09. Mati kutu

1.5K 163 10
                                    

Suasana saat ini cukup mencekam dengan aura yg di keluarkan oleh keluarga Seymour Kailan, Zayn, dan Thorne sudah memasang tatapan tajam ke arah Kallias karena sedari datang nye mereka Zoana terus menempel dengan Kallias.

Lian sampai pusing di buatnya, bisa dibilang di dalam keluarga Seymour sepertinya yg waras hanya Lian.

"Ayah, kakak hentikan tatapan tajam kalian itu menakuti tuan Kallias" Tegur Lian.

Bukan hanya khawatir dengan Kallias, tapi melihat aura yg di keluarkan oleh Alanka membuat Lian sedikit takut akan terjadi perang saudara.

Hey ingatkah kalau Alanka bukan lah orang biasa dia seorang pangeran, mungkin ke dua kakaknya akan menyerang Seymour, apalagi Lian sadar setiap tatapan yg di layangkan oleh Alanka pada Kallias selama di kerajaan Draquel.

Bukan tatapan biasa melainkan tatapan yg sama seperti Trey padanya, itu membuat Lian ngeri.

"Baiklah kak Lian boleh pulang, tapi untuk satu minggu ini paman Duke harus berada disini" Ucap Zoana mutlak yg membuat mereka semua melongo tidak percaya dan tidak suka.

"Tidak! " Bantahan terdengar dari pintu masuk ke ruangan pertemuan mereka, terlihat para prajurit Seymour menunduk hormat melihat kedatangan orang yg berpengaruh di kerajaan scorpion ini.

Siapa lagi kalau bukan sang Raja Rein, yg akhir akhir ini sering berkeliaran, kalau di tegur dia pasti bilang 'tenang pekerjaan istana akan ada anakku yg mengerjakan'

Dan saat ini wajah Rein sedang tidak bersahabat, mana mungkin dia membiarkan Zoana berlama-lama dengan orang lain padahal dirinya saja yg seorang Raja sering di usir oleh keluarga Seymour.

Zoana menoleh dan menatap Rein dengan tatapan tidak suka "kenapa paman Raja yg nolak huh, ayah sama kakak juga gk molah iyakan ayah" Zoana kini melirik sang ayah dengan menatap Ayah nya.

Thorne menghela nafasnya dia memalingkan wajahnya tidak ingin bersitatap langsung dengan anak bungsu nya ini.

"Kata paman tidak ya tidak! Ingat Zoa ini masihlah kekuasaan paman! " Ucap Rein tegas membuat Zoana mendengus kesal.

"Baiklah dua hari tidak lebih! Paman Duke ayo ikut aku" Zoana segera pergi denganenarik tangan Kallias.

Sang empu yg di tarik hanya bisa pasrah, Alanka yg melihat ayah nya di bawa pergi seketika berdiri namun di tahan oleh Lian.

"Tetaplah disini pangeran, ada yg perlu saya tanyakan kepada Anda" ucap Lian.

Alanka melirik ke arah Thorne, Kai, Zayn dan Rein dia mendengus kesal karena harus terjebak disini.

"Kak Luna, kakak beristirahat lah di kamar dan untuk kalian semua tinggalkan kami disini termasuk kamu Haru" Mendengar itu mereka mengangguk dan menunduk hormat lalu segera pergi dari sanah.

Meninggalkan Thorne, Zayn, Kai, Lian, Rein dan Alanka. Merasa ruangan itu sudah tidak ada siapa siapa lagi raut wajah Alanka yg awalnya polos berubah menjadi datar membuat Lian terkekeh kecil.

"Heh, wajah polosmu ternyata hanya sebuah topeng? Lucu sekali" Ejek Zayn dengan senyum miringnya.

Alanka tidak Menggubris ucapan Zayn dia tetap santai dengan kaki kanan nya yg dia tempu di atas kaki kiri, seperti pemilik rumah saja.

"Anak muda, apa maksud dari kertas ini" Rein mengeluarkan sebuah kertas dengan tinta berwarna merah itu.

Kertas yg kemarin malam baru saja sampai, dan pagi ini dia datang ke kediaman Seymour hanya ingin membicarakan tentang kertas itu, tapi tidak disangka salah satu anggota pengirim kertas itu berada disini, di hadapan mereka.

Terdengar helaan nafas kasar dari mulut Alanka "baiklah aku akan memberitahu tentang pengiriman kertas itu, tapi selebihnya kakak pertamamu ingin bertemu dengan anda yang mulia Rein" Ucap Alanka berusaha santai.

Jujur saja Alanka tidak suka di libatkan dengan masalah politik seperti ini, tapi dia ingin segera pergi mengejar sang ayah.

Alanka tau tidak akan mudah lepas dari beberapa orang dihadapan nya kini, yg sama sama memiliki gelar terkuat.

"Kami ingin meminta bantuan kerajaan scorpion, harusnya anda sudah tau itu tuan Lian" Ucapan Alanka mrmbuat mereka terdiam, dengan serempak mereka melirik ke arah Lian.

"Bantuan? Untuk apa? Apa kerajaan Altheiys akan hancur? Kalau soal bantuan ini, maaf saya tidak bisa membantu harusnya anda tau pangeran hubungan kerajaan kita tidak sebaik yg anda pikirkan" Ucap Rein.

Alanka terkekeh mendengar itu dia tersenyum miring yg membuat mereka semua terdiam "saya tau Yang mulia, karena itu saya ingin meminta bantuan kalian untuk menghancurkan Raja ke 11 Altheiys, mungkin setelah itu kita bisa menjalin hubungan dengan baik"

Zayn tersenyum puas dia berdiri dan berjalan mendekati remaja di hadapannya "wow, perang perebutan tahta? Sepertinya menarik, bagaimana ayah? " Zayn menatap sang ayah meminta persetujuannya.

Entah kenapa ada rasa ingin membantu di hati Zayn, entah rasa apa sebenarnya mungkin hanya karena sudah lama tidak melihat peperangan.

"Baiklah, panggil pangeran ke dua kemari kita akan membicarakan ini lebih lanjut" Dingin Thorne.

Pria duda itu segera beranjak pergi meninggalkan ruangan itu, Rein mendengar keputusan sepihak Thorne menatap punggung pria itu dengan tatapan tidak suka.

"Hey! Sebenarnya siapa Raja nya sih! Kok jadi kamu yg memberi keputusan nya mana sepihak lagi" Cerutu Rein laki laki itu berdiri dan menatap tajam punggung Thorne.

Thorne menghentikan langkah nya, dia membalikkan badanya membuat mata Thorne dan Rein bertemu saat itu juga.

"Cerewet" Hanya itu yg dikatan Thorne sebelum melanjutkan langkah nya keluar.

Mendengar ucapan singkat Thorne membuat Rein mendengus kesal sedangkan Zayn dan Lian sudah tertawa.

"Ayah memang benar, kau sangat cerewet paman. Bagaimana keadaan Mael menghadapi paman selama ini apalagi kak Trey sudah tidak ada lagi di istana" Tawa Zayn yg terkesan mengejek.

Rein memukul kepala Zayn membuat sang empu langsung terdiam "kau juga sama, dasar kalian ini berani sama yg lebih tua, dan kalian harus ingat aku adalah seorang raja disini"

Lian memutar bola matanya malas "huh, bentar lagi juga turun jabatan" Malas Lian.

Kai yg melihat perdebatan itu hanya bisa geleng kepala, dia melirik ke arah Alanka yg masih santai, sampai raut wajah anak itu berubah.

"Sial aku lupa! Ayah! " Pekik nya yg mengalihkan atensi mereka.

Alanka segera pergi dari ruangan itu diikuti oleh Kai, sisa nya hanya menatap mereka dengan tatapan bisa di bilang bodoh.

.
.
.

Kallias menatap tajam Zoana yg kini duduk bak seorang raja di hadapan Kallias.

Sedari Kallias di tarik ke kamar Zoana hanya ada keheningan di sanah, Zoana juga sudah mengunci kamar nya karena ada hal penting yg perlu Zoana bicarakan dengan Kallias.

Sedari tadi Zoana terus menelisik Kallias dari atas sampai bawah membuat Kallias risih "tuan kecil, tolong jangan menatap saya seperti itu" Ucap Kallias kesal.

Zoana terkekeh dia berdiri sambil berkacak pinggang "lu bukan dari sini kan? "

.
.
.
.
.





𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘨 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘤𝘢 𝘷𝘰𝘵𝘦 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘮𝘦𝘯𝘵

aku seorang duke? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang