ALTAR

13 2 1
                                    

(POV AUTHOR: HALLO SEMUA APA KABARR???, MIMIN UP JAM 22;49 WITA,GAMBAR YANG DI TERAPKAN HAYA SEBAGAI UNSUR PENDUKUNG SAJA YAA)

----

Yuna dan Jian bergerak cepat melewati hutan lebat menuju altar Hirdor, sementara langkah kaki mereka nyaris tak terdengar di antara dedaunan.

Mereka tahu waktu mereka terbatas. Dengan serbuk biru pemberian Ratu Moona yang kini tersimpan di kantong Jian, mereka harus menulis nama Etheria di altar Hirdor untuk membebaskan dunia ini dari cengkeraman sekte gelap.

"Gimana rasanya pegang tanggung jawab sebesar ini?" tanya Yuna sambil sesekali melirik Jian yang tampak serius. Ia mencoba menghilangkan ketegangan di antara mereka.

Jian menghela napas pendek. "Ya, jujur aja... agak ngeri sih. Tapi kita gak punya pilihan lain. Kalau kita gak berhasil, semuanya bakal sia-sia."

Yuna mengangguk, merasa hal yang sama. "Iya, kita gak bisa gagal. Dunia ini Etheria bergantung pada kita."

Mereka terus melangkah, menembus pepohonan hingga tiba di sebuah jalan setapak berbatu yang mengarah langsung ke puncak bukit di mana altar Hirdor berdiri. Altar itu terlihat dari kejauhan, dikelilingi oleh aura gelap dan bayangan yang bergerak-gerak, seakan menunggu kedatangan mereka.

"Di sana," ujar Jian sambil menunjuk altar yang semakin jelas. "Itu tempatnya."

Namun, suasana di sekitarnya semakin berat, seolah ada sesuatu yang mengintai dari bayang-bayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun, suasana di sekitarnya semakin berat, seolah ada sesuatu yang mengintai dari bayang-bayang. Jian menggenggam pedangnya erat-erat, bersiap jika ada serangan mendadak. Yuna menyiapkan senjata kunonya yang diberikan oleh Ratu Moona, alat penulis khusus yang terbuat dari kristal biru.

Ketika mereka semakin dekat, bayangan gelap mulai bergerak di sekeliling mereka. Tiba-tiba, sosok-sosok besar dengan mata merah menyala muncul dari kegelapan. Para penjaga altar Hirdor!

"Kurang ajar... Mereka sudah menunggu kita," gumam Jian.

Jian mengangkat pedangnya dengan berani, siap melawan. "Kita harus cepat! Mereka gak bakal kasih kita kesempatan kedua."

Tanpa membuang waktu, Yuna dan Jian langsung bergerak menyerang para penjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa membuang waktu, Yuna dan Jian langsung bergerak menyerang para penjaga. Serangan Yuna lincah dan cepat, mengandalkan kecepatan dan ketepatannya, sementara Jian menangkis serangan dengan senjatanya yang memancarkan cahaya biru, membuat para penjaga mundur sejenak.

THE FINAL QUEST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang