28. kerajaan tetangga

545 77 2
                                    

Di ruang pertemuan kerajaan Draquel, terlihat Aruna dengan perut buncitnya duduk di kursi permaisuri kursi bersanding dengan kursi kaisar.

"Yang mulia Ratu pasukan pencari sudah siap" Lapor seorang komandan yg sangat di percayai oleh Trey.

Aruna menatap mereka dengan tatapan dingin "segera gerakan, dan akan di pimpin oleh selir Luna" Ucap Aruna dingin.

Luna mengangguk dan segera pergi dari ruangan itu di ikuti oleh sang komandan meninggalkan Aruna dan Bella.

"Kak beristirahat lah, kita semua tidak ingin bayi di dalam kandungan kakak kenapa napa" Tegur Bella lembut.

Aruna tersenyum ke arah Bella "tentu saja, akan ku pastikan bayi ini akan sehat dan menjadi pemimpin selanjutnya" Ucap Aruna penuh tekad.

.
.
.

"Mael kau tau kan tugasmu? " Tanya Rein yg saat ini mereka sedang berada di kamar Mael yg sedang bersiap siap akan pergi.

"Ayah, aku hanya akan mencari nya di sebelah utara. Ayah taukan satu minggu ini adalah jadwal ku kesana" Balas Mael

Rein menghela nafasnya "tapi kau kan tau, Kallias itu siapa? "

"Aku tau ayah, aku tidak bisa membatalkan perjalanan ini karena bayiku akan ikut perjalanan kali ini, kau tau bukan ayah bayiku demam selama 3 hari karena keluarga nya melarang nya untuk keluar dan ikut pergi denganku? "

Rein terdiam, dia baru ingat tentang Zoana yg demam 3 hari karena ingin ke daerah kekuasaan Bangsawan Gracelynn entah kenapa Zoana sangat dekat dengan mereka mungkin karena hubungan Zoana dengan gadis yg pernah dekat dengannya.

"Baiklah, kau pergi kesana sambil mencari tuan Kallias. Aku akan mengirimkan pasukan lain untuk mencari ke wilayah berbeda" Pasrah Rein.

Rein pergi meninggalkan anak nya bersamaan dengan suara Zoana yg memanggil Mael dengan berlari.

"KAK MAEL!!! " Teriak Zoana yg langsung dapat tatapan mengerikan dari Mael dan Rein.

"Zoa/adek jangan berlari dan berteriak" Tegur Rein dan Mael secara bersamaan sedangkan yg di tegur terdiam dan tersenyum tanpa dosa.

.
.
.

Sedangkan disisi Kallias sendiri kini tengah kesal dengan Dexter yg selalu menempelilnya.

Kallias menatap tajam Dexter yg di balas tatapan santai oleh Dexter sendiri "kenapa sih dari tadi ngikutin mulu, kayak gk ada kerjaan aja" Kesal Kallias.

"Saya memang tidak memiliki pekerjaan, semua pekerjaan karena saya hanyalah tamu di Desa ini" Jawab Dexter santai.

Saat ini mereka sedang duduk di bawah rindangnya pohon dekat sungai, terlihat anak anak kecil sedang bermain air.

"Oh iya, kamu kan buronan yg kabur dari istana" Ucap Kallias dengan nada menyindir membuat Dexter seketika berwajah kusam.

Tak lama Fay datang menghampiri mereka "salam tuan Dexter dan tuan Kallias"

"Iyaa ada apa? " Tanya Kallias sinis karena waktu santai nya terus terganggu, kan Kallias mau nyantai sebelum kembali ke istana dan tidak bebas karena Nolan masih berada di istana.

Fay tersenyum ke arah Kallias sebelum menatap Dexter, Dexter yg di tatap menaikan alisnya "tuan Dexter, putra mahkota kerajaan Scorpion sedang perjalanan kemari tuan, dia membawa 35 pengawal" Ucap Fay yg kini menatap Dexter serius.

"Tidak biasanya dia membawa banyak pengawalan" Heran Dexter.

Dia cukup tau tentang putra mahkota scorpion itu yg akan berkeliling ke desa desa untuk mengecek langsung keadaan disana, tapi biasanya putra mahkota kerajaan scorpion itu hanya akan membawa 2 sampai 5 pengawal saja.

"Mohon maaf tuan, kalau itu saya kurang tahu" Ucap Fay menyesal karena tidak mempunyai informasi tentang itu sama sekali.

"Tapi, yg saya tau perjalanan mereka kali ini bukan untuk mengecek Desa ini. Tapi untuk mencari tuan besar kerajaan Altheiys yg hilang di culik"

Dexter seketika menatap ke arah Kallias yg kini sudah bermain bersama anak anak kecil di air sungai.

"Tuan besar? Tapi seperti anak kecil" Gumam Dexter terkekeh kecil melihat tingkah Kallias.

"Tuan, sepertinya semenjak adanya tuan Kallias anda jadi lebih sering tersenyum" Celetuk Fay.

"Aku hanya berhutang nyawa saja dengannya"

Fay menatap heran Dexter, mengerti akan tatapan Fay Dexter tersenyum miring dan kembali menatap ke arah Kallias yg kini sudah basah kuyup.

"Iya, kalau tidak karena nya mungkin aku sudah di hukum mati oleh anak itu"

Ah Fay tau sekarang, Fay mengangguk dan menatap pada objek yg sedang di tatap oleh Dexter.

"Berapa lama perjalanan mereka kesini? "

"Mungkin sekitar 3 hari kalau mereka tidak beristirahat-"

Aaaaakkkk

Ucapan Fay terpotong oleh teriakan menawan milik Kallias "Dexter ada ular" Pria itu segera berlari ke arah Dexter dan memeluk tubuh tegap Dexter.

Sedangkan anak anak yg bermain dengan Kallias sudah berlari menjauh juga, berbeda dengan Dexter yg terkejut karena Kallias yg tiba tiba memeluk nya.

"Dexter huaaa, ada ular disana" Adu Kallias seperti anak kecil dan menunjuk ke arah semak semak di sebrang aliran sungai itu.

"Fay cek kesana" Titah Dexter yg langsung di angguki oleh Fay. Fay pun segera pergi mengecek semak semak yg di tunjuk oleh Kallias.

Sedangkan Kallias setia memeluk Dexter "udh belum? " Tanya Kallias.

"Tenang lah, Fay sedang mengecek nya. Sudah kubilang untuk berhati-hati dan lihat kan sekarang"

Mendengar dirinya di ceramahi oleh Dexter, Kallias melepaskan pelukan itu dan menatap tajam Dexter.

"Dih, kapan tuan bilang? Engga ada tuh" Ketus Kallias yg membuat Dexter terkekeh.

"Hey, kau marah marah padaku padahal niatku baik untuk membantumu"

"Tidak! Kau hanya diam yg mencari ular itu Fay bawahan mu bukan dirimu" Ucap Kallias yg masih menatap sinis ke arah Dexter.

Dexter sendiri kini malah tertawa "tapi lihat lah, karena dirimu yg tiba tiba memeluk ku baju ku ikut basah"

Kallias melihat pada baju yg di pakai Dexter dan benar saja baju milik Dexter menjadi basah, wajah sinis Kallias berubah menjadi sendu, dia memegang baju itu.

"Maaf, aku takut jadi tanpa sadar memeluk mu" Sesal Kallias.

Dexter yg melihat wajah sedih di hadapan nya langsung memegang ke dua pipi Kallias "tidak kau tidak salah, lebih baik kita pulang sekarang, malam akan segera tiba kalau lama lama disini kau bisa masuk angin"

Tidak ingin membantah, Kallias hanya mengangguk lagian dia sudah kedinginan saat ini, saat mereka beranjak dari duduknya Fay berjalan mendekati mereka.

"Bagaimana? " Tanya Dexter pada Fay.

"Sepertinya ular nya sudah pergi tuan, saat saya cek sudah tidak ada apa apa disana"

Dexter mengangguk dia kembali melirik ke arah Kallias yg sepertinya mulai kedinginan.

Dexter mengulurkan tangannya pada Fay "berikan jubah mu" Dingin Dexter, dengan patuh Fay membuka jubahnya dan memberikan jubah itu pada Dexter.

Dexter segera menyelimuti tubuh Kallias dengan jubah milik Fay yg terlihat kebesaran saat Kallias yg memakainya.

"Dingin, Jay... Haru.... Nolan... Hiks... Dingin" Ucap Kallias yg seperti mulai mengigau.

Dexter membawa tubuh Kallias kedalam gendongan bridalnya "tuan, kita harus segera pergi dari sini" Celetuk Fay.

"Tidak, tunggu sampai Kallias sembuh baru kita pergi. Seperti ny beberapa hari ini dia akan sakit" Setelah mengucapkan itu Dexter pergi dengan Kallias yg berada di gendongan bridal nya.

"Huh, semenjak tuan mengenal tuan Kallias sifat kejam nya seketika berubah" Gumam Fay.

.
.
.
.





Tbc

aku seorang duke? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang