BAB 11

244 14 2
                                    


      Happy Reading gais semoga suka ya
Jangan lupa untuk ninggalin jejak 👣
_________________________________

Tak teras sudah 2 hari telah berlalu kini keira yang sedang duduk di balkon kamarnya dengan tatapan mata yang kosong, setelah kejadian ia di pukuli olahraga Revan hanya karena sebuah bingkai foto.

Karena hal itu keira enggak untuk keluar dari kamarnya dan memilih untuk berdiam diri di sana setidaknya ia tak harus bertemu dengan revan. Sempat Revan meminta kepada kepala pelayan untuk memanggilnya untuk makan malam besama, namun keira menolak mentah-mentah Revan dan tetap memilih untuk makan di dalam kamarnya.

Kesala akan hal itu Revan sendiri yang mendatangi keira yang ada di kamar nya dengan marah dan memaksa keira untuk makan di ruang makan. Karena keira yang keras kepala hampir membuat nya menjadi samsak hidup Revan, namun untung ada Ratih yang mencegah lah itu terjadi hingga keira pun selamat.

Keira yang sedang duduk di balkon itu memikirkan bahwa memang hidup menjadi seorang figuran seperti keira sangatlah tidak mudah. Dan ia juga mengiranya bahwa jiwa keira yang asli sudah tidak sanggup dengan kelakuan bejad sang suami makanya ia memilih untuk pergi jauh.

Dan menarik jiwa klarisa supaya mengantikan nya sungguh di luar nurul bukan, karena keasikan dengan lamunan nya keira tidak menyadari bahwa ada sorang wanita yang sedang berbadan dua memasuki kamarnya.

Dengan perlahan menyentuh bahu keira, keira yang merasakan sentuhan itu segera menoleh melihat siapa orang yang menyentuh nya. Saat itu senyum keira pun terlihat walupun tipis karena wanita yang di depan nya juga tersenyum padanya.

"Keira ini aku bawakan makan untukmu, makanlah dari kemarin kamu belum ada makan nanti kamu bisa sakit kei" ucap khwatir Ratih pada Keira.

"Aku tidak lapar kak, lebih baik aku mati saja sebab aku tak akan pernah mendapatkan kebahagian di hidup ku semua yang telah pergi begitu saja" balas Keira dengan kembali memfokuskan kembali pandangannya ke arah taman yang ada di balkon kamarnya.

Ratih pun berdiri di depan Keira"kei kamu nggak boleh ngomong gitu, pasti nanti kamu pasti akan mendapatkan kebahagiaan mu kembali kei"ucap Ratih sembari mengusap kepala Keira.

Pada saat itu juga tangis Keira tumpah dan ia memeluk Ratih "tapi itu kapan kak, Keira sudah korbankan semuanya supaya kak revan bahagia bersama kakak tapi dia masuk belum puas juga buat Keira menderita, bahkan  ia juga mengikis mental dan juga jiwa kei dan aku sudah gak sanggup lagi kak" ucap keira dengan tangis nya yang sangat kencang.

Di dunia nya walaupun Keira seorang yatim piatu dia banyak sekali menerima kasih sayang, walaupun itu hanya sekedar peduli sesama manusia namun itu sudah membuat nya senang tak seperti sekarang ia harus merasakan seperti apa mencintai seseorang yang tak bisa mencintai kita kembali.

Ratih yang paham betul dengan perasaan Keira ia meraih wajah Keira menghapus air mata Keira"enggak kei kamu harus percaya pada diri kami sendiri bahwa kamu kuat untuk mengadapi ini semua, dan bila suatu saat nanti kamu bisa pergi jauh maka pergilah jangan pernah melihat ke arah belakang dan hidup seprti yang kamu inginkan dan berbahagialah kei"balas Ratih.

Setelah itu Keira pun Keira menganggukkan kepalanya dan kembali memeluk tubuh Ratih, entah mengapa ia merasakan bahwa Ratih adalah kakaknya bukan sebagai madunya. Walaupun di luar sana banyak istri pertama yang tidak suka bila dia di madu maka berbeda dengan Keira ia malah menganggap Ratih adalah kakanya yang sangat berharga.

Suatu Saat NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang