***Menjauh bukan berarti tidak peduli, memilih peduli pun bukan berarti ingin kembali.
***
Jia baru saja duduk di bangku, tiba-tiba saja Juan berlari masuk menggebrak mejanya.
"Apaan sih loe, dateng-dateng kayak gitu, freak banget."
Juan masih terengah-engah "Hanin, Ji..."
"Hanin kenapa? Baru juga aku balik sama dia dari ruang guru."
"Itu dia, dia juga baru aja bikin ribut di kantin sama Jeremy."
Jia spechless. "Ha?"
---
15 menit sebelum kejadian perkara...
Jia dan Hanin berdiri menghadap meja Bu Layla.
"Jia, kenapa kamu bolos pelajaran pertama, padahal kamu cuman izin ke kamar mandi?"
"Awalnya mah gak niat bu, saya beneran ke kamar mandi tapi buat cuci muka doang, biar gak tambah ngantuk saya inisiatif beli kopi ke kantin selatan..."
BRAK!
Bu Layla menggebrak meja, bahu Jia dan Hanin bergidik kaget.
"Harusnya kamu langsung balik ke kelas aja, gak usah pake mampir ke kantin, kamu tau sendiri kenapa kantin itu ditutup pas jam pelajaran, kan?."
"Ya kan, tadi saya bilang biar gak ngantuk Bu..., nanti kalau langsung balik kelas saya nya tetep ketiduran gimana?, sama aja kan Bu gak ikut pelajaran."
"Mangkanya kalau tidur itu jangan malem-malem."
"Yah Bu, mau gimana ya, saya kan kerja.."
Bu Layla mengaduh, bukan karna pusing tapi lebih ke prihatin. "Trus bibir kamu itu kenapa?"
"Nah ini dia Bu, pas saya mau balik ke kelas, saya malah di sergap Bu, dipukulin, untung Hanin dateng bawa anak-anak futsal, jadi selamat saya." Jia cengar-cengir menceritakan hal itu, seolah bukan apa-apa.
"Kamu dipukulin? Sama siapa?"
"Adalah Bu... Biasa anak-anak mah kerjaannya berantem aja.."
Hanin mendelik tajam ke Jia. Apaan sih Arra, kayak orangtua aja lagaknya.
"Yaudah, saya pegang cerita kamu Jia, kalau kamu Hanin, kenapa kamu keluar kelas?"
"Ada berita duka Bu.."
"Berita duka apa Hanin?"
"Sebuah kabar menyedihkan Bu.."
Bu Layla tertegun. "Maksud saya, bukan pengertiannya Hanin, tapi..."
"Maaf Bu, kalau saya gak sopan, tapi langsung bilang hukumannya aja boleh gak Bu?, Saya lagi buru-buru, ada yang harus saya selesain." Omongan to the point Hanin hanya mendapat helaan kasar dari Bu Layla.
"Kalian berdua bersihin seluruh kamar mandi di gedung barat setelah jam istirahat selesai sampai jam makan siang mendatang..."
"Loh, gak bakal ikut pelajaran dong Bu.." Hanin protes.
"Ya, itu poin nya..." Bu Layla mengacungkan jari, menegaskan. Hanin memutar bola matanya, malas. "Sekarang kalian boleh keluar."
"Baik Bu, terimakasih.." Keduanya melenggang keluar. Sebenarnya Jia ingin melanjutkan percakapan mereka tapi Hanin sudah berlari ke depan mendahuluinya. Anak itu benar-benar buru-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAW : Who Are We?
Hayran KurguWe are We : Who are We? Kebersamaan yang telah terjalin sejak kecil terpaksa pupus karna permasalahan yang menimpa. Menjadi asing telah menjadi keputusan bulat, terus menjauh, tidak ingin peduli dan tidak ingin kembali mengenal adalah hal yang merek...