Saat mereka melanjutkan perjalanan menyusuri dasar lautan, suasana mulai berubah. Gelap, sunyi, dan suhu air terasa semakin dingin. Nio dan Veilis bergerak dengan hati-hati, meskipun Nio masih terlihat canggung dalam mengendalikan dirinya di bawah air. Namun, tiba-tiba, di kejauhan mereka mulai melihat cahaya samar yang sepertinya berasal dari istana bawah laut yang telah lama mereka cari.
Istana Ratu Moona terlihat megah namun suram, terbungkus jaring-jaring sihir yang berkilau dengan warna merah tua. Di sekelilingnya, para penjaga Hirdor iblis-iblis hitam bertaring dan siren yang terjaga dengan tombak panjang terlihat berpatroli. Veilis memberikan tanda pada Nio untuk memperlambat langkah mereka, agar tidak menarik perhatian.
"Ini dia... kita semakin dekat," bisik Veilis sambil memegang erat tongkatnya. "Kita harus hati-hati. Mereka bisa merasakan keberadaan kita kapan saja."
Nio mengangguk gugup. "Iya, iya, aku nggak akan bikin masalah lagi," katanya pelan, mengingat kekonyolannya di perjalanan tadi.
Namun, tentu saja, kata-kata itu menjadi bumerang bagi Nio. Saat mereka semakin dekat ke istana, dia tersandung batu karang besar yang tersembunyi di bawah pasir laut. Suara Klak! keras terdengar ketika batu itu bergerak, dan tubuh Nio terhempas ke dinding istana dengan suara Dug!
"Argh!" Nio menjerit pelan sambil menggosok kepalanya yang sakit.
Tapi jeritan kecil itu cukup untuk menarik perhatian para iblis yang berjaga. Seketika, mata mereka yang berwarna merah menyala berbalik ke arah Nio dan Veilis. Mereka mengeluarkan suara mendesis seperti ular yang sangat mengerikan. "Manusia! Peri!" teriak salah satu iblis sambil mengacungkan tombaknya.
Veilis memelototi Nio dengan tatapan panik, "Serius, Nio? Aku sudah bilang jangan bikin masalah!"
Nio tersenyum kikuk, "Ups... maaf!"
"Maafnya nanti!" balas Veilis sambil bersiap dengan tongkatnya, siap untuk bertarung. Para iblis itu mulai mendekat, mengelilingi mereka berdua dari segala arah.
Veilis mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi dan mengucapkan mantra cepat. Tiba-tiba, gelembung besar muncul di sekitar mereka, menciptakan perisai pelindung. Namun, iblis-iblis itu tidak menyerah begitu saja. Mereka mulai menyerang perisai itu dengan tombak dan kekuatan sihir gelap, membuat gelembung pelindung retak-retak.
Nio mulai panik. "Apa yang harus kita lakukan? Mereka akan segera menghancurkan perisainya!"
"Tenang!" seru Veilis. "Aku punya rencana. Tapi aku butuh kamu untuk tidak-"
Sebelum Veilis bisa menyelesaikan kalimatnya, salah satu iblis melemparkan bola api besar ke arah mereka. Nio, yang sudah ketakutan, reflek berteriak, "Lariii!"
Sayangnya, bukan hanya suaranya yang keras, tetapi Nio juga mencoba kabur keluar dari perisai dengan berlari secepat mungkin, mengabaikan peringatan Veilis. "NIOOO!" teriak Veilis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FINAL QUEST
FantasyPERINGKAT MENGESANKAN #1 ASIK [25-09-2024] The Final Quest adalah petualangan fantasi gelap di mana lima remaja Jiya, Yuna, Haikal, Jian, dan Nio secara tak sengaja terjebak dalam permainan video yang lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan...