14. Pertandingan Basket

16 15 0
                                    

❝ Bagaimana cara untuk menjelaskan lebih mendalam tentang perasaan?❞
°°°

Dilapangan basket sudah riuh dengan siswa-siswi yang ingin menonton pertandingan bola basket, sesuai janjinya kemarin Sagara duduk paling depan bersama dengan teman kelasnya.

"Saga, walaupun udah telat nih ya gue nanya begini. Lo kok bisa banget dapetin hatinya kak Khavi? Lo tau, kak Khavi orangnya susah banget di dapetin. Bahkan, kak Winata aja yang udah berusaha buat dapetin hati kak Khavi aja susah banget sampe sekarang. Gue akui lo keren, bisa dapetin cowo semustahil itu" Cerca Shella sambil memakan cemilan milik Sagara

"Gue juga sebenernya ga nyangka aja bisa pacaran sama dia, gue masuk ke sekolah ini aja ga kepikiran apalagi buat pepet dia. Mungkin udah takdir aja kali ya" Sahut Sagara

"By the way, kak Khavi kapten basket nya ya?" Tanya Sagara, Shella hanya mengangguk sebagai jawaban

"Dia tinggi dan dia juga jago main basket, cocok dijadiin kapten. Semua orang disini udah mengakuinya, kalo kak Khavi sejago itu main basket" Sagara kagum mendengar penuturan dari Shella

Cuaca cerah, dengan matahari pagi yang menyinari bumi. Lapangan yang semula basah dan sebagian tergenang air hujan, perlahan menyurut. Belum juga mulai pertandingan, sorak-sorai memenuhi lapangan. Banyak support dari berbagai kelas, pertandingan yang melawan antar kelas. Dari kelas masing-masing harus mengirimkan tim untuk di pertandingkan, kalau sampai tidak mengirimkan maka akan di denda sebesar Rp. 50.000. Sama seperti kemarin, pertandingan akan selesai sampai jam pulang seperti hari-hari biasa.

30 menit kemudian, pertandingan sudah dimulai. Kebetulan, kelas Khavi melawan kelas Jeffrian. Dan pada saat Khavi berjalan ke tengah untuk menjadi kapten, Jeffrian melangkahkan kakinya untuk menjadi kapten juga. Perasaan Sagara seakan tak tenang, seperti ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Sagara berdoa dalam hati, agar pertandingan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bola basket di apungkan ke atas, Khavi maupun Jeffrian melompat untuk mendapatkan bola basket. Namun, belum sempat mengambil bola, tiba-tiba saja dada Jeffrian sengaja dibusungkan agar menabrak dada Khavi. Karena hal tersebut, Sagara berdiri seketika, merasa terkejut dengan tindakan gegabah yang dilakukan Jeffrian

"WOY KALO MAIN JANGAN PAKE KEKERASAN!" Teriak Sagara tak terima

"ULANG GA LO!"

"GAUSAH MAIN KASAR, CUPU LO!"

"HUUUUUUU!"

Sorak-sorai sekali lagi memenuhi lapangan, teman-teman Khavi membantunya untuk berdiri. Terpaksa adegan perebutan bola harus diulang lagi, dengan tatapan tajam mengintimidasi Khavi menatap lawannya remeh. Bola dilempar keatas, dengan pergerakan yang sudah terlatih. Khavi mengambil bola tersebut, kemudian menggiringnya menuju ring. Baru pertandingan pertama, Khavi sudah memasuki bola ke dalam ring. Sorakan kemenangan terdengar, begitu juga dengan Sagara yang heboh sendiri.

"Gue kira kalem anying, ternyata sama aja kaya temen-temen kelas" Ujar Shella ketika melihat tingkah Sagara yang hebohnya melebihi hebohnya teman-teman kelas Khavi.

Pertandingan berjalan lancar, tidak ada lagi kekerasan di dalamnya. Sagara menonton dengan mulut yang penuh diisi dengan cemilan, juga matanya yang tak lepas memperhatikan tiap-tiap pergerakan Khavi. Sagara terkagum-kagum dengan cara mainnya, masih tak menyangka jika lelaki yang menjadi kapten basket itu sudah menjadi pacarnya.

Khavi & Sagara ✔️EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang