Pangeran Lim

56 12 20
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi ini para pangeran sedang berada di sebuah lapangan yang luas dan terdapat berbagai alat alat peraga senjata.

Mereka sedang berlatih pedang dan juga panahan untuk melatih keterampilan mereka menggunakan senjata.

Seperti saat ini, pangeran guiyuan dan pangeran qihan sedang berbicara mengenai ilmu pedang yang mereka pelajari.

Kemudian datanglah bowen dan hanrui ikut bergabung dengan mereka.

Memerlukan waktu 15 menit bagi mereka menunggu kedatangan guru agung. Setelah kedatangannya mereka di suruh duduk melingkar tetapi memberikan ruang cukup lebar di tengah tengah lapangan.

Guru agung akan mengajari mereka penggunaan pedang menggunakan mana/ spiritual yang mana untuk memberikan kekuatan kepada pedang yang dimiliki mereka.

Dari dasar dasar kemudian mereka di ajarkan keterampilan sehingga dalam waktu setengah hari mereka sudah bisa mengeluarkan energi spiritual mereka kepada pedang yang mereka pakai.

Bowen terlihat lemas dan wajahnya pucat, entah mengapa ia kesulitan mengeluarkan energi spiritual dalam tubuhnya. Kepalanya terasa pusing saat ia terus menurus mengeluarkan banyak energi.

Guru agung melihat keadaan bowen dengan heran, kemudian ia menyuruh pengawalnya untuk memanggil bowen dan menghadapnya.

Bowen sudah berada di depannya lalu guru agung memegang pergelangan tangan bowen dan merasakan energi spiritual yang dimiliki bowen.

Dahi dan alis guru agung mengkerut, kemudain ia menyuruh pengawalnya untuk mengambilkan sebuah buku di dalam ruangan pribadinya.

Setelah itu, ia membuka sebuah catatan di dalam buku itu, ia membacanya dengan cermat setelah selesai ia melihat ke arah bowen atas bawah.

Kemudian ia menyuruh bowen untuk tidak berlatih dengan keras dengan alasan bahwa kondisinya sedang tidak fit, padahal guru agung mengetahui sesuatu hal besar.

Bowen terlihat masih pucat, ia berjalan ke arah pangeran guiyuan dan juga pangeran qihan dan hanrui.

Sebelum ia sampai, ia tanpa sengaja menabrak tubuh putri mei ling yang sedang berjalan berlawanan.

Bruukkk!!

"aduhh..sakit sekali tanganku," ucapnya

Bowen yang melihatnya segera menolong putri mei ling, tetapi tangannya di tepis dengan kasar oleh putri mei ling.

Kejadian itu menjadi pusat perhatian pangeran lain termasuk pangeran guiyuan yang langsung berdiri dan menghampiri bowen.

Pangeran guiyuan membawa tubuh kecil bowen ke belakang tubuhnya karena melihat banyak siswa lain yang melihat bowen tajam.

"kamu tidak apa apa putri mei?" tanya pangeran lim sambil membantu putri mei berdiri, kemudian pangeran lim berbalik dan melihat ke arah bowen tajam.

Yang ditatap tidak berani menatap balik.

"wahh sungguh hebat, bisa bisanya lo sebagai pria mendorong putri mei? Nggak bisa jadi pria sejati ya lo beraninya cuma sama wanita saja,lemah." ucap pangeran lim

"ta..tapi saya tidak mendorong putri mei," jawab bowen

"bohong pangeran kamu tadi lihat sendiri kan tadi dia mendorongku padahal aku cuma lewat saja" ujar putri mei

"ya putri saya melihatnya, emang dasarnya lelaki lemah dan sok lugu aja sih udah tau miskin ngapain masuk ke sekolah ini"

"jaga ucapan mu pangeran lim," ucap pangetan guiyuan

selir√ zuo hangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang