Hari-hari terus berlalu, dan Mia semakin mantap dengan pilihannya untuk fokus pada kariernya. Hubungan dengan Arga mulai berangsur membaik, meski tidak sepenuhnya kembali seperti semula. Mereka masih berbicara sesekali, namun hubungan profesional menjadi prioritas bagi keduanya. Mia tidak lagi terjebak dalam bayang-bayang gosip di studio. Dengan sikap tegar, ia berhasil mendapatkan kepercayaan lebih dari rekan-rekannya.
Suatu hari, Mia dipanggil oleh manajer studio untuk membahas proyek besar lainnya yang akan datang. Ketika ia masuk ke ruang rapat, ia terkejut melihat beberapa pimpinan perusahaan asing yang terlibat dalam proyek tersebut. Lebih mengejutkan lagi, salah satu dari mereka adalah klien utama yang sebelumnya bekerja dengan Arga. Mia tahu bahwa proyek ini bisa menjadi kesempatan besar baginya untuk menunjukkan kemampuannya.
“Setelah melihat hasil kerjamu pada beberapa proyek terakhir, kami ingin menawarkanmu kesempatan untuk memimpin tim dalam proyek ini,” kata manajer studio.
“Ini adalah proyek internasional lain, dan kami percaya kamu mampu menangani tantangan ini.”
Mendengar itu, Mia merasa campuran antara terkejut dan bangga. Setelah semua usaha kerasnya, kini ia mendapatkan pengakuan yang telah lama ia idamkan. Namun, ia juga tahu bahwa menerima proyek ini berarti harus menghadapi lebih banyak tantangan, termasuk tekanan untuk membuktikan dirinya sebagai pemimpin tim yang sukses.
“Aku akan menerimanya,” jawab Mia mantap.
“Terima kasih atas kepercayaan ini.”
Saat Mia meninggalkan ruang rapat, ia merasa bangga dan sedikit cemas. Ini adalah kesempatan yang selama ini ia perjuangkan, tetapi ia tahu bahwa tanggung jawab yang datang dengan posisi ini tidaklah mudah. Ia akan bekerja lebih keras dari sebelumnya, dan kali ini, tidak ada yang akan meragukan kemampuannya.
Beberapa hari setelah pengumuman, Arga datang menemui Mia. Meski mereka jarang bertemu, kabar tentang Mia yang memimpin proyek baru ini dengan cepat tersebar di studio. Arga tersenyum saat bertemu Mia di kantornya.
“Aku dengar kamu mendapatkan proyek baru itu,” katanya.
“Selamat, Mia. Aku tahu kamu bisa melakukannya.”
Mia tersenyum, meskipun ada sedikit kecanggungan di antara mereka.
“Terima kasih, Arga. Aku masih tidak percaya mereka memilihku.”
“Jangan meragukan dirimu sendiri,” Arga berkata, suaranya tulus.
“Kamu pantas mendapatkannya. Aku harap kamu tahu itu.”
Mia mengangguk, lalu menatap Arga dengan lembut.
“Aku harap kita bisa tetap saling mendukung, meskipun kita berada di jalan yang berbeda sekarang.”
Arga menghela napas, lalu tersenyum.
“Aku akan selalu mendukungmu, Mia. Dan siapa tahu? Mungkin suatu hari nanti, kita bisa bekerja bersama lagi, tanpa semua tekanan ini.”
Mereka berdua tertawa kecil, meski ada perasaan tidak menentu yang tersisa. Namun, kali ini, mereka sama-sama tahu bahwa hubungan mereka sudah berkembang menjadi sesuatu yang lebih dewasa. Mereka mungkin tidak lagi bersama seperti dulu, tetapi ada rasa hormat dan pengertian yang kuat di antara mereka.
---
Beberapa bulan berlalu, dan Mia menjalani proyeknya dengan sukses. Ia membangun tim yang solid, menciptakan reputasi sebagai pemimpin yang tangguh dan kreatif. Sementara itu, Arga terus sukses dengan proyek internasionalnya, namun ia tetap mengikuti perkembangan Mia dari kejauhan.
Suatu hari, ketika Mia tengah menyelesaikan tahap akhir proyeknya, ia menerima pesan dari Arga. Pesan itu singkat, namun penuh makna.
"Aku bangga padamu."
Mia tersenyum saat membaca pesan itu. Meskipun mereka sekarang berada di jalur masing-masing, ia tahu bahwa perjalanan mereka belum benar-benar selesai. Cinta dan ambisi mungkin telah memisahkan mereka untuk sementara, tetapi hubungan mereka yang didasarkan pada rasa hormat dan pengertian akan selalu ada.
Dalam hati, Mia merasa bahwa ini baru awal dari babak baru dalam hidupnya sebuah babak di mana ia bisa sepenuhnya menjadi dirinya sendiri, baik dalam cinta maupun karier. Apa pun yang terjadi di masa depan, Mia tahu bahwa ia telah menemukan kekuatannya, dan ia tidak akan pernah membiarkan apa pun, atau siapa pun, meremehkannya lagi.
Dan meskipun hubungan dengan Arga telah berubah, Mia percaya bahwa suatu hari nanti, mereka mungkin akan menemukan jalan untuk kembali bersama di waktu dan tempat yang lebih tepat, ketika mereka berdua telah mencapai apa yang mereka inginkan. Untuk saat ini, Mia siap menghadapi segala tantangan yang datang dengan keyakinan penuh pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Di Ujung Pita
Teen FictionPengen tau kisahnya?? staytune 🤍 jangan lupa kasih vote, dan komentar kalian dengan bahasa sebaik mungkin ya. baik berupa kritik maupun saran. thankyou all (・ิω・ิ)ノ