Typo bertebaran
No plagiatPagi-pagi sekali Vlea sudah berada dalam kelasnya, tak lupa juga dengan buku novel yang melekat di tangan, ia membaca buku novel itu dengan fokus hingga tak sadar teman-teman nya datang.
“Vlea woii! Tumben lo dateng awal?”tanya Salwa, Pertanyaan itu membuat Vlea menurunkan bukunya dan menatap mereka.
“Hehehe... Iya gue lagi pengin aja.”jawan Vlea. Mereka menaruh tas mereka masing-masing lalu mengambil meja kosong untuk berkumpul.
“Weh..., Ladifa kemana?”tanya Vlea.
“Difa, lagi ada urusan di panggil ke ruang guru.”jawab Isya.
“kenapa?”tanya Vlea kembali, mereka mengedikan bahunya tak tahu. Tak lama dari itu orang yang di bicarakan pun tiba.
“Nah tuh orang nya, kebetulan panjang umur.”tunjuk Isya
“eh, kalian tau gak?”tanya Ladifa secara tiba-tiba, lalu di tatap heran oleh Vlea, “Lo belum cerita Dif.” ucap sebal Genata yang sudah jengah.
“Hehehe.... Sorry jadi sekolah kita bakal ngadain Festival tau, dan kelas satu, sama dua, mereka bakalan adakan bazar di hari Festival.”jelas Ladifa.
“kita yang kelas Tiga ngapain? dan Lo tau dari mana?”tanya Salwa.
“Tadi gue ke ruang guru di suruh bantu buk Siti, nah gue denger tadi guru ada bicarain tentang Vistifal dan katanya satu kelas harus milih perwakilan buat jadi model buat acar vesensyo.”jawan Ladifa. Anak-anak lain yang tak sengaja mendengar pun menoleh.
“Beneran we? Siapa di sini yang cocok jadi model?”tanya satu cewek yang sedang ikut menyimak.
“Vlea gak si...”ucap salah satunya yang ikut menyimak, lantas semua atensi mata menuju arah Vlea. Lalu di angguki setuju oleh mereka.
“Woi kenapa malah gue aelah.”ucap Vlea.
“Ayolah Vle, kan Lo disini yang paling debes, pasti kita bakalan menang.”bujuk Isya. mereka mengangguk setuju, Vlea yang melihat itu pun bingung sendiri.
“Cuma model doang? Kan masih ada yang lain, gak tentu gue kan ya haha...”ucap garing Vlea, sedangkan mereka tetap membujuknya untuk menjadi perwakilan kelas. Tak lama Aksa dkk pun datang.
“Ada apa ni? Serius amet!”triak Cakra memasuki kelas, “Ini kita lagi bucarain tentang Vistifal dan Vlea yang jadi model.” jawab Ladifa, mereka yang mendengar itu pun mendekat.
“Wah... serius? Kapan? di mana cok?”tanya Fadlan bertubi-tubi.
“Baru aja, Jadi tadi gue keruang guru, gue denger sekolah kita bakal adain Vestifal sama Bazar baut anak kelas 1 sama 2, dan baut masing-masing kelas harus milih satu perwakilan kelas jadi model di hari Vestifal nanti.”jelas ulang Ladifa.
“Anjay, gue setuju si... Vlea yang jadi model.”ucap Cakra, “Gak.” serobot Aksa. Mereka langsung saja menatap Aksa heran.
“Kenapa?”tanya Isya heran. Aksa mendekati Vlea lalu melingkar kan tanyanya di pinggang Vlea dengan posesif, “Gue gak mau Vlea jadi pusat perhatian.” ucap dingin Aksa yang mampu membuat sebagian kelas menahan nafas.
Vlea yang di perlukan seperti itupun jadi Blushing, Wajah Vlea sudah memerah seperti tomat, lalu berusaha melepaskan tangannya Aksa dari pinggangnya. Namun bukanya di lepas Akas semakin memperkencang lingkaran itu.
“Ck, posesif.”celetuk Ares memandangi Vlea dan Aksa.
“lepas.”bisik Vlea yang sudah malu, namun Aksa seakan tuli dan tak melepaskan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story And My Fiction
Teen Fiction[No plagiat] "Maaf udah ngerepotin, Aksa."tunduknya. "Gak ada yang ngerepotin, Don't look down. You're too precious." *** "Awas, gue mao pulang, ayang-ayang gue udah pada nungguin di rumah."ucapnya, menarik paksa tangannya dari cengkraman Aksa. "11...