𐙚 : tig els

36 10 7
                                    

𐙚 Leftover Feelings ꕮ ࣪ ׅ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𐙚 Leftover Feelings ׅ

"Padahal gapapa, tauk, buat bilang 'enggak'. Gue yakin sejuta persen kalo pengukuhan anggota Pecinta Alam tuh cape bangettt."

Gatsa menyengir. Wajahnya yang kentara sekali digagahi lelah lantas sirna gitu aja manakala sukses memperkecil jarak dengan Nina. "Apaan skor dua hari! Hoaks. Lo bahkan hampir nggak keliatan selama satu minggu di sekolah, Kak."

Nina terpingkal. Digandengnya tangan Gatsa seperti adik kecil yang butuh banyak sogokan supaya enggak bete lagi. Saat udah tiba di kawasan food court dan melabuhkan pilihan pada stan aneka camilan bakaran, Nina enggak serta merta langsung memesan. Melainkan berjinjit untuk melingkari scarf merah di leher Gatsa. "Siiip! Gagah banget, deh, Sispala favorit gue!"

Gatsa menunduk dalam-dalam, menyembunyikan ekspresinya yang selalu aja murahan alias gampang tersipu acap kali Nina melancarkan ucapan-ucapan seperti demikian. Sederhana, tapi bikin pipi merona dan kerja jantung jadi enggak aman.

Nina mengeluarkan notebooks mini bersampul hijau alpukat dengan motif bake bear yang menghiasi. Sepengamatan Gatsa, itu baru. Sebab sepanjang menjadi teman satu kelas, tampaknya udah enam sampai sepuluh notebooks yang berhasil gadis itu habisi untuk menggambar banyak sekali ilustrasi yang didominasi oleh benda-benda.

"Gatsa mau baso bakar?"

Dan Gatsa mengangguk tanpa perlu lama-lama berpikir.

"Done!" mencetang dengan pulpen bertinta oranye, Nina melompat pada lembar berikutnya. "Minumannya choco dino, right?"

"Enggak salah lagi." Menjentikkan jari sekadarnya, diam-diam Gatsa mengernyitkan dahi. Masih belum paham sepenuhnya apa yang sedang Nina lakukan.

"Yesss!" dua lembar kertas yang udah Nina cabik dari notebooks digoyang-goyangkan ke udara sebelum diselipkan ke jemari Gatsa. "Sori, ya. Sebenernya love language Kak Niana tuh receiving gifts juga, Gat. Tapi karena enggak disokong sama uang jajan yang memadai, makanya diganti pake gambar. Ala-ala manifesting gitu. Nah, untungnya dua di antara manifesting itu kali ini berhasil diwujudkan!" Nina terkikik bangga. "Jauh di lubuk hati pengin banget nge-hadiah-in Gatsa perintilan hiking alih-alih neraktir seporsi baso bakar sama choco dino. But, someday, deh! Pasti gambar yang gue kasih liat ke elo bisa ada versi fisiknya semua. Mohon ditunggu, yaaa!"

"Bercanda kok, Na. Gambar lo sama sekali bukan penipuan. Beneran!" Gatsa inisiatif menyambut pesanan atas nama Nina yang udah tersaji dan mengklarifikasi perkataannya tempo lalu ketika Nina memberikan gambar sepatu sebagai bentuk hadiah untuknya yang telah memenangkan turnamen panjat tebing. "Walopun skill gambar lo di bawah KKM, tapi soal niat dan ketulusan, keterangannya tuntas!"

leftover feelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang