BAB 27

8.3K 262 1
                                        

Varsha merasakan jika pinggangnya sakit sedari pagi, begitu juga dengan perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varsha merasakan jika pinggangnya sakit sedari pagi, begitu juga dengan perutnya. Varsha melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi untuk mengecek sesuatu. Biasanya, ketika dia merasakan sakit pinggang, pertanda dirinya akan datang bulan. Varsha tersenyum senang ketika dugaannya benar, akhirnya dirinya datang bulan juga. Varsha sempat merasa cemas, takut jika pil KB yang dibelikan oleh Lina tidak ampuh.

Varsha mengambil pembalut dari laci yang ada di wastafel kamar mandi, di sana juga terdapat botol pil KB yang biasa dirinya konsumsi. Sambil bersenandung ria, Varsha memakai pembalutnya. Sisa bungkus dari pembalut yang dia kenakan dibuang ke tong sampah.

Setelahnya, Varsha keluar dari kamar mandi, menemukan Baskara yang sudah berada di kamar, terduduk di kasur. Seingatnya, saat dia memasuki kamar mandi, laki-laki itu tidak berada di sana. Sejak kapan Baskara berada di kamar?

“Pekerjaanmu sudah selesai, Bas?” tanya Varsha. Terakhir Baskara mengatakan akan ke ruangan kerjanya, beberapa menit yang lalu.

Baskara menatap ke arah Varsha, mengode kepada perempuan itu untuk mendekat padanya. Varsha yang mengerti langsung mendekat. Tangannya di tarik oleh Baskara untuk duduk di pangkuan laki-laki itu. Baskara memeluk Varsha dari belakang, kepalanya di benamkan ke cekuk leher Varsha, mencium aroma tubuh istrinya itu.

“Aku butuh kau, Varsha. Aku sedang menginginkanmu.” Tangan Baskara bergerak di dada Varsha, meremas dada Varsha yang masih mengenakan baju tidur. “Aku tidak bisa fokus bekerja.” Kini, tangan Baskara sudah berhasil masuk ke dalam baju, memegangi dada ranum milik Varsha.

Baskara selalu membutuhkan Varsha saat fokusnya tengah buyar. Dia tidak akan bisa bekerja dengan tenang di ruangan kerjanya sebelum mendapatkan pelayanan dari istrinya. Bercinta dengan Varsha menjadi rutinitas wajib yang harus Baskara lakukan.

Varsha menahan tangan Baskara yang sudah bergerak menuju ke balik celananya. “Bas, aku sedang menstruasi,” beritahunya. Varsha tidak bisa melayani Baskara untuk sementara waktu sampai menstruasinya selesai.

Baskara mengernyitkan dahinya, menatap Varsha. “Berapa lama?”

Varsha tampak berpikir. “Ini hari pertamaku, biasanya 3-5 hari.”

“Kau ingin aku menahannya selama itu?!” tanya Baskara, wajahnya berubah gusar. Sehari saja tanpa menyentuh Varsha sudah membuat Baskara gila, apalagi jika harus menahan sampai lima hari.

Varsha menatap Baskara kesal. “Aku menstruasi. Mau bagaimana lagi?! Kau ingin aku melakukannya dalam kondisi berdarah?!”

Baskara memindahkan Varsha untuk duduk ke sebelahnya. Dia sudah sangat menginginkan perempuan itu, tapi dirinya malah tidak bisa melakukannya. Sial, gairah Baskara sudah sampai di ubun-ubun. “Kau tahu aku butuh kau, Varsha. Aku bisa gila!”

Varsha berdecih. “Kau hanya memikirkan nafsumu saja, Bas! Kau butuh aku untuk memuaskanmu saja! Kenapa kau tidak menyewa perempuan lain saja jika kau begitu bergairah?! Aku tidak bisa melayanimu karena aku menstruasi!”

BAYAR DI MUKA (Sudah Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang