28. Skorsing

12 14 1
                                    

❝ Pengecut tetaplah pengecut❞

Sagara Arshe

°°°

Tatapan mata yang menyorot kebencian, Sagara beranjak berdiri lantas meninggalkan kekasihnya dan murid-murid yang masih berada di gudang sekolah. Dengan kepergian Sagara yang terlihat sudah menahan amarahnya, membuat Rora sebagai sahabatnya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terlebih lagi abang Sagara pernah bercerita tentang bagaimana sifat Sagara

"Kak, walaupun gue baru beberapa bulan ini kenal Sagara. Tolong bantu gue cegat dia, bang Fardan pernah cerita ke gue kalo Sagara orangnya nekad kalo udah marah" Ucap Rora sembari mengusap wajahnya kemudian berlari mencegah Sagara yang mungkin saja berjalan menuju ruang bimbingan konseling, tempat Jeffrian diamankan pak Raja

"Khaell, ayo!" Ajak Khavi yang juga ikut berlari menyusul Rora kemudian diikuti dengan Khaell yang menyusul.

Dan benar saja perkiraan Rora, di halaman depan ruang bimbingan konseling sudah riuh dengan keributan. Ia melihat sahabatnya memberontak bak kesurupan, tidak ingin berlama-lama terbenam dalam pikirannya. Rora menghampiri sahabatnya untuk menghentikan tindakan Sagara yang mungkin saja berakhir di ruang kepala sekolah

"Saga sadar! Please dengerin gue" Ujar Rora sembari memeluk tubuh Sagara

"Ra istighfar Ra" Sahut Khaell yang kebingungan mengatasi keadaan

"Aduh jangan ngamuk-ngamuk, nanti cantiknya ilang lho. kamu mau jadi nenek genderuwo? Hihh serem" Ucap Genta asal bunyi menarik perhatian murid-murid yang berkerumun

"Brengsek! Keluar lo Jeffrian!" Sentak Sagara yang masih meluap-luap kemarahannya, tidak ada rasa malu ataupun memikirkan pendapat orang lain yang akan menilainya perempuan gila. Yang terpenting ia ingin menemui dan menghantam wajah laki-laki brengsek sampai tak berbentuk sama sekali

"Jeffrian! Bangsat kesini lo anjing! Kakak gue lo aniaya sesuka hati lo, apa itu dianggap sebagai laki-laki? KAGAK ANJING, LO PENGECUT YANG CUMA MAMPU NYAKITIN CEWE!" Sedikit demi sedikit tubuh Sagara mulai melemas, Rora dapat merasakannya.

"Udah Sag, tenangin dulu perasaan kamu" Ujar Khavi mengusap rambut Sagara

"Kak, bawa Sagara ke uks" Perintah Rora, Khavi mengangguk kemudian menggendong tubuh Sagara yang masih memberontak tidak ingin di tahan

"Vi lepasin, gue mau kasih pelajaran ke cowok brengsek kaya Jeffrian" Sungut Sagara tak terima dirinya di gendong untuk menjauh dari halaman depan ruang bimbingan konseling

"Sadarin diri kamu, sayang. Jangan terburu-buru" Ucap Khavi menenangkan kekasihnya

°°°

Ruangan yang sering dikunjungi murid-murid yang sakit, unit kesehatan sekolah. Khavi meletakkan tubuh kekasihnya di ranjang rawat dengan hati-hati, kemudian ia mengusap surai rambut Sagara

"Sayang─"

"Vi, kenapa semua orang jahatin kak Nata? Kenapa mereka engga mikirin perasaan kak Nata? Mereka egois" Tatapan mata yang sedang menatap mata Khavi terlihat begitu pilu

"Mereka memang egois, ga peduli seberapa besar trauma yang bakal di dapet Winata. Mereka melakukannya dengan sadar, mereka terlalu iblis untuk disebut manusia" Cakap Khavi

"Jangan terlalu di pikiran ya? Jeffrian udah di amankan guru-guru bk, Winata udah di rawat di rumah sakit. Bang Fardan juga udah nyewa psikolog buat ngerawat mental Winata, udah engga perlu di pikirin kan? Sehabis kamu nenangin diri, aku traktir kamu es krim"

"Mie ayam?" Ucap Sagara penuh harapan

"Boleh" Sagara tersenyum bahagia setelah mendengar jawaban kekasihnya, hal itu membuat Khavi terkekeh pelan melihat betapa mudahnya menenangkan hati perempuan yang ia cinta

"Tapi ada syaratnya" Ucap Khavi yang menyebabkan senyuman manis Sagara luntur

"Apa syaratnya" Tanya Sagara, tatapan mencurigakan berpusat pada Khavi

"Cium dulu pipi aku" Kata Khavi sembari menaruh jari telunjuknya di pipi kanan

"Ihhhhhhh, dasar cabul" Celetuk Sagara yang segera mendapatkan toyoran dari Khavi

"Sembarangan" Sungut Khavi

"Lhoo, kan emang iya. Kenapa dek, ga terima?" Aura tengil terkuar sampai-sampai Khavi merasa jengkel

"Dak dek dak dek, gue lebih tua dari lo"

"Nyenyenye, pantesan sering lupa. Dasar tua" Lagi dan lagi Khavi dibuat kesal oleh Sagara

"Ngeselin banget sih, yaudah ga jadi es krim sama mie ayam" Buru-buru Sagara menggelengkan kepalanya

"Jangan dong sayangnya Saga, es krim sama mie ayam nya jangan di cancel. Nanti cacing-cacing kerimi di perut gue pada menjerit kesakitan, aaa aaa aaa gitu suaranya" Sagara meniru suara jeritan, tanpa ia sadari bahwa kekasihnya sudah ingin sekali memakan hidup-hidup Sagara karena tidak tahan dengan kelucuan yang tanpa Sagara sadar

"Sag, menurut gue lo harus ngaca deh. Liat orang lucu di pantulan cermin, pacarnya siapa sih lo. Bisa selucu ini"

"Pacarnya Sanemi dongg" Jawab Sagara dengan percaya diri

"Oh oke"

Sagara menatap punggung Khavi yang tiba-tiba saja beranjak pergi, senyuman jahil terlukis di bibir manisnya.

°°°

Di dalam ruangan bimbingan konseling, yang selalu ditakuti oleh murid-murid. Wangi lavender tercium pada saat masuk ke dalam ruangannya, barang-barang antik tertata rapi di lemari kaca. Serta banyaknya dokumen-dokumen yang tertumpuk di atas lemari kaca, menjadi kesan bahwa ruangan bimbingan konseling tidak semenakutkan itu. Kini Jeffrian terduduk dengan gusar, sudah 30 menit anak laki-laki itu terduduk dan diminta penjelasan dari ulahnya sendiri. Tidak ada kejujuran yang ia lontarkan disetiap kalimat yang dikeluarkan dari mulutnya, yang keluar hanya omongan kosong. Pak Raja dan pak Cakra tidak menggeserkan otaknya dikala Jeffrian berniat untuk menyogok kedua guru bk di depannya, agar pak Raja maupun pak Cakra tidak menyuruh kedua orangtua nya datang ke sekolah.

"Enak banget kamu nyogok saya dengan 3,5 juta, kamu pikir saya tikus berdasi hah?!" Tukas pak Raja tegas, tetapi masih tidak mampu menggoyahkan isi pikiran Jeffrian

"Saya kasih 5juta deh, asal jangan nyuruh kedua orangtua saya ke sekolah. Saya mohon pak" Pinta Jeffrian

"Jelaskan dulu apa yang kamu perbuat pada Winata" Ucap pak Cakra dengan tatapan mata mengintimidasi, karena tidak ada pilihan yang dapat lelaki itu pilih kini ia menganggukkan kepalanya dan menjelaskan semuanya. Respon kedua guru bk hanya dapat menggelengkan kepalanya sembari mengelus dada

"Kamu terlalu obsesi sama Sagara, banyak cewek lain. Inilah mengapa saya tidak ingin murid-murid saya berpacaran, masalahnya akan jauh lebih rumit" Ucap pak Raja

"Kamu kena skorsing sebulan penuh, jangan salahkan saya jika kamu dimarahi kedua orangtua kamu. Saya akan menelepon papa kamu, jangan ngemis-ngemis kepada saya, pilihan saya mutlak!" Tegas pak Raja yang disetujui oleh pak Cakra, tatapan kecewa terlihat jelas dari mata Jeffrian

"Suruh siapa melakukan hal yang tidak-tidak" Sarkas pak Cakra

'Gue ga bakal pernah lepas dari Sagara, dia harus milik gue'

°°°

Khavi & Sagara ✔️EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang