Chapter 12

192 15 0
                                        

Semua mata tertuju pada Keynan yang berlari meninggalkan seorang pria yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya.

Tangisan itu pecah ketika tubuh Keynan mendekap erat Ary yang kala itu hanya bisa diam mematung menyikapi situasi yang terjadi.

Yang bisa Ary lakukan hanya mengusap kepala dan juga punggung Keynan yang saat itu menangis memeluknya.

Keluarga mereka dan keluarga dari suaminya, dan juga orang orang ditempat itu hanya bisa menyaksikan kejadian itu.

Pelukan Keynan melonggar lalu tangisannya mereda ketika ia merasakan ada sentuhan tangan orang lain selain Ary menyentuh bahu nya. Benar itu adalah suami Keynan, ia menghampiri Keynan dengan maksud meraihnya.

Laki laki itu datang menghampiri Keynan dan hendak mengambil alih peran Ary saat itu. Ary melepaskan pelukan Keynan dan menyerahkan Keynan pada suaminya.

"Aku sahabatnya, aku harap kamu bisa mencintai merawat dan menjaga Keynan dengan sebaik baiknya. Buat dia bahagia dan jangan pernah sedikitpun kamu menyakitinya. Ucap Ary sambil menyerahkan Keynan pada suaminya disertai senyuman datarnya.

"Kamu sahabat yang sangat baik dan pengertian, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk istriku.

Sesak sekali rasanya berada di posisi Ary, harus merelakan orang yang dicintai untuk dimiliki orang lain. Pikirannya kacau, namun ia tetap berusaha kuat dan tenang.

Sepertinya jika diberi pilihan, Keynan lebih memilih untuk mati daripada harus melanjutkan hidupnya dalam kondisi seperti ini.

Tidak ada yang bisa memahami perasaan mereka yang dihadapkan pada takdir yang sedang mereka jalani.

Adik perempuan Ary terlihat datang menghampirinya ketika ia sedang duduk termenung dengan tatapan mata kosong di tengah acara pesta pernikahan Keynan.

"pulang kaa, aku tidak tega melihat kamu sesakit ini.

"aku ikhlas dengan apa yang terjadi, aku hanya sedang menikmati rasa sakit ini dengan melihat wajah Keynan yang penuh kesedihan diatas pelaminan.

Ary mungkin merasakan sakit yang luar biasa saat ini, tapi tidak dapat terbayangkan berada diposisi Keynan, karena mulai saat ini dia akan menjalani kehidupan bersama laki laki yang sedikitpun tidak ia cintai.

Menjalani hari demi harinya dengan menyandang status sebagai seorang istri.

Setelah Keynan resmi berstatus sebagai seorang istri, terlihat dia begitupun Ary menjalani kehidupan masing masing. Ary dengan kehidupan dan profesi nya, juga Keynan yang sekarang sudah berhenti bekerja dan hanya mengurus rumah.

Keynan sudah dibawa suaminya untuk tidak lagi tinggal dirumah ibunya, dia sekarang menempati sebuah rumah sederhana dipinggiran kota bersama suaminya.

Awalnya segala sesuatunya masih tampak terlihat baik baik saja. Keynan yang selalu berusaha dengan baik menjalankan perannya sebagai seorang istri meski segala sesuatu tentang Ary selalu terbayang ketika ia sedang bersama suaminya.

Tak jarang juga Keynan menangis dalam tidur nya, dan diketahui oleh suaminya. Seringkali juga nama Ary terucap dibibir Keynan secara tidak sadar dan terdengar jelas oleh suaminya.

Hingga pada satu saat ketika nama Ary kembali keluar dari mukut Keynan secara tidak sadar, suami Keynan tampak terlihat tidak suka mendengar hal itu.

Secara spontan ia membentak Keynan yang sedang menyiapkan sarapan diatas meja makan untuk sarapan suaminya yang hendak pergi bekerja.

Keynan begitu terkejut mendengar bentakan suaminya, terlebih sekarang ia sedang mengandung. jadi bentakan kecil saja terlalu sensitif untuknya.

"namaku bukan Ary, tapi sering sekali kudengar kau salah menyebut namaku dengan panggilan Ary. Suami Keynan berbicara dengan sedikit teriakan.

bahagiamu bahagiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang