The Catalyst 23

43 8 5
                                    

GHOST READER HARAP MEMBERIKAN VOTE!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Tittle: THE CATALYST

Author: HatakeIrra

Genre: fantasy/romance/action (17+)

Disclaimer: This Story Is Mine.

.

.

.

Aku terbangun saat merasakan guncangan yang keras pada tubuhku. Aku memperbaiki posisi dudukku, lalu mulai mengingat apa yang terjadi.

"Jungkook, kita ada di mana?" Tanyaku pada Jungkook yang masih fokus menyetir seraya mengulum lollipop. Begitulah cara dia menyingkirkan rasa kantuk yang singgah.

"Luar kota." Jawab Jungkook pendek.

Aku menatap jalanan gelap dan sepi, yang terhampar di depan kami. Terkadang, ada lampu temaram di sisi jalan yang menerangi. Aku tertegun, aku tidak mengenal jalanan ini. Ini bukan jalan menuju Busan 'kan?!

"Kita mau kemana, Jungkook?!" Tanyaku curiga. " Kupikir, kau mau mengantarku ke tempat nenek di Busan."

"Oh itu. Melody merubah rencananya. Sewaktu dia dan kakakmu sedang dalam perjalanan ke Busan. Salah satu dari penipu itu mengikutinya. Jadi, dia merubah rencana." Jawab Jungkook dengan memberi sedikit penekanan pada kata 'penipu'. Aku tahu siapa yang dia maksud.

Aku menghela nafas panjang, kubuka ponselku. Namun, aku terkejut saat tidak mendapati satupun panggilan keluar untuk Hoseok. Padahal, sewaktu di cafe kecil tadi, aku sempat menelepon kakakku. Meski panggilan itu tidak mendapat jawaban. Apakah ponselku eror?!

Aku memeriksa kotak pesan. Dan hasilnya kosong. Tidak ada pesan apapun yang kukirim pada Hoseok ataupun Melody. Aku mulai curiga, apakah Jungkook menghapus semuanya?! Tapi, untuk apa?!

Ingatanku kembali berputar. Ketika sedang berada di cafe, aku melihat Jungkook berbincang dengan Kim Taehyung. Entah apa yang mereka obrolkan. Tapi, hal itu membuatku penasaran.

"Kookie, siapa laki-laki yang mengobrol denganmu di parkiran cafe tadi?!" Tanyaku pura-pura tidak mengenal Kim Taehyung.

Jungkook menatapku bingung. "Laki-laki siapa?!"

"Kita bahkan belum sempat berhenti loh, Lis. Oh, aku berhenti sebentar di apotik tadi untuk membeli roti dan obat. Kau tahu, maagku sering kambuh kalau aku kecapekan." Sambung Jungkook.

Aku semakin bingung. "Tapi, tadi kita berhenti di cafe kecil. Kau menyuruhku untuk makan lebih dulu. Tapi, ada nenek-nenek yang–"

"Kau mimpi, ya?!" Potong Jungkook. Ada raut kesal yang kentara jelas di wajahnya yang manis. "Tidak heran kalau kau bermimpi buruk, Lis. Apa yang kau alami memang mengerikan."

Aku terdiam. Tadi terasa nyata sekali. Bahkan, bekas pukulan nenek tua itu di kepalaku masih terasa. Tapi, aku tidak punya bukti apapun untuk menguatkan ucapanku. Riwayat panggilanku pada Melody dan Hoseok tidak ada. Jungkook sendiri juga menyangkal kalau sedari sore radi ia tidak pernah berhenti menyetir kecuali mengisi bahan bakar dan membeli obat. Tapi, aku boleh curiga 'kan?! Setelah semua hal tidak logis yang kualami hingga detik ini.

"Kau lapar tidak, Lis. Mau makan?!" Tawar Jungkook seraya mengulurkan sebuah roti isi padaku.

"Terima kasih." Sahutku seraya menerima roti tersebut.

"Sebentar lagi kita sampai, Lis. Tapi, aku sudah menghubungi Melody tadi. Dia bilang, kakakmu sangat mengkhawatirkanmu." Jelas Jungkook.

Aku tersentak. Ah, ya. Kenapa aku tidak menghubungi Hoseok atau Melody sekarang dan memastikan bahwa yang kualami di cafe tadi adalah kenyataan. Mungkin Jungkook menghapus riwayat panggilan di dalam ponselku. Tapi, tidak mungkin ia bisa menghapus riwayat panggilan di ponsel Hoseok.

THE CATALYST (LALISA X BTS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang