Typo bertebaran
No plagiatHari ini Vlea sudah masuk sekolah, dan juga hari ini adalah di mana mereka akan mencari disain baju untuk lomba vesensyo nanti, acara itu sudah di umumkan oleh pihak sekolah di saat Vlea sedang masuk rumah sakit.
Dan temen-temen Vlea juga sudah menceritakan semuanya, apa saja yang akan di adakan di acara Vestifal nantinya.
“Oke, hari ini kita bakalan buat disain baju. Ada yang mau usulin gimana model bajunya?”tanya Ladifa, ya Ladifa di pilih untuk menghendel perlengkapan yang akan di siapkan untuk lomba, yang memiliki adalah anak-anak kelas 12 MIPA 1 sendiri agar Ladifa saja yang menjadi pengontrol persiapan mereka.
“Gimana Kalo Gaun ala-ala kerajaan?”usul salah satu dari mereka, Ladifa berpikir, “kuran si kalo itu.” jawab Ladifa.
“Dress aja gak si...?”tanya sang bendahara, “Itu udah terlalu pasaran, pasti banyak yang buat gitu.” jawab Ladifa lagi.
Mereka berpikir keras begitu juga Vlea, Untuk para laki-laki bagian mereka adalah mencari bahan-bahan yang kurang dan membantu juga untuk membuat.
“Bagiamana dengan Gaun berbulu berwarna Gold, dan di berikan sayap seperti bidadari. Dan Kilauan warna Gold tak akan padam jika malam hari?”celetuk Gentan, mereka menatap Genata lalu membahayakan deskripsi model baju yang Genata maksud.
“Kayak nya bagus tu!”seruCakra, “Iya, gue bayangin aja pasti eneng Vlea cantik pisan atuh.” sambung Fadlan, Aksa menatap tajam keduanya, yang di tatap menyengir kuda, “Bercanda Ka suer!” ucap serempak kedua nya.
Mereka menggeleng'kan kepada melihat tingkah Cakra dan Fadlan yang membangunkan singa yang sedang tidur, sedari menyenujui Vlea yang akan jadi model, Aksa menampilkan muka yang sulit di artikan.
Sementara Ladifa membayangkan dengan tatap kagum dengan deskripsi gaun yang Genata maksud, “Boleh.... Coba Lo gambarin aja deskripsi model nya gimana.”ujar Ladifa, Genata mengangguk lalu mengambil pensil dan kertas untuk menggambarkan baju yang ia maksud.
“Selagi Genata gambarin disain nya, kita bicarain tentang siapa yang bakal ikut lomba nyanyi.” ujar Ladifa, mereka berpikir lagi sedangkan Genata fokus dengan disain nya.
“Di kelas ini yang suaranya bagus siapa?” tanya Isya, mereka mengedikan bahunya.
“Gue pernah ngeliat Zion nyanyi, bagus cok!”pekik Fadlan, mereke tersentak kaget.
Plak!
Gepelakan kecil mendatar di bahu Fadlan, tentunya yang memberikan gepelakan ini adalah Salwa.
“Bisa gak, gak usah ngagetin.” kesal Salwa, “heheh... Sorry.” ucap Fadlan.
“Zion Lo beneran bisa nyanyi?”tanya Ladifa, Zion yang di tanya pun menatap tajam Fadlan. Fadlan yang di tatap seperti itu menyembunyikan badannya di balik badan Cakra.
“Gak terlalu.”jawab Zion, Ladifa memicingkan matanya, ia seolah tak percaya.
“Coba Lo nyanyi, Abim ambilin gitar cepet!”pintah Vlea bertriak, dengan segera Abim pun mengambil gitar dan memberikannya kepada Zion.
“Ciba Lo nyanyi sekarang, tes aja dulu. Pasti bagus.”ucap Vlea tersenyum, lalu Zion menghembuskan nafasnya pelan, ia mulai memetik tali gitar satu-persatu, menimbulkan nada yang begitu merdu di dengar.
Isya merasa tak asing dengan nada yang ia dengar, ' ini bukannya lirik lagu....'
“Ini gambaran kita suatu hari nanti
Set'lah sekian lama kita jalani
Lewati masa-masa yang berarti~♪♪” Isya×Zion
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story And My Fiction
Teen Fiction[No plagiat] "Maaf udah ngerepotin, Aksa."tunduknya. "Gak ada yang ngerepotin, Don't look down. You're too precious." *** "Awas, gue mao pulang, ayang-ayang gue udah pada nungguin di rumah."ucapnya, menarik paksa tangannya dari cengkraman Aksa. "11...