23. kekasih Harvey

865 83 3
                                    











Sudah satu minggu Kallias beserta tiga anak nya berada di kerajaan Draquel, Harvey tidak bisa berlama lama karena ada pekerjaan yg harus dia kerjakan.

Dan selama satu minggu juga mereka di buat pusing dengan tingkah Zoana dan Kallias, dia melupakan umur tubuhnya saat ini.

Dan setelah sampai di Kerajaan Altheiys pun Kallias langsung tertidur membuat Alanka dan Nolan gemas berbeda dengan Harvey yg langsung mengerjakan tugasnya.

"Ayah, teruslah bermanja pada kami" Gumam Alanka yg mengelus lembut pipi Kallias yg sedang tertidur.

"Beberapa hari ini aku akan pergi" Celetuk Nolan yg masih memandang sang ayah dengan penuh obsesi.

"Ada masalah yg perlu aku selesaikan, jagalah ayah" Setelah mengatakan itu Nolan pergi dari kamar Kallias tidak lupa dia sempat mencium kening Kallias.

.
.

Kallias terbangun, di bangunkan oleh Alanka "ayah, ayo bangun sudah malam waktunya makan malam"

Kallias menatap anak nya dengan mata sayu khas bangun tidurnya membuat Alanka gemas.

Cup

Alanka mencium pipi Kallias, anak itu membawa sang ayah kedalam gendongan koalanya.

"Ayah mandi dulu, kakak pertama sudah menunggu kita di meja makan" Ucap Alanka, Kallias hanya mengangguk lemah.

Jujur saja dia masih mengantuk, karena sebelum pulang dia sempat bermain bersama Zoana ke rumahnya dulu, lalu besok nya perjalanan pulang.

"Alan biar ayah mandi sendiri saja" Ucap Kallias pelan, Alanka tersenyum kecil dan mengangguk.

Cup

"Baiklah, Alan tunggu di kamar ya" Alanka segera pergi ke kamar ayahnya, menunggu ayah nya selesai mandi.

Beberapa menit berlalu, ayah nya sudah siap dengan pakaian berwarna biru, terlihat cocok dengan wajah Kallias yg memang seperti anak kecil, walau sudah berumur.

Alanka mengembangkan senyum nya saat ayah nya berjalan mendekatinya "ayo" Ucap Kallias dengan semangat.

Sepertinya kesadaran nya sudah sepenuhnya kembali, pikir Alanka.

Saat akan melangkah kan kakinya, tubuh Kallias melayang dan sekarang berada di gendongan Alanka.

"Alan, ayah bisa berjalan sendiri" Cicit Kallias tapi Alanka tidak menggubris ucapan ayah nya itu.

"Ayah diamlah, Alan takut ayah terjatuh" Tegur Alanka saat sang ayah terus berontak dari gendongannya

Plak

Mendapat tamparan di bokongnya membuat Kallias langsung terdiam, tanpa sadar matanya sudah berkaca kaca, Kallias segera menenggelamkan wajahnya di ceruk leher anak bungsu nya itu.

Alanka terkekeh melihat ayah nya yg hampir menangis "mau Nolan" Lirih Kallias.

"Tidak ada kak Nolan, kak Nolan langsung pergi melakukan perjalanan" Ucap Alanka yg membuat Kallias langsung mendongak.

Wajah nya sudah memerah dengan air mata yg sudah berjatuhan "ayah, apa ayah tidak malu? Sedari tadi orang orang melihat ayah menangis loh"

Ucapan Alanka membuat tubuh Kallias menegang, dia melirik ke sekitar dan benar saja para prajurit dan pelayan yg memang sedang bekerja di area sanah sedang menahan semburat merah di pipinya.

Melihat itu membuat Kallias semakin mengeratkan pelukannya "Alan percepat langkahmu, ayo pergi" Cicit Kallias.

Alanka tentu saja senang saat ayah nya menyembunyikan wajahnya, karena kalau boleh jujur Alanka merasa cemburu saat sang ayah memperlihatkan wajah menangis itu pada orang lain.

aku seorang duke? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang