MENUJU JANTUNG DUNIA

6 3 0
                                    

Setelah semua siap, Yuna, para manusia kerdil, dan sekumpulan dinosaurus juga makhluk lainnya mulai melangkah menuju jantung dunia game. Perjalanan mereka kini terasa lebih kuat, karena kehadiran makhluk-makhluk besar itu memberi perlindungan yang luar biasa. Dengan Cerberus dan Minotaur menjaga bagian belakang, serta Triceratops dan Brachiosaurus yang berada di depan, kelompok mereka berjalan dengan penuh keyakinan.

Saat mereka mendekati perbatasan menuju jantung dunia game, kabut mulai menyelimuti sekeliling mereka, membuat suasana menjadi semakin tegang. Kabut itu tampak tebal dan dingin, seperti ada sesuatu yang bersembunyi di baliknya.

"Kita hampir sampai," kata Garin sambil memegang kapaknya dengan lebih erat. "Jantung dunia game ini dijaga ketat, dan kabut ini bukan kabut biasa. Ini adalah sihir dari Hirdor."

Tiba-tiba, dari balik kabut, muncul siluet besar. Yuna dan yang lainnya menahan napas saat mereka menyadari bahwa itu bukanlah sekadar makhluk liar. Di balik kabut tersebut, muncul pasukan yang dipimpin oleh Ratu Moona, Jian, Nio, Haikal, dan Jiya. Mereka mengenakan pakaian perang dengan lambang bulan sabit bersinar di dada mereka, siap menghadapi apa pun yang ada di depan.

"Yuna!" teriak Jiya, melambaikan tangan dengan penuh semangat. "Kami telah menunggumu! Ratu Moona memutuskan untuk bertemu di sini."

Yuna berlari mendekati mereka dengan senyum lebar di wajahnya. "Aku senang melihat kalian baik-baik saja! Kami berhasil membawa sekutu baru." Ia melirik ke arah dinosaurus yang setia berdiri di belakangnya. Jian mengangguk, mengagumi pemandangan itu. "Aku tidak pernah menyangka kita akan mendapat bantuan sebesar ini," ucapnya, penuh kekaguman.

Ratu Moona melangkah maju dengan anggun. Wajahnya penuh wibawa dan matanya memancarkan cahaya perak yang menenangkan. "Kalian telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," ucapnya. "Namun, ini baru awal dari pertempuran besar. Jantung dunia ini berada di bawah ancaman, dan kita harus segera bertindak."

suasana yang tadinya ceria menjadi lebih khidmat saat para mahluk besar itu mendapati kehadiran Ratu Moona. Semua makhluk, dari Brachiosaurus yang besar hingga Triceratops yang kokoh, perlahan menundukkan kepala mereka dengan rasa hormat. Bahkan Pterodactylus yang terbang di langit mendarat dengan anggun dan melipat sayapnya sebagai tanda penghormatan, minotour dan juga cerberus.

Ratu Moona tersenyum lembut melihat sikap hormat dari para makhluk hebat itu. "Kalian semua... masih mengingatku," ucapnya dengan nada penuh kehangatan. "Sungguh luar biasa melihat kalian semua lagi. Dunia ini akan kembali damai dengan bantuan kalian."

Para mahluk itu tampak senang dan bergetar kegirangan, beberapa dari mereka bahkan membuat suara rendah yang seperti gemuruh, tanda mereka sangat bersukacita melihat Ratu Moona kembali. Brachiosaurus mengangkat kepalanya dan berbicara, "Kami semua setia padamu, Ratu Moona. Kami akan berdiri bersamamu melawan Hirdor."

Melihat suasana ini, Yuna merasa bangga telah membawa bantuan yang begitu luar biasa untuk misi mereka. Tapi kemudian, tiba saatnya dia memperkenalkan mereka pada Jian, Jiya, Haikal, dan Nio, yang jelas belum siap menghadapi sekutu-sekutu baru ini.

---

Jiya, yang masih terkejut dengan kedatangan sekutu tersebut, melirik ke arah Ratu Moona sambil berkata, "Ratu, aku rasa aku perlu minum teh atau sesuatu... Aku belum pernah melihat dinosaurus, apalagi mereka tunduk padamu kayak gini!"

Ratu Moona tertawa lembut, "Mereka adalah teman lama kita. Kau akan terbiasa."

Nio melirik dinosaurus yang begitu besar dan bergumam pada Haikal, "Kita beneran di dunia game, kan? Aku nggak yakin bisa main ini tanpa cheat kalau ketemu mereka di level biasa..."

Jian menelan ludah, lalu berbisik pada Jiya, "Jadi sekarang kita bertarung sama... dinosaurus? Apa ini misi rahasia dari admin game?"

Jiya tertawa, "Bro, aku yakin ini bukan misi rahasia. Ini lebih kayak mimpi buruk yang jadi kenyataan!"

Haikal, yang awalnya terkejut, mulai tersenyum lebar. "Eh, guys, serius... Kita punya dinosaurus di pihak kita! Ini bukan misi biasa, ini akan jadi legenda!" Sambil mengangkat tangan ke arah dinosaurus, ia mencoba menunjukkan sikap heroik. "Ayo, kita berangkat dengan sekutu dino!"

Namun, saat Haikal mencoba naik ke punggung Triceratops, Triceratops itu malah menatapnya dengan tatapan aneh, seperti berpikir, "Apa yang dia lakukan?" dan tanpa peringatan, Triceratops itu menggerakkan kepalanya, membuat Haikal terlempar ke tanah. Jiya tertawa keras sampai harus menahan perutnya.

Nio, yang masih syok dengan seluruh situasi ini, menepuk bahu Yuna, "Oke adik ku tercinta, sekutumu keren... tapi tolong bilang ke mereka untuk nggak melempar Haikal lagi. Kita nggak bawa cadangan, tahu!"

Yuna, yang berusaha menahan tawa, menjawab, "Tenang, Nio, mereka cuma bercanda. Mereka ramah kok... ya, setidaknya kalau kita nggak salah langkah."

Mereka semua tertawa, dan suasana kembali hangat dengan candaan meski sebelumnya diwarnai dengan momen penghormatan. Dengan sekutu-sekutu baru yang besar dan penuh kekuatan, kelompok itu kini siap melanjutkan perjalanan mereka menuju jantung dunia game ini.

Haikal, yang berdiri di samping Nio, memandang ke arah Yuna dan dinosaurus itu. "Dengan kekuatan ini, kita pasti bisa menembus pertahanan Hirdor. Tapi apa rencanamu sekarang?"

Yuna menatap mereka dengan percaya diri. "Kami akan memimpin serangan ke garis depan. Dinosaurus akan menjadi tameng alami kita. Bersama dengan manusia kerdil dan pasukan Ratu Moona, kita akan mengalihkan perhatian penjaga Hirdor di luar jantung dunia game, sementara kalian menyusup ke dalam dan menghentikan sihir jahat mereka."

Ratu Moona menyetujuinya dengan anggukan. "Itu rencana yang baik. Hati-hati, di dalam jantung dunia game, ada sesuatu yang lebih berbahaya daripada sekadar sihir Hirdor. Ada makhluk-makhluk yang diciptakan untuk menjaga inti dunia ini beberapa dari mereka telah terpengaruh oleh kegelapan."

Nio menambahkan, "Kita juga harus memecahkan teka-teki dan mengumpulkan item penting untuk mengaktifkan portal ke inti. Ini tidak akan mudah."

"Tidak ada yang mudah dalam misi ini," kata Jiya sambil tersenyum kecil. "Tapi kita telah melalui banyak hal bersama. Dengan bantuan semua ini, kita bisa menang."

"Benar," kata Jian sambil menepuk bahu Haikal. "Mari kita bersiap-siap untuk pertempuran terakhir. Kita akan menunjukkan kepada Hirdor bahwa mereka tidak bisa mengambil dunia ini dari kita."

Dengan semangat dan pasukan yang semakin kuat, kelompok besar itu mulai bergerak maju menuju jantung dunia game, siap untuk menghadapi tantangan terakhir yang akan menentukan nasib dunia. Kabut semakin tebal, tetapi hati mereka penuh dengan harapan dan keyakinan. Pertarungan besar melawan Hirdor dan para penjaganya semakin dekat.

THE FINAL QUEST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang