***Kebanyakan manusia lebih sering menyesal dibanding bersyukur karna terkadang akhir yang menyedihkan akan selalu terpatri dalam ingatan.
***
-🍀
Di pagi hari yang cerah ini anak-anak kelas 12-A dibuat bingung dengan tingkah 2 ratu mereka.
Jia dan Hanin tidur dengan posisi yang sama, kepala diatas meja ditumpu oleh tangan kanan yang menjulur. Keduanya sama-sama memakai jaket, Jia memakai jaket putih dengan tudung yang menutupi wajahnya, sedangkan Hanin memakai jaket tracktop putih dan menutupi wajahnya dengan buku. Merek 'Hanelio' tertera jelas dan besar dibagian dada.
"Nih dua orang napa dah, kompakan banget pagi-pagi..." Bianca melipat tangan ke dada.
"Tauk tuh, tumbenan juga Hanin keluarin buku buat tidur..." Juan tidak ketinggalan memberi komentar.
"Ciye merhatiin..." Bianca menggoda.
"We all know that..." Juan membela diri.
"Yaudah sih gak usah panik..." Bianca mengacuhkan tatapan Juan yang mengintimidasi.
Jia mengeluh dalam hati, dirinya tidak benar-benar tidur...
"KAMU ITU! BISA GAK SIH SEHARI AJA GAK LUKA?!" Raixana berdiri berkacak pinggang.
"Udah ah, bu Rai, udah malem tauk, gak enak sama tetangga teriak-teriak kayak gitu..." Jia mencoba menenangkan Raixana yang sedari tadi tidak berhenti melototinya, sedangkan Jia sudah pengah duduk berlutut.
"Astaga...." Raixana memijit keningnya.
"Mah, masa dia juga tadi pake taksi aku, kebut-kebutan di jalan raya Mah, gak mau kasih tau abis ngapain..." Arka mengompori.
"APA?!"
Jia menggertakkan gigi, padahal tuh anak udah janji.
"Bang Ace anjing lu..." Jia bangkit berdiri, siap menerkam.
"Mah, ngomong kasar mah..." Arka lari bersembunyi dibalik punggung ibunya.
"CUKUP!" Raixana menengahi. " Iyya! balik kamu ke basement, urus luka kamu sendiri!"
Jia mendengus dan keluar dari rumah inti itu. Akhirnya setelah hampir 2 jam duduk meringkuk, Jia bisa merenggangkan badannya, dia tidak peduli dengan luka-lukanya dan langsung merebahkan diri di kasur dan belum satu menit pun anak itu sudah tertidur pulas, saking pulasnya, Jia sampai melewatkan alarm dan juga bis kedua, membuat dirinya harus menggembar-gemborkan Arka untuk mengantarkannya ke sekolah, sedangkan pemuda itu juga terlambat bangun.
Jia menghela nafas, dirinya merasa pengap karna wajah nya full tertutup jaket.
"Jia, gak pengap lo?" Bianca iseng membuka tudung, Jia sigap menghalangi.
"Lah, gak tidur lu? Tangan nya pake segala ditutupin juga nih..." Bianca iseng lagi.
"Ihh, ganggu aja lu ah, pergi sono..."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAW : Who Are We?
FanficWe are We : Who are We? Kebersamaan yang telah terjalin sejak kecil terpaksa pupus karna permasalahan yang menimpa. Menjadi asing telah menjadi keputusan bulat, terus menjauh, tidak ingin peduli dan tidak ingin kembali mengenal adalah hal yang merek...