25. Terluka

690 69 1
                                    

"SIALAN, CEPAT! DIMANA TABIB NYA! " teriak Jay yg senantiasa memegang tangan Kallias yg mulai mendingin.

"Tuan, tuan bertahanlah"

.
.

Tak lama setelah Jay berteriak, seorang tabib datang dengan tergesa-gesa Jay langsung menyingkir membiarkan tabib itu untuk melakukan perawatan pada tuannya.

"Tuan, anda juga butuh perawatan. Mari saya obati luka luka anda" Ucap si asisten tabib pada Jay.

Jay hanya menatap datar asisten tabib tersebut "kalian fokus saja mengobati tuanku" Dingin Jay.

Si asisten mengangguk dan membantu sang tabib mengobati Kallias, darah di perut Kallias terus keluar membuat Jay panik dan takut.

Kejadian nya sangat cepat, saat mereka sedang asik memakan kue ikan yg sempat di beli mereka, mereka langsung duduk di sebuah kursi yg langsung memperlihatkan pemandangan air laut.

Tak lama dua pengawal yg di kirim Harvey datang dan kallias hanya acuh dia masih asik memakan makanannya.

Sampai....

Dua pengawal yg berdiri di belakang mereka terjatuh dengan kepala yg terpisah dari tubuhnya, darah ke dua pengawal itu mengenai wajah dan pakaian Jay.

Sama hal nya dengan Kallias yg langsung terpaku di tempat dengan darah yg sudah mengenai bajunya.

Jay masih belum fokus dia kira Kallias hanya terkejut saja, dia mencari ke sekeliling siapa pelakunya sampai atensi nya kembali mengarah pada Kallias yg tergeletak jatuh dengan sebuah anak panah yg menancap di perutnya.

"Tuan kumohon hiks bertahanlah" Tangis Jay yg membuat pelayan dan pengawal yg berada di sanah terkejut melihat Jay yg menangis.

Beberapa menit berlalu, darah yg keluar dari perut Kallias sudah di bersihkan sang tabib menghampiri Jay "tuan, tuan besar butuh istirahat dan jangan buat tuan Kallias bergerak terlalu banyak saya takut lukanya kembali terbuka, kalau begitu saya pamit terlebih dahulu tuan"

Sang tabib dan asisten nya pergi, Jay menghampiri Kallias yg tertidur di kasurnya, tangannya terangkat untuk mengelus surai Kallias.

"Aku sampai lupa belum memberitahu yang mulia dan Pangeran Alanka" Gumam Jay.

Jay berdiri dia menatap pelayan dan pengawal yg berdiri di dekat pintu "jaga Tuan Kallias, kalau dia bangun segera cari aku" Titah Jay yg angguki mereka, mau bagaimana pun pangkat Jay lebih tinggi dari mereka.

Jay keluar dari kamar nya dengan baju nya yg masih melekat darah, dan tentu nya darah di wajahnya pun sudah mengering.

Saat ini Jay sudah berada di depan pintu ruang kumpul keluarga, saat akan mengetuk pintu itu untuk meminta ijin terdengar suara tawa Alanka dengan seorang perempuan yg membuat Jay mengurung kan niatnya.

"Ada siapa saja di dalam? " Tanya Jay pada pengawal yg menjaga ruangan itu.

"Di dalam ada yang mulia Harvey, pangeran ke dua dan Lady Elina tuan" Jawab si pengawal yg membuat Jay terdiam.

"Tidak seperti biasanya, biasanya pangeran Alanka akan sangat panik tuan pergi begitu lama" Gumam Jay.

Jay mengurungkan niat nya untuk masuk dia memilih pergi ke belakang istana dimana tempat dia beristirahat.

"Tunggu" Sebuah suara menghentikan langkah Jay, Jay menoleh dan mendapati Nolan berdiri dengan wajah terkejut nya.

"Ada apa? Kenapa wajamu dan baju mu terdapat darah kering" Tanya Nolan penuh selidik.

Nolan baru sampai tadi, dia ingin menemui sang ayah sebelum melaporkan tugasnya kepada sang kakak, tapi dia cukup terkejut melihat Jay pengawal pribadi ayah nya nampak tidak baik baik saja.

"Selamat datang pangeran pertama"

"Saya bertanya padamu Jay, apa yg terjadi" Dingin Nolan dengan penuh penekanan.

"Mohon ampun pangeran, hamba lalai untuk menjaga tuan besar. Saat kami berkeliling di luar istana tuan ada yg menyerang kami dan sebuah anak panah mengenai tuan besar" Ucap Jay penuh penyesalan.

Nolan terkejut mendengar itu "apa tidak ada yg mengawal kalian? " Tanya Nolan terdengar sangat marah.

"Awal nya kami hanya berdua, tapi tak lama yang mulia mengirimkan dua pengawal untuk kita, tapi mereka berhasil di kalahkan pangeran" Jelas Jay.

Nolan menggeram marah "lalu dimana alanka? Tidak biasanya dia membiarkan ayah pergi sendiri"

"Pangeran ke dua sedang bersama yang mulia dan Lady Elina"

Nolan terdiam, Nolan mengangguk dan kembali menatap Jay datar "pergilah, bersihkan dirimu lalu kembali ke kamar ayah" Setelah mengatakan itu Nolan segera berlari ke kamar ayahnya.

Membuat tangan kanan Nolan terkejut "pangeran" Panggil si tangan kanan yg tidak di gubris sama sekali oleh Nolan.

.
.
.

Nolan membuka pelan pintu kamar ayah nya dan benar saja ayah nya sedang tertidur, disana terdapat satu pengawal dan satu pelayan, sedangkan di luar ada dua pengawal yg menjaga pintu kamar kallias.

Nolan duduk di pinggiran kasur sang ayah dan mengelus lembut surai ayah nya "ayah maaf, ayah jadi terluka karena datang kesini. Harusnya ayah tetap disana agar ayah aman, ayah pasti orang orang yg ingin menghancurkan kerajaan ini akan mengincar ayah, apalagi Sekutu Dexter pasti mereka mengincar ayah"

Tanpa sadar air mata turun begitu saja di pelupuk mata Nolan "pergilah, dan jangan mengatakan apapun kepada yang mulia dan pangeran ke dua tentang kondisi ayah"

Mereka mengangguk dan segera pergi dari kamar kallias meninggalkan sepasang anak dan ayah itu.

Nolan masih memandang wajah ayah nya yg tertidur, dia memegang bekas anak panah di perut ayah nya.

"Huh, sebenarnya musuh kerajaan yg mana yg melukai ayah? Dan kenapa keadaan menjadi seperti ini? Musuh mulai menyerang lalu Dexter raja terdahulu berhasil kabur" Gumam Nolan yg pusing dengan kejadian beberapa hari ini.

Sepertinya ke dua saudara nya tidak menyadari tentang Dexter yg berhasil kabur, kenapa Nolan tau karena saat di perjalanan pulang seorang prajurit bayangan miliknya yg bernama Mouri datang menghampiri nya.

"Ada apa? " Tanya Nolan yg heran Mouri datang untuk menjemput nya ke istana.

"Maafkan atas kelancangan saya pangeran, tapi yang mulia Dexter berhasil kabur" Ucap Mouri yg menunduk hormat ke arah nolan.

Terdengar helaan nafas yg keluar dari mulut Nolan, "kenapa melaporkan padaku? Aku tau itu tugasku, tapi kakak dan Alanka masih berada disana kan? Kenapa tidak memberitahu mereka saja" Kesal Nolan, pasalnya dia ingin berleha leha untuk perjalanan pulang nya ini, dia ingin ke desa terdekat untuk membeli sesuatu untuk kallias.

"Mohon maaf pangeran, sedari kemarin kami tidak bisa berbicara dengan yang mulia dan pangeran ke dua, bukan hanya itu beberapa bangsawan marah karena yang mulia belum menyelesaikan tugasnya" Jelas Mouri yg membuat Nolan terdiam.

"Kenapa? Tidak biasanya kakak seperti itu"

"Saya juga kurang tau tuan, dan saya dengar tuan besar ingin keluar untuk berkeliling di kota pusat pangeran"

Nolan menghela nafasnya, "baiklah kita percepat perjalanan pulang kali ini"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

TBC

𝘚𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘺𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘺𝘨 𝘛𝘳𝘦𝘺 𝘥𝘢𝘯 𝘓𝘪𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵 𝘶𝘱 𝘯𝘺𝘢

aku seorang duke? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang