Tha Catalyst 13

98 25 7
                                    

MEMBERIKAN VOTE!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Tittle: THE CATALYST

Author: HatakeIrra

Genre: fantasy/romance/action (17+)

Disclaimer: This Story Is Mine.

.

.

.

Aku tergesa berjalan memasuki rumah sakit yang luas itu, Yoongi menarik tanganku memasuki lift menuju lantai atas tempat Junie di rawat.

"Jangan khawatir, Lisa. Junie pasti baik-baik saja."

Aku sontak menatap Yoongi. Yah bisa dibayangkan bagaimana keadaanku sekarang dengan air mata yang terus mengalir tanpa bisa kucegah. Tubuhku yang terus gemetar karena selain aku ketakutan aku juga memikirkan keadaan Junie yang kritis.

Tiba-tiba, hawa di sekitarku terasa panas. Lift ini seperti di bakar dari luar. Aku menjatuhkan tas sekolahku, membuka jaketku dan membuangnya begitu saja. Aku melirik nomor lift yang menyala dan menunjukkan angka 3 sejak tadi. Oh, kenapa lift ini berjalsn begitu lambat?!

Aku bersandar pada lift. Menghapus keringat yang mengalir di pelipis dan leherku. Tubuhku lemas. Jantungku terus berdetak dengan cepat dan rasanya sakit sekali. Oh, aku merasakan hal serupa seperti saat aku di rumah duka.

"Lis–"

"Ya, Pak." Aku menatap Yoongi yang terpaku ketika aku melepas dua kancing atas seragamku yang basah oleh keringat. "Panas sekali. Aku akan meleleh sepertinya."

Yoongi mengumpat pelan. Ia melingkarkan tangannya di pinggangku. Menarikku agar aku merapat ke tubuhnya. Ia memagut bibirku. Sebuah ciuman yang membuatku terkesiap dan sontak melawan. Namun, Yoongi malah mempererat rangkulannya padaku.

"Balas ciumanku, Lisa." Bisik Yoongi parau. Ia mendorongku hingga punggungku menyentuh dinding lift.

"P–Pak sa–akh." Aku mengaduh saat Yoongi menggigit kecil bibirku. Lidahnya yang liat dan sepanas api mulai menjelajah di dalam rongga mulutku.

Jantungku yang sejak tadi berisik mulai berdetak normal dan rasa sakitnya berkurang. Hawa panas di sekitarku berangsur-angsur normal. Bahkan, aku merasa sedikit kedinginan di dalam pelukan Yoongi. Tubuhku lemas, tenagaku seakan terkuras karena ciuman tadi. Ingin pingsan saja aku rasanya.

"Bagus. Kau menerimanya dengan baik, Lisa." Yoongi menangkup wajahku yang sedikit pucat. Menghapus wajahku yang basah karena keringat dan air mata. Ia mengambil jaketku, lalu menyampirkannya di bahuku.

"Pak, maaf. Sa–"

Yoongi menarikku ke dalam pelukannya. Mengelus pelan kepalaku dengan penuh kasih. Hangat. Mungkin, seperti ini pelukan seorang ayah.

"Maaf mengganggu kemesraan kalian." Seorang laki-laki berbaju zirah sewarna emas tiba-tiba muncul di dekat kami. Padahal, lift masih berjalan. Ia menyeringai sarkas.

Aku terkesiap. Jantungku mencelus dan wajahku memanas karena malu. Namun, tubuhku terlalu lemas untuk berdiri dengan benar. Jadi, aku pura-pura tak sadarkan diri di pelukan Yoongi.

"Apa yang kau lakukan disini, Ezekiel?!" Tanya Yoongi seraya menutup mataku dengan tangannya. Terlambat, aku tahu pria berzirah itu adalah Park Jimin.

"Melakukan pekerjaan kecil yang membosankan. Akhir-akhir ini mereka yang muncul semakin banyak, aku curiga Samael ada di balik semua ini." Ucap Jimin.

"Jaga bicaramu, Ezekiel. Aku sudah bilang pada Gevariel untuk memeriksa Azazel di Suriah. Dan, apa katanya?!"

"Aman. Malaikat gagal itu masih tersegel di sana. Satu-satunya yang patut kucurigai hanyalah Samael dan...kau, Luciel."

THE CATALYST (LALISA X BTS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang