Part16

2 0 0
                                    

Typo bertebara
No plagiat

Sahabat Vlea sekarang sedang menjenguk Vlea, setelah mereka menerima kabar bahwa Vlea sedang berada di rumah sakit pun langsung bergegas menjenguknya.

“Kalian bolos?”selidik Vlea, saling tatap  lalu Isya menunjukkan cengiran nya.

Hehehe... Sekali-kali gapapa lah.”ucap Salwa, di angguki setuju oleh Isya, Salwa, Genata hanya diam

“Gimana ke adaan Lo?”tanya Genata, Vlea tersenyum, “Gue gapapa.” ucap Vlea.

“yang lain tau?”tanya Vlea, yang di maksudnya Aksa dkk, jika kalian bertanya-tanya apakah Aksa sekolah jawabnya iya, karena Vlea yang menyuruhnya itupun dengan susah payah.

Yakin lah Aksa di sana juga tak akan fokus pada pelajaran melainkan ke adaan Vlea yang ada di otaknya itu.

“Gak, kita diem-diem.”ucap polos Isya tanpa ada beban, yang ingin sekali di tampol.

“Jadi ceritanya menghindar hm?”ucap seseorang yang tak asing di telinga mereka, para gadis langsung mengenali suara itu.

“Abim!!”pekik Isya, Salwa, Ladifa. Mereka menutup telinga mendengar pekikan itu.

Shet...”ringis Vlea karena telinganya berdenging dan kepala yang berdenyut. Mereka langsung menatap Vlea. Terutama Aksa yang langsung mendekat dan memegang kepala Vlea.

Are you okay beby?”tanya Aksa lembut dan cemas, Vlea mengangguk, “gue gapapa.” jawan Vlea.

“Ya ampun Vlea, Maafin Gue ya!”ucap serempak Isya, Salwa, Ladifa. Vlea terkekeh kecil, “It's okey, gue gapapa.”

Sorry  yaa.”ucap Salwa, Vlea mengangguk dan tersenyum.

“Janagan di ulangi.”cetus Ares yang tetap dengan ponselnya. “Ke adaan Lo gimana Vle?” tanya Cakra.

“Seperti yang Lo liat.”jawan Vlea, Cakra hanya mengangguk-angguk saja.

“Bunda Kemana hm?”tanya Aksa, “Bunda pulang sama Ayah, entar kesini lagi.” sahut Vlea.

“Udah makan?”tanya Aksa lagi, “U-udah.” jawab Vlea berbohong. Ya sedari tadi Vlea tak mau makan, dengan alasannya yang makanan nya tak enak lah.

Aksa tau Vlea berbohong, lalu menoleh ke arah Abim untuk membelikan makanan, dengan senang hati Abim membelikannya.

Tak lama makanan pun datang, segera Aksa langsung mengambilnya dari Abim, dan menyuapi Vlea yang sedang berbicara dengan Sahabatnya.

“Makan.”satu kalimat yang Aksa ucapakan yang mampu membuat Vlea terdiam.

“Gak, gue udah makan.”sahut Vlea dengan pendirian nya yang berbohong itu.

“Udah bisa bohong hm? Makan atau gue bilang Bunda?”tanya Aksa mengangkat satu alisnya. Vlea menahan napas setiap kalimat berat yang Aksa keluarkan dari mulutnya.

Dengan ogah-ogahan Vlea memakan yang Aksa siapkan kepadanya, “gak asik, Lo main ngadu-ngadu.” dumel Vlea dengan mulut yang masih penuh dan wajah cemberut membuat Vlea lucu dan menggemaskan, mereka yang di ruangan itu berusaha menahan menggemasan itu.

“Telen dulu, baru ngomong.”tegur Aksa, sejujurnya Aksa tak rela memperlihatkan kegemasan di wajah Vlea.

Vlea mendengus dan terus memakannya hingga habis, setelah habis Vlea meminum obat meskipun dengan sedikit pemaksaan.

Eh... Buat lomba vesensyo, kalian udah pada nentuin siapa yang bakal jadi modelnya?”tanya Fadlan, Ladifa menggelengkan kepalanya, “Belum, gue juga bingung, sementara tadi udah di umumin oleh guru.”

Our Story And My FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang