Teaser

253 10 2
                                    

"Dia nggak bakal dateng!" Sabrena berucap dengan tegas. Wajahnya menunjukkan kekesalan pada Sera. Sahabatnya yang saat ini masih berdiri di pelaminan seorang diri. Sabrena sudah mengingatkannya beberapa kali agar percaya kalau laki-laki brengsek itu tidak akan datang.

Sera terlihat menggelengkan kepalanya dan kembali menepis air matanya. Lalu kembali memasang senyum manisnya. Ia percaya kekasihnya pasti akan datang menemuinya dan mendampinginya disini seperti janji yang sebelumnya di ucapkan laki-laki itu.

"Argh Sera! Lo lihat, lihat semua tamu udah pulang, sekarang tinggal lo sama gue disini! Sera percaya sama gue, cowok brengsek itu gak akan datang!" Saabrena menggeram frustasi. Ia mulai malas menyadarkan Sera, agar gadis itu mau turun dari pelaminan dan berhenti menunggu calon suaminya yang jelas-jelas tak datang.

Sera seperti tidak mendengar apa yang Sabrena ucapkan. Ia masih saja tersenyum dan sesekali menepis air matanya yang jatuh karna kenyataan yang sesekali menyadarkannya dari lamunan dan harapan tentang kedatangan kekasihnya.

Sabrena menghela nafas. Melangkah mendekati Sera dan memeluk Sera dengan begitu erat. Ia tahu, meskipun Sera tersenyum dan terlihat tegar. Tapi, hatinya hancur. Sera pasti merasa terkhianati dengan keadaan ini. Polesan makeupnya sudah hancur tak karuan karna air matanya yang sejak tadi turun.

"Nathan gak akan datang. Gue mohon lo dengerin gue, Ra." Ucap Sabrena dengan suara yang melembut.

"Nathan pasti datang Sab. Dia pasti datang."

Sera memejamkan matanya dan mulai terisak. Kekasihnya itu pasti datang. Ia pasti akan datang untuk menepati janjinya, kekasihnya itu tidak akan mungkin mengingkari janjinya.

Sabrena menuntun Sera secara perlahan untuk duduk di kursi yang harusnya di tempati Sera dan Nathan hari ini. Sabrena memeluk Sera dengan sangat erat. Terlebih, saat ini Sera mulai mengerang pilu karna rasa sakit hatinya.

'kamu kemana Nath?'

***

Satu tahun berlalu...

Trak! Satu cangkir coffe late di letakkan di hadapan seorang laki-laki tampan bermata hazel brown tajam. Shayne Malvino. Laki-laki keturunan Indo-Belanda itu kini tersenyum membalas tatapan sinis gadis cantik di hadapannya. Shayne tahu gadis itu masih kesal karna ucapannya semalam.

"Ayolah Ra, jangan marah terus. Gue cuma bercanda. Gue gak tahu apa-apa tentang mantan lo itu." Ucap Shayne sesaat setelah mencekal lengan Sera agar mau berhenti dan mau mendengarkan penjelasannya.

Sera menepis tangan Shayne. "Kalo gak tahu, kenapa lo sok tahu?" Tanya Sera dengan nada sinis.

Shayne tertawa kecil. "Gue cuma mau ngetest lo doang. Ya, siapa tahu aja lo udah lupain dia. Udah move on. Tapi, ternyata gue salah besar. Lo masih baper kalo gue bahas mantan lo." Ucap Shayne dan diakhiri dengan menyeruput coffe late buatan Sera.

Sera menghela nafas. Dan menarik kursi untuk duduk di hadapan Shayne. Menatap laki-laki manis yang menjadi sahabatnya sejak satu tahun lalu. Dan ia mengenal Shayne dari sahabatnya, Sabrena. Satu bulan setelah ia bekerja di kedai coffe ini.

"Gue mau tanya sesuatu sama lo." Shayne membenarkan posisi duduknya. Menatap Sera dengan senyum manis dan tatapan yang terus terpaku kepada gadis manis itu.

"Apa?" Tanya Sera, nada suaranya masih terdengar sinis.

Shayne berdehem sejenak dan mulai bertanya, "Apa yang bakal lo lakuin kalau lo ketemu sama mantan lo lagi?"

Shayne mempertahankan senyumnya saat melihat wajah Sera yang berubah muram. Ia yakin, Sera bingung menjawab. Dan Sera pasti merindukan mantannya yang tiba-tiba menghilang sejak satu tahun lalu.

Bruiden Die Falen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang