang. Kecuali, Namjoon sendiri yang menginginkan dirinya terlihat.

Aku menatap Namjoon yang kejang-kejang di lantai. Perlahan, tuhuhnya berubah menjadi asap tipis dan menghilang.

Ya, Tuhan. Apa yang baru saja terjadi?!

Aku melirik Jungkook yang masih mengantri. Pria itu terlihat bercakap-cakap santai dengan seorang siswa dari kelas sebelah. Tak ada yang aneh darinya, kecuali sebuah tato baru yang terlihat di leher belakangnya.












🌹🌹🌹🌹🌹

Cieee abis ini mimin gk punya draft lg buat di up....

Nunggu lama deh :v

THE CATALYST (LALISA X BTS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang