PORTAL MISTERIUS

174 10 2
                                    

Setelah berhari-hari berjuang melawan makhluk-makhluk mengerikan, Yuna, Jiya, Haikal, Jian, dan Nio akhirnya mendekati lokasi altar utama sekte. Namun, sebelum mereka melanjutkan, mereka melihat sekumpulan manusia kerdil yang sedang bekerja keras di sebuah tempat terpencil. Mereka tampak sibuk membangun sesuatu yang mirip dengan portal.

"Lihat itu!" seru Nio, menunjuk dengan rasa penasaran. "Apa yang mereka lakukan?"

Dengan keberanian yang meluap, Jiya berani melangkah maju. "Mungkin mereka tahu sesuatu tentang sekte ini," katanya. "Aku akan bertanya."

Meskipun teman-temannya merasa khawatir, Jiya melangkah mendekati kelompok kerdil itu. Namun, saat dia hampir sampai, tiba-tiba sebuah jebakan terpicu, membuatnya tergelantung di sebuah pohon yang tinggi. "Aduh!" teriaknya, menggantung dengan cemas.

Manusia kerdil itu tiba-tiba menghentikan pekerjaan mereka. Mereka mengangkat kepala, menyadari bau manusia yang baru saja menghampiri mereka. Dengan gerakan cepat, mereka mulai mendekati Jiya yang terjebak, tatapan mereka penuh rasa ingin tahu dan ancaman.

"Jiya!" teriak Yuna, panik. "Kami harus membantunya!"

Namun, Jian mencegah. "Tunggu! Jangan langsung menyerang. Kita tidak tahu apa yang mereka inginkan."

"Ini mungkin kesempatan untuk mendapatkan informasi," kata Jian. "Kita harus tetap tenang."

Mereka menyaksikan dengan cemas saat manusia kerdil mendekati Jiya. Salah satu dari mereka, yang tampak lebih tua dengan jubah berwarna gelap, mengangkat tangan dan berbicara dalam bahasa yang tidak mereka mengerti. Namun, ada nada lembut dalam suaranya.

"Biarkan dia turun!" seru Haikal, berusaha menjaga ketenangan. "Kami tidak bermaksud menyakiti kalian!"

Mendengar suara Haikal, manusia kerdil itu berhenti. Mereka saling bertukar pandang, seolah mempertimbangkan sesuatu. Akhirnya, kerdil tua itu melangkah maju dan mengangkat tangannya, menyiratkan agar Jiya diturunkan.

(Perundingan dengan Kerdil)

Jiya akhirnya berhasil dibebaskan dan turun dari pohon dengan bantuan manusia kerdil. "Terima kasih," katanya, mengatur napas. "Kami tidak ingin mengganggu kalian."

Manusia kerdil itu menatap mereka dengan curiga, tetapi juga rasa ingin tahu. "Kalian manusia... jarang sekali ada yang datang ke sini," katanya dalam bahasa yang dipahami Jiya berkat kekuatan game yang menerjemahkan kata-kata.

"Nama kami Yuna, Jiya, Haikal, Jian, dan Nio. Kami mencari altar sekte ini. Bisakah kalian membantu kami?" Jiya bertanya dengan penuh harapan.

Kerdil tua itu berpikir sejenak. "Altar itu terlarang. Banyak yang telah kehilangan nyawa di sana. Namun, jika kalian ingin menghentikan sekte, kalian perlu mengetahui lebih banyak tentang kekuatan mereka."

Salah satu kerdil lainnya, yang lebih muda, menunjuk ke arah portal yang sedang dibangun. "Kami sedang menciptakan portal untuk melawan mereka. Jika kalian membantu kami, kami bisa memberi tahu kalian cara mengalahkan altar."

Yuna dan teman-temannya saling berpandangan, kemudian Yuna berkata, "Kami siap membantu! Apa yang bisa kami lakukan?"

(Persiapan)

Mendengar tawaran itu, kerdil tua tersenyum. "Kita butuh bahan-bahan untuk menyelesaikan portal ini. Kalian perlu mencari tiga item penting: bijih kristal, ramuan ajaib, dan cahaya bulan."

"Dimana kami bisa menemukannya?" tanya Nio.

"Bijih kristal ada di gua sebelah utara, ramuan ajaib di lembah selatan, dan cahaya bulan hanya muncul saat bulan purnama di puncak gunung timur. Waktu kalian terbatas, tetapi jika kalian bekerja sama, kalian bisa melakukannya."

THE FINAL QUEST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang