Hai gai kembali lagi samau Author gimana kabarnya baik kan...
Semoga kita berada di lindungan Allah SWT
Amin.
..
..
..
..
Hari ini jadwal Keira untuk bangun pagi menyiapkan pakaian suaminya itu dengan sangat teliti agak tidak ada yang salah dan tak berujung ia di hukum oleh sang suami.Setalah menyiapkan pakaian Revan, Keira langsung pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk sang suami. Untung saja di dunia nyata Keira pandai memasak hingga ia tidak akan canggung bila Rehan meminta nya untuk masak.
Namun pada saat yang bersamaan ia melihat sang suami yang turun bersama dengan wanita yang menjadi kekasih suaminya itu. Dengan cepat Keira langsung menyiapkan makan untuk mereka.
Namun saat akan menyajikan makan untuk kekasih Revan tiba-tiba saja Revan marah kepada Keira"saya minta kamu buat nyajikan makan buat saya bukan semua orang, dan itu tugas para maid"ucap Revan Tiba-tiba.
"Baiklah tapi boleh kah hari ini aku izin keluar, sebab ada beberapa benda yang harus aku beli" ucapan Keira.
Menghentikan makan nya"tidak... Biarkan para maid yang beli kebutuhan kamu, dan kamu jangan berharap buat keluar dari manssion ngerti"ucap Revan .
"Tapi aku hanya izin sebentar saja setelah itu aku akan kembali cepat aku janji, boleh yaa" mohon Keira,walaupun ia tahu akan ada penolakan tetapi tekad Keira tetap lah kuat.
"Kamu tidak dengar apa yang saya ucapkan barusan Keira atau gak ngerti bahasa manusia, saya bilang enggak ya gak dan kalau sampai saya lihat atau denger kamu nekat buat keluar manssion habis jangan harap kamu bisa jalan lagi ngerti" balas Revan dengan menatap tajam Keira.
Mengerti akan situasi yang semakin memanas Ratih pun mencoba menenangkan Revan dengan cara mengelus tangan Revan lembut"mas kamu tenang ya mungkin Keira butuh banget sama benda itu dan ia gak bisa minta kepada maid takut barang nya gak sesuai dengan apa yang dia mau"ujar Ratih lembut.
"Enggak sayang kamu gak usah belain dia, emang seharusnya dia nggak keluar manssion, dan buat kamu kembali ke kamar, hari ini gak akan ada jatah makan buat kamu sampai malam nanti, sampai saya lihat kamu diam-diam makan saya pastikan kamu nggak kan bisa keluar kamar ngerti" ucap Revan tanpa bantahan.
Keira yang sudah menahan tangis sedari tadi pun hanya menganggukkan kepala dan langsung menuju ke arah kamarnya. Ratih yang melihat Keira pun mencoba membujuk Revan untuk tidak terlalu keras kepada Keira.
"Mas jangan kaya gitu, Keira bisa sakit kalau hari ini gak makan sudah dari semalam saat aku coba ke dapur ia memakan sisa makan di piring mu dan itu hanya sedikit, jadi jangan hukum dia kasihani dia karena dia istri mu" jelas Ratih.
Revan tetaplah Revan ucapannya adalah mutlak dan tak ada yang boleh membantah bahkan itu adalah Ratih sekalipun "berhentilah membela nya sayang, jangan buat mas ikut kasar sama kmu ngerti".ujar Revan melanjutkan sarapannya.
..
..
..
Didalam kamar Keira menangis karena entah mengapa dada nya menjadi sesak dan juga berat rasanya harus menerima semua ini" Bahkan di dunia asli gue, gue nggak pernah ngerasain sesakit ini".ucapnya sambil memeluk kedua lututnya.Tak beberapa lama suara ketukan pintu terdekat dan itu adalah Naila seorang maid yang sudah berteman dengan Keira"nyonya ini saya bawakan sedikit makan, nyonya makan lah sebelum tuan datang "ucap Naila.
Membuka pintu untuk Naila" naila itu jatah makan lo jangan lo bagikan ke gue, apa lo mau di hukum sama kak Revan "ucap Keira panik melihat Naila membawa jatah makan nya.
" maafkan saya nyonya, tapi saya gak bisa melihat anda harus menahan lapar selama 2 hari dan saya sudah makan tadi di belakang jadi saya bawa sebagian untuk anda"ujar naila dengan memberikan bungkus makan pada Keira, Naila menganggap Keira seperti kakak nya sendiri semenjak kejadian Keira menyelamatkan nyawa adiknya yang hampir tidak tertolong kerena kekurangan biaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/373599348-288-k648262.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Saat Nanti
Fantasi"gue mau kita cerai"kalimat itu keluar dari mulut wanita yang kini berdiri di depan nya. " jangan harap kamu bisa minta cerai dari saya. sampai kapan pun kamu tetap istri saya"balas lelaki itu dengan tatapan tajam dan ia melangkah pergi. .. .. ...