Semuanya sudah terlambat untuk di sesali dan kita hanya perlu menerima walaupun itu menyakitkan hati.
..
..
..
..
..
kini Ratih sudah berada di depan pintu kamar Keira Ia pun mengetuk pintu kamar Keira dengan lembut dan tak beberapa lama suara keira terdengar pelan yang mengizinkan untuk Ratih masuk. Saat Ratih masuk ke kamar Keira ia melihat gulungan selimut yang terdapat tubuh sakit Keira yang terbungkus segera Ratih menghampiri Keira.Kaira yang terkejut karena yang datang adalah Ratih bukan Pelayan" kak Ratih ngapain ke sini?nanti kakak bisa tertular keira" katanya keira sambil berusaha mendudukkan diri di tepi panjang.
Ratih membantu Keira duduk" tak apa aku disini bawakan kamu bubur dimakan ya oh atau mau aku suapin" ucap Ratih dengan mengambil semangkuk bubur di atas nakas.
Karena tak sanggup untuk berdebat Keira pun segera menerima setiap suapan yang diberikan oleh Ratih padanya hingga pada suapan keempat Keira sudah merasa kenyang .Sebenarnya perut Keira sekarang mual dan ingin rasa memuntahkan makanan nya Ratih pun memberikan obat yang disarankan oleh dokter untuk Keira minum dengan bantuan Ratih Keira pun meminum obat tersebut.
Dan setelahnya Ratih membaringkan tubuh keira tak lupa menyelimuti tubuh kecil yang sangat banyak sekarang bekas luka di sekujur tubuh gadis itu. Keira meyakinkan bahwa Ratih berbeda dari wanita lain di luar sana yang tidak akan Sudi mengurus saingannya yang sedang sakit itulah yang di pikir oleh Keira.
"Makasih ya Kak maaf kalau keira ngerepotin kak Ratih" ucap Kaira dengan senyum yang tipis namun tulus.
"Sudahlah key jangan terus mengucapkan terima kasih padaku aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri, jadi Please aku mohon jangan sungkan padaku Dan aku janji akan membantumu sebisa ku key"ucap Ratih dengan menaikkan selimut sampai di atas dada Keira.
Sambil membereskan bekas makan kayak Ratih pun berkata" Istirahatlah Key semoga lekas sembuh ,tapi maaf aku yang belum bisa membantumu untuk sekarang bertahanlah sedikit lagi dengan itu aku akan membantumu bisa keluar dari rumah ini "ucap Ratih di ambang pintu dan pergi.
Kaira bingung dengan perkataan Ratih yang menurutnya membuatnya harus berpikir maksud dari perkataan perkataan wanita itu yang akan membantunya keluar dari mansion ini apakah Ratih akan membuat Keira menjadi seorang yang mati di tangan suaminya sendiri. Keira pun hanya menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk menutup matanya dan tidur melupakan apa yang baru saja ia dengar.
..
..
..
..
..Kebesokannya kan paginya tubuh keira sedikit mendingan, namun kepalanya masih saja terasa berputar-putar Nayla datang membawakan makanan untuk Keira, Nayla membatu Keira untuk makan bubur yang sudah ia siapakan.Dan bubur itu pun habis tak tersisa karena semalam Keira memuntahkan bubur yang di suapin oleh Ratih dan sekarang perutnya terasa sangat lapar.
Di saat Nayla akan pergi dan membuka pintu di sana ada tuannya yang sudah rapi dengan setelan jas lengkap dengan dasi yang terpasang rapi di lehernya. nayla pun segera undur diri dan Revan memasuki kamar keira dan berjalan menuju ke arah sofa single yang ada di depan ranjang Keira dengan tumpukan kaki kanan di atas paha kirinya Revan memandangnya dengan datar.
Keira yang di tatap pun hanya menunduk sambil memainkan jarinya di dalam pikirannya bertanya-tanya apa yang membuat Revan mau menginjakkan kaki di kamar Keira ini .Tak berselang beberapa lama terdengar dari tarikan nafas dari Revan" bisa nggak kalau ada orang depan kamu,kamu tatap matanya bukan malah nunduk terus" ucap Revan yang terus memandang datar sang istri yang sedari tadi belum menaikkan kepala dan menatapnya.
Keira yang mendengar Revan berkata seperti itu pun segera menatap sang empu takut bahwa Revan akan marah padanya lagi nanti. Dan sekarang yang ada di depannya sekarang Revan,mata keduanya pun bertemu dan kembali Revan berkata "minggu depan saya dan Ratih akan menikah Bunda sudah kasih saya restu buat menikah sam Ratih jadi saya mau kamu juga kasih Restu saya menikah sama Ratih,dan yakinkan bunda untuk setuju" ucap Revan dengan memandang Keira remeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Saat Nanti
Fantasy"gue mau kita cerai"kalimat itu keluar dari mulut wanita yang kini berdiri di depan nya. " jangan harap kamu bisa minta cerai dari saya. sampai kapan pun kamu tetap istri saya"balas lelaki itu dengan tatapan tajam dan ia melangkah pergi. .. .. ...