Chapter 010

11 8 0
                                    

Setelah akhir pekan di pantai, hubungan Mia dan Arga tampak berjalan dengan baik. Namun, seperti setiap hubungan yang mulai berkembang, tak semuanya selalu mulus. Seiring waktu, kedekatan mereka juga mulai menarik perhatian rekan-rekan kerja mereka di studio.

Suatu hari, ketika Mia sedang menyusun foto hasil pemotretan terbaru, seorang rekan kerja bernama Lita menghampirinya. Lita dikenal sebagai salah satu fotografer senior di studio, dan meski hubungan mereka baik-baik saja, Mia merasa Lita sering memberikan komentar yang agak tajam.

“Kamu dan Arga kelihatan semakin dekat akhir-akhir ini,” kata Lita dengan nada yang sulit ditebak.

“Ada yang terjadi?”

Mia terkejut dengan pertanyaan itu, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.

“Kami hanya bekerja bersama untuk proyek ini. Kebetulan banyak waktu yang dihabiskan bersama karena proyeknya besar.”

Lita mengangkat alisnya, seolah tak percaya.

“Hmm, kalau memang hanya kerjaan, ya sudah. Tapi hati-hati, Mia. Aku sudah cukup lama di sini untuk tahu bahwa Arga bukan orang yang mudah dijinakkan. Banyak perempuan yang sudah jatuh hati padanya, dan biasanya mereka yang kecewa di akhir.”

Perkataan Lita itu langsung menusuk hati Mia. Meski ia tahu Lita mungkin hanya bercanda atau bahkan cemburu, tetap saja ada rasa khawatir yang muncul di benaknya. Arga memang tampak sangat perhatian padanya, tetapi apakah mungkin Mia hanya salah satu dari banyak perempuan lain yang pernah ada di kehidupannya?

Sore itu, Mia tidak bisa berhenti memikirkan kata-kata Lita. Setiap momen yang pernah ia habiskan bersama Arga, setiap percakapan, setiap tawa, tiba-tiba terasa diragukan. Mia mulai bertanya-tanya apakah perasaannya tulus, atau hanya imajinasi yang ia ciptakan sendiri.

Beberapa hari kemudian, Mia dan Arga bertemu untuk melanjutkan proyek seperti biasa. Namun, kali ini Mia tampak lebih canggung dan agak menjauh. Arga menyadari perubahan itu, tapi ia tidak langsung menanyakannya.

Ketika mereka beristirahat setelah sesi pemotretan, Arga akhirnya tak tahan untuk bertanya.

“Mia, ada yang berubah denganmu akhir-akhir ini. Kamu terlihat lebih... jauh. Apa ada yang salah?”

Mia menghela napas, bingung harus menjawab apa. Namun, setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk jujur.

“Arga, aku dengar sesuatu dari Lita. Dia bilang... kamu punya sejarah dengan banyak perempuan di studio ini. Dan aku tidak ingin menjadi salah satu dari mereka yang pada akhirnya kecewa.”

Arga terdiam sejenak, tampak terkejut dengan pernyataan Mia. Namun, ia segera berbicara dengan nada serius.

“Aku tidak tahu Lita mengatakan apa padamu, tapi aku akan jujur. Ya, sebelum ini aku memang dekat dengan beberapa perempuan, tapi itu semua sudah lama. Apa yang aku rasakan sekarang berbeda, Mia. Aku benar-benar serius tentang kita.”

Mia menatap Arga, mencoba mencari kejujuran dalam tatapan matanya.

“Bagaimana aku bisa tahu bahwa aku bukan hanya salah satu dari banyak orang, Arga? Aku takut... aku takut jatuh dan kemudian terluka.”

Arga mendekat, suaranya lembut tapi tegas.

“Aku mengerti ketakutanmu, Mia. Dan aku tidak bisa memaksamu untuk percaya padaku begitu saja. Tapi aku ingin kamu tahu, aku tidak main-main dengan perasaan ini. Jika kamu butuh waktu, aku akan sabar menunggu.”

Mia terdiam, masih ada keraguan di hatinya. Meski begitu, ia bisa merasakan ketulusan di balik kata-kata Arga. Namun, bayangan ucapan Lita terus menghantui pikirannya.

Cahaya Di Ujung PitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang