Chapter 13

176 16 2
                                    

Akhirnya mereka sampai di rumah Keynan yang ia tinggali dengan suaminya, setelah mereka mampir dulu untuk makan siang sepulang dari rumah sakit tadi.

sebelumnya di perjalanan

"siapa yang sakit? tanya Keynan.

"maksudmu?? sepertinya aku yang sakit..

"kamu tadi berada di rumah sakit sedang apa maksudku.

Ary menarik nafas nya dulu sebelum menjawab pertanyaan Keynan.

"aku tadi habis menjenguk temanku yang sedang sakit. dan sekarang aku yang sakit.

"kamu sakit apa?? sudah periksa ke dokter??

"aku sakit, mengetahui perlakuan suamimu.

Keynan diam dan menunduk mendengar ucapan Ary.

"mau sampai kapan kamu akan bertahan? apa perlu aku menyeretnya ke kantor polisi atas perlakuannya terhadapmu?? atau aku yang melakukan perhitungan langsung padanya??

"jangan Ary,, dia masih ayah dari calon anakku..

"aku yang akan bertanggung jawab atasmu dan calon anakmu. aku tidak bisa tinggal diam mengetahui yang sebenarnya terjadi.

"beri aku waktu Ary, tolong jangan dulu lakukan apapun, aku mohon,, aku akan berusaha memperbaiki semuanya.

"aku takut dia akan memperlakukanmu lebih dari ini. Aku akan menyesal seumur hidupku kalau aku tidak bisa berbuat apa apa.

Mereka sudah sampai di rumah Keynan, dan ia mengajak Ary masuk dulu untuk mampir, saat Keynan hendak turun dari mobik Ary, dia menarik tangan Keynan menahannya agar Keynan tidak keluar dulu dari mobilnya.

Ary memegang tangan kanan Keynan dan lalu mencium punggung tangan Keynan yang ia genggam.

"aku mencintaimu. Tak akan kubiarkan siapapun menyakitimu. bilang padaku kalau kami ingin aku melakukan sesuatu pada suamimu.

"terimakasih Ary untuk cintamu yang tidak pernah berubah. ucap keynan sambil tersenyum penuh haru.

Ary memutuskan menerima ajakan Keynan untuk masuk sekedar mampir ke rumah nya. Ketika itu dirumah Keynan tidak ada siapa siapa karena suami Keynan sedang bekerja.

Ary duduk di kursi ruang tamu sementara Keynan membuatkannya minum di dapur.
Saat Ary sedang menunggu Keynan menyiapkan minuman untuknya, mata Ary tertuju pada seorang pria yang baru saja tiba dan sedang melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Ary membawa tubuhnya untuk berdiri, terlihat sedikit mengepalkan tangannya. tatapannya tajam, rahangnya mengeras, debar jantungnya sangat cepat dan nafas nya mendadak berat.

Dengan secangkir minuman di tangannya, Keynan sedikit terkejut melihat kedatangan  suaminya yang baru melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Ary meraih secangkir minuman dari tangan Keynan dan dengan disaksikan Keynan dan juga suaminya, Ary langsung meneguk habis minuman itu lalu memberikan kembali cangkir yang sudah kosong pada Keynan lalu beranjak pergi.

"aku pulang dulu,, aku akan datang lagi nanti. ucap Ary pada Keynan disertai anggukan kecil dari Keynan.

Ary berpapasan dengan suami Keynan didekat pintu masuk rumah Keynan, dengan tatapan mata yang tajam tepat ke arah suami Keynan dia berlalu begitu saja tanpa berkata sepatah katapun.

"dia sahabatmu yang tempo hari itu kan? mau apa dia kemari?

"aku tidak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit tadi dan dia mengantarku pulang, jadi aku ajak dulu untuk mampir sebentar.

"aku tidak menyukainya, aku minta kamu jangan dekat dekat dengan dia.

"dia baik padaku, bahkan sedari dulu cuma dia teman yang selalu baik padaku dan selalu bisa aku andalkan. Tidak alasan untukku tidak dengan dengannya.

plaaaakkkkkk.....

Keynan ditampar suaminya. lagi lagi dia mendapat perlakuan yang kasar dari suaminya.

"aku bilang tidak suka ya tidak suka, aku tidak mau melihat wajahnya lagi di depanku apa lagi dekat denganmu.

Keynan hanya bisa diam mendapat perlakuan kasar dari suaminya. Tanpa ia sadari Ary masih bisa menyaksikan kejadian itu dari luar.

Ary sengaja tidak langsung meninggalkan rumah Keynan dan kebetulan menyaksikan sendiri perlakuan kasar yang diterima Keynan. dia masih menahan emosi nya melihat perlakuan kasar yang Keynan terima dengan mata kepalanya sendiri.

Setelah kejadian pada hari itu dirumah Keynan, Ary seringkali menghubungi Keynan untuk sekedar menanyakan kabarnya dan dia juga mulai sering menemui Keynan dirumahnya ketika suaminya sedang tidak ada dirumah.

Hampir setiap hari di sela sela waktu bekerjanya, Ary sering datang menemui Keynan untuk sekedar betemu atau mengantarkan makanan untuk Keynan, karena kebetulan rumah Keynan tidak terlalu jauh dengan tempat Ary berdinas.

Beberapa kali juga terlihat Ary yang mengantar Keynan untuk memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit.

Dalam waktu dekat Keynan akan melahirkan, tinggal menunggu waktu sang calon bayi untuk keluar dan melihat dunia. Ary turut menantikan kehadiran buah hati dari Keynan karena ia akan turut menyayangi anak Keynan.

Pada hari itu mereka baru pulang dari rumah sakit, suami Keynan yang baru pulang dari bekerja harus kembali bertemu Ary di rumahnya ya habis menemani Keynan untuk memeriksakan kehamilannya. Tanpa berbasa basi, Ary berpamitan pada Keynan untuk pergi dari rumahnya dan kembali dia berpapasan dengan suami Keynan.

Mata mereka kembali bertemu saling menatap sinis. Setelah Ary terlihat keluar dari rumahnya, suami Keynan langsung menghampiri Keynan dan tanpa aba aba menarik rambut panjang nya dengan kasar karena tidak suka melihat kehadiran Ary dirumahnya.

Keynan sedikit menjerit menerima perlakuan kasar suaminya, kemudian sebuah tamparan keras mendarat di pipinya diikuti teriakan dari Keynan.

Suara Keynan masih bisa terdengar jelas oleh Ary dari luar dan ia tampak kaget. Ary memasuki mobilnya mengambil sebuah stik baseball dari dalam mobil nya lalu kembali masuk kerumah Keynan.

begitu terkejutnya Ary ketika mendapati  Keynan sedang mendapat perlakuan kasar dari suaminya. dalam posisi terduduk dilantai, rambut panjang nya diseret paksa di ruang tengah rumahnya.

Tanpa basa basi lagi, Ary melangkah masuk menghampiri mereka dengan stik baseball di tangannya dan langsung menghantamkan benda itu tepat ke kepala suami Keynan. Keynan terlihat kaget dalam posisi terduduk dilantai dan ia hanya bisa menangis menyaksikan kejadian itu.

Suami Keynan tampak terhuyung menerima serangan itu. Ary kembali mendaratkan pukulannya, tidak hanya ke kepala, tapi punggung, perut, kaki, hingga suami Keynan terkulai Lemas di lantai rumahnya dan tidak bisa bangun.

"hanya laki laki pengecut yang menyakiti wanita. Ucap Ary dengan nafas terengah engah karena emosi yang memuncak dan sebuah stik baseball yang masih berada dalam genggamannya.

Keynan yang masih terduduk dilantai, semakin dibuat kaget ketika ia merasakan cairan keluar dari "bawahnya". Betul sekali, air ketubannya pecah, dan sekarang ia mulai merasakan kontraksi diperutnya. Sepertinya Keynan akan melahirkan.

"Ary,, Keynan memanggil lalu Ary menghampiri Keynan untuk memastikan apa yang terjadi.

Ary menjatuhakan stik baseball nya dan membawa Keynan keluar dari rumahnya lalu masuk kedalam mobilnya untuk membawa Keynan menuju rumah sakit dengan meninggalkan suami Keynan yang masih tergeletak tak berdaya di lantai rumahnya.

Selama perjalanan ke rumah sakit, Keynan terlihat meringis menahan kontraksi diperutnya. Ary yang berada di sampingnya terus menggenggam tangan Keynan selama perjalanan dengan tangan kirinya sambil menggenggam tangan Keynan dan tangan kanannya memegang kemudi mobilnya.

"kuat yaa,, aku akan berada disampingmu melewati ini semua.

bahagiamu bahagiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang