Kallias memandang datar Wanita yg menjadi kekasih anak pertama nya itu kini sedang duduk bersama ke dua anak nya.
Harvey, Alanka dan Elina sedang mengobrol di taman belakang istana utama Altheyis, sedangkan Kallias kini berdiri jauh dengan mereka.
"Huh, katanya hari ini mau jalan jalan melihat lihat kerajaan Altheyis" Gumam Kallias kesal.
Kallias memilih pergi dia akan pergi berkeliling bersama Jay yg memang ikut dengan nya ke kerajaan Altheyis berbeda dengan haru yg memilih tetap berada di kerajaan Draquel.
Melihat Jay yg sedang berlatih di tempat pelatihan, Kallias berlari ke arah Jay "Jay" Panggil Kallias.
Jay menoleh, dia segera menunduk hormat ke arah Kallias yg berlari ke arah nya. "Salam hormat tuanku, semoga cahaya selalu menerangi anda" Ucap Jay dengan hormat.
Kallias sedikit mengatur nafasnya saat sudah berada di dekat Jay "Jay aku ingin berkeliling" Seru Kallias yg membuat Jay heran.
"Baiklah tuan, saya akan segera bersiap siap" Kallias mengangguk dengan semangat, dia sudah memikirkan akan membeli apa saja nanti saat berkeliling.
"Jay, aku dengar malam ini akan ada pesta di pusat kota? Aku ingin kesana"
"Tuan, kalau soal itu lebih baik anda meminta ijin kepada yang mulia" Jay takut anak anak Kallias akan mencarinya dan bisa saja marah lalu menghancurkan barang barang di dekat mereka.
"Tidak akan! Sudahlah ayo pergi, aku sudah tidak sabar untuk berkeliling"
Kallias memakai jubah hitamnya sama hal nya dengan Jay, tidak lupa Kallias juga membuka beberapa benda yg bisa membuatnya ketahuan keluarga kerajaan.
Entah kenapa kallias keluar dengan mengendap endap yg membuat Jay heran, padahal mereka bisa saja keluar langsung tanpa mengendap endap.
Mereka menaiki satu kuda dengan Jay yg membawanya, Jay hanya takut Kallias akan terluka kalau mereka membawa kuda masing-masing, dan tidak mungkin juga mereka membawa kereta kuda.
Kallias tersenyum cerah saat kuda itu berpacu sedang, ini pertama kali nya untuk kallias menaiki kuda nya langsung.
"Jay apakah nanti aku boleh belajar menaiki kuda? " Tanya Kallias yg mendongak untuk menatap Jay.
"Kalau soal itu, lebih baik anda meminta ijin pada yang mulia"
Mendengar jawaban Jay membuat Kallias mendengus dia kesal, sadari tadi yg Jay ucapkan selalu itu mintalah ijin terlebih dahulu pada yang mulia, kan kallias jadi kesal, sebenarnya siapa yg menjadi ayah disini?
Melihat raut wajah tuannya yg berubah membuat Jay terkekeh, lelaki itu kembali fokus untuk memacu kudanya.
.
.
."Paman saya titip kudanya yah" Ucap Kallias dengan riang pada seorang pria paruh baya yg sedang memberi makan kuda kudanya.
"Tentu tuan" Jawabnya, mendapatkan jawaban yg membuat Kallias puas. Kallias menarik tangan Jay mereka berjalan segera karena Kallias yg sudah tidak sabar.
Kallias terdiam saat melihat pusat kerajaan Altheyis yg begitu ramai, terlihat banyak orang yg tertawa dan bermain "Jay aku ingin membeli cumi bakar" Antusias Kallias yg menarik narik tangan Jay, seperti anak kecil yg meminta sesuatu pada orang tuanya.
"Baik tuan, ayo kita pergi" Jay memegang tangan kanan Kallias yg akan berlari ke arah penjual cumi bakar, melihat tangan nya di pegang erat membuat Kallias kesal.
"Lepas aku bisa jalan sendiri" Kesal Kallias menatap garang ke arah Jay.
"Tuan jangan sembarang berlari, kalau kita terpisah bagaimana? Kalau anda hilang bagaimana? Pasti kepalaku akan di penggal oleh yang mulia dan para pangeran" Ucap Jay dengan khawatir.
Kallias terdiam, jangan sampai itu terjadi. Dengan patuh seperti anak kecil, Jay menghela nafasnya dia menarik lembut tangan Kallias menuju penjual cumi bakar.
"Paman saya ingin dua cumi bakarnya ya, yg pedas" Seru Kallias.
"Baik tuan akan segera saya siapkan"
Kallias dan Jay menunggu sambil duduk di sebuah kursi di dekat penjual cumi, tak lama si penjual memberikan cumi itu pada Kallias dan Jay.
"Berapa harganya paman? "
"2 koin tembaga tuan"
Jay mengeluarkan dua koin tembaga dan memberikannya kepada si penjual.
"Setelah ini kita akan kemana tuan? " Tanya Jay yg kini menatap Kallias yg sedang sibuk memakan cumi bakarnya.
"Aku ingin melihat air laut" Ucap Kallias yg kini menatap Jay membuat mata mereka saling bertemu.
Jay mengangguk dia menarik lembut tangan Kallias, mereka berjalan tanpa berdesak desakan.
Membuat Kallias heran karena banyak yg tidak berani mendekati nya, atau mereka mengetahui identitasnya?
"Jay, aku ingin membeli kue ikan" Celetuk Kallias yg kini sudah berdiam diri membuat langkah Jay terhenti.
Jay melirik ke arah apa yg di liat oleh Kallias "kata Zoana kue ikan itu enak, jadi aku mau mencobanya" Ucap Kallias yg sekarang menatap Jay yg lebih tinggi darinya.
Jay mengangguk dia sempat mencubit pipi Kallias membuat si empu nya pipi terdiam tapi tak lama langsung menatap tajam Jay.
"Jay aku bukan anak kecil, aku sudah memiliki anak" Kesal Kallias yg membuat Jay tertawa.
.
.
.Brak
"Bagaimana bisa ayah keluar dari pengawasan kalian! " Murka Harvey saat mengetahui sang ayah tidak berada di istana.
"Maaf, yang mulia tuan besar Kallias beliu pergi untuk berkeliling bersama Jay, pengawal pribadi miliknya"
"Aku lupa! " Seru Alanka yg mengalihkan atensi Harvey yg kini menatap adik bungsunya heran.
"Ayah memintaku untuk menemani nya berkeliling, karena kak Eli terluka aku jadi melupakan janjiku pada ayah" Ucap Alanka terdengar nada kekesalan yg keluar dari mulut Alanka.
Harvey menghela nafasnya kasar dia kembali melirik ke arah dua prajurit dan satu pelayan yg masih menunduk hormat dengan penuh ketakutan.
"Kirim dua pengawal untuk ayah, saya tidak ingin sampai ayah terluka" Dingin Harvey yg langsung beranjak pergi dari sanah.
"Kau akan kemana kak? " Tanya Alanka.
"Menemui Elina"
Alanka mengangguk, dia ikut pergi keluar dari ruangan itu menuju kamarnya untuk beristirahat, mendengar ayah nya bersama Jay dia jadi sedikit tenang.
Malam sudah tiba, terdengar suara tawa Alanka yg sedang bercerita bersama Elina di ruang kumpul keluarga, disana juga ada Harvey yg tersenyum melihat kedekatan adik bungsunya dan kekasihnya itu.
"Kalau ada Nolan pasti akan sangat seru" Ucap Elina yg di angguki oleh Alanka.
"Kak Nolan beberapa hari lagi akan pulang, aku dengar kak Nolan sedang dalam perjalanan pulang saat ini"
Kalau di ruangan itu terasa hangat dengan cengkrama mereka, berbeda lagi di kamar Kallias saat ini, terlihat jubah yg di pakai Jay sudah berlumuran darah.
Wajah Jay tidak bisa di kondisikan saat ini ke khawatiran mendominasi dirinya, melihat dua pengawal yg di kirim Harvey untuk Kallias mati dengan kepala terpenggal.
Bukan hanya itu tapi.....
"SIALAN, CEPAT! DIMANA TABIB NYA! " teriak Jay yg senantiasa memegang tangan Kallias yg mulai mendingin.
"Tuan, tuan bertahanlah"
.
.
.TBC
𝘏𝘦𝘺𝘺𝘰 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢, 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘭𝘪𝘢𝘴, 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘨 𝘶𝘥𝘩 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘡𝘶𝘴𝘢 𝘺𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢.
𝘔𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘨 𝘶𝘥𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘝𝘰𝘵𝘸 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘮𝘦𝘯 𝘱𝘢𝘱𝘢𝘺
KAMU SEDANG MEMBACA
aku seorang duke?
Teen FictionLois yg ber transmigrasi ke tubuh seorang Duke yg terpisah dengan keluarga nya beberapa tahun yg lalu. Duke yg sudah memiliki seorang istri dan tiga anak yg entah sekarang mereka dimana, menjadi Duke di Kerajaan Draquel. "Kaisar gila" "Ini Kerajaa...