Bugh! Bugh! Bugh!
"Hah..." Nafasnya memburu, keringat berjatuhan dari pelipis hingga leher bahkan menembus kemeja kerjanya. Rambutnya sedikit berantakan dan wajahnya penuh dengan cipratan darah.
"Nggak mau diam sih!" Umpatnya dengan nada kesal lalu pergi begitu saja meninggalkan tubuh Bu Grace di atas rumput semak-semak tergeletak tak bernyawa....
"Kurus atau berotot?" Recieved.
"Ya berotot lah! Kenapa aku harus suka pria kurus?" Sent. Lagi-lagi Karin menghabiskan waktunya di rumah dengan berkirim pesan dengan Faisal. Semakin lama, pria itu semakin paham tipe sebuah hubungan ranjang dan tipe pria yang disukai Karin bahkan dengan sangat rinci. Ketika semua orang sudah tidur, termasuk anak-anak dan suaminya. Karin malah sibuk dengan ponselnya, entah mengapa ia mau meladeni Faisal yang sama sekali jarang ia hiraukan dulu.
"Kenapa berotot?" Recieved.
"Karena aku suka lihat urat-urat yang ada di tangannya dan di bagian lain." Sent.
Karin tertawa kecil.
Seketika di bagian kota lain, Faisal tengah melihat ke arah tangannya sendiri. Ada urat-urat di sana, tapi tidak kekar dan berotot. Haruskah ia membentuk tubuhnya juga seperti yang disukai Karin agar wanita itu kelak akan tertarik kepadanya?"Eh, by the way gimana kasus pembunuhan yang kemarin? Udah ketemu pembunuhnya belum?" Recieved.
Faisal menghembuskan nafas kesal, baru saja dirinya akan On. Wanita itu malah mengalihkan pembicaraan, pembicaraan yang Faisal tidak suka.
"Belum ketemu." Sent. Hanya itu saja, padahal Karin sangat penasaran dengan kasus pembunuhan itu.
"Kenapa ya bisa ada kasus pembunuhan seperti itu? Apa karena ada dendam. Kalau iya, kenapa membunuh jadi semudah itu seakan nyawa manusia nggak ada harganya." Recieved.Terkadang Faisal dan juga Karin merasa rindu dengan obrolan mereka yang serius seperti ini, Karin memang tidak sepintar dan secerdas Faisal. Tapi pria itu banyak menjelaskan segala hal kepada Karin sedari jaman sekolah dulu, meski ada beberapa hal yang tidak Karin pahami. Setidaknya ada yang menjelaskan sesuatu kepada Karin secara rinci.
"Porn!" Sent."Hah! Gimana?"
"Iya, Porn. Yang buat orang bisa melakukan tindakan kekerasan bahkan sampai pembunuhan adalah porno. Kecanduan." Sent.
"Nggak paham, apa hubungannya porn dengan pembunuhan." Recieved.
"Coba lihat video pembunuh berantai Ted Bundy, sebelum eksekusinya. Dia pernah bilang kekerasan itu karena kecanduan porn. Karena semakin sering otak manusia mengonsumsi porn dalam jangka waktu yang dekat, semakin manusia itu menginginkan kegiatan seksual yang lebih ekstrim. Kamu kira kecanduan porn itu cuman hanya sebatas memperkosa? Tidak! Ada yang lebih ekstrim daripada itu. Torture, 'kan kamu juga suka BDSM?" Sent. Faisal menjelaskan panjang lebar, yang lagi-lagi sulit dimengerti oleh otak Karin yang pas-pasan."Jadi maksud kamu, Bu Grace yang jadi korban itu adalah korban pemerkosaan?" Recieved.
"Bisa jadi."
"Ada bukti tanda-tanda kekerasan seksual? Atau ada bekas perkosaan?" Recieved.
"'Kan aku bilang masih diselidiki polisi, belum keluar hasilnya. Nanti juga ada di berita." Sent.
"Yaelah! Gitu bisa menyimpulkan sendiri, dari dulu kamu kebanyakan teori. Sekali-kali praktek dong!"Sekali-kali praktek dong!
Sekali-kali praktek dong!
Sekali-kali praktek dong!
Kalimat itu terus terngiang di kepala Faisal bagai kaset rusak yang diulang-ulang, seolah menantang Faisal untuk melakukannya. Dirinya memang belum benar-benar berani melakukannya. Tapi jika itu terjadi, ia takkan melepaskan Karin sampai kapanpun.
...
Datang ke gym untuk pertama kalinya, ia bahkan baru saja berbelanja berbagai macam protein dan susu untuk menunjang masa otot tubuhnyatubuhnya sesuai intruksi dari coachnya. Seketika kalimat itu terlintas kembali di dalam pikiran Faisal, membuatnya merasa insecure dan bertanya-tanya dalam hati apakah dirinya sedari dulu hanya bisa dalam teori? Tapi tidak dengan praktek.
Oleh sebab itu, Faisal berusaha melatih semuanya. Mulai dari fisik dan pengalaman seksual. Berbagai wanita malam telah ia mencari, beberapa dibayar dan beberapa secara gratisan adalah teman kos dan rekan kerja. Dirinya telah banyak berubah sekarang, yang pada awalnya dianggap sebagai pria culun, menjadi pria hidung belang yang suka berganti pasangan.Faisal hanya berharap salah satu dari mereka tidak hamil. Jika hal itu terjadi, sudah ia pastikan janin itu tidak akan tumbuh.
"Aku hamil!" Kegiatan Faisal terhenti seketika, coach yang sedang berada di sampingnya pun terdiam melihat seorang gadis cantik berusia dua puluh tahunan yang tak lain adalah rekan kerja Faisal.
Coach yang sadar akan situasi awkward ini meninggalkan Faisal sebentar untuk berbicara, dengan sangat tenang tanpa panik ataupun marah Faisal mengajak gadis yang bernama Laura tersebut keluar dari gym.
"Nggak bisa apa ngomongnya nanti aja?" Kata Faisal masih dengan nada suara yang pelan dan tenang."Kamu nggak balas pesan aku, padahal lagi online. Kamu juga nggak angkat telepon aku, kamu nggak ada di kosan. Jadi aku ke sini, karena kata Bapak kosan kamu sekarang suka gym di sini." Jelas gadis itu panjang lebar, gadis cantik yang masih ranum. Polos dan tak berdosa, pantas saja dia hamil padahal Faisal hanya melakukan hal itu dua kali dengannya. Rupanya dia polos dan tidak tahu apa-apa.
"Siapa suruh nggak pakai pengaman, lagian bukan aku aja yang tidur sama kamu, 'kan?" Cecar Faisal, gadis itu terdiam seketika.Bulir bening mulai jatuh di pipi mulusnya, membasahi wajah tirus dan merona itu. Faisal yang sama sekali tidak terenyuh hatinya, hanya bisa mengusir Laura dari tempat gym itu.
"Pergi! Buang aja anak itu, aku nggak pernah serius sama kamu. Kamu tahu itu, 'kan? Aku sudah pernah bilang, 'kan?" Faisal lalu pergi begitu saja kembali masuk ke dalam meninggalkan Laura sendirian di luar dengan perasaan yang sakit. Laura paham dan ia pun tidak lupa, bahwa Faisal pernah berkata hanya main-main saja melakukannya. Hanya Laura yang bodoh di sini, ia tidak tahu hal ini akan terjadi dan malah merugikan dirinya sendiri.Faisal sendiri tak mau membuang-buang waktu dengan hal-hal seperti ini, tujuannya hanya satu, yaitu Karin. Ia sudah menyiapkan segalanya dan perhitngan tanggalnya sudah tepat, Faisal tak mau melewatkan satu detik pun untuk akhirnya bisa bersama dengan Karin.
Keesokan harinya, di kantor tengah ribut bergosip ria pagi-pagi sekali.
Faisal yang Lagi-lagi tidak terlalu memperdulikan berita-berita tidak jelas memilih untuk mengabaikan kerumunan orang-orang itu, sampai rekan kerja pria yang cukup dekat dengannya itu memberi kabar bahwa Laura meninggal karena meminun racun, alias bunuh diri. Sesuatu yang tak semua orang kira, gadis sepolos dan sebaik itu, baru bekerja di sini satu tahun. Harus pergi dalam keadaan seperti itu tanpa siapapun tahu apa permasalahannya, termasuk kedua Orang Tuanya sendiri.***
To be continued
6 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER (obsession)
Tajemnica / ThrillerKarin adalah gadis cantik yang tumbuh dewasa, kehidupannya baik dan sangat mulus. Karir yang bagus, pernikahan yang bahagia sampai dikaruniai dua anak yang cantik dan sehat. Sahabat-sahabat yang selalu ada untuknya, bahkan Karin tak pernah melupakan...