Malam harinya Keira pergi menuju ke mansion utama untuk menghadiri makan malam bersama sebelum bunda dan juga daddy Revan akan kembali ke London. Di sana sudah ada sang bunda yang membantu menyiapkan makan di meja.
Tak lupa Keira membantu sang bunda menata perlatan makan, tak lama kemudian daddy pun turun dan duduk si kursi tengah yang ada ada di meja makan. Sebagai kepala keluarga Sagastara, sebenarnya kakek dan nenek Revan seharusnya hadir namun karena sang nenek yang sakit maka mereka tidak hadir di acara pernikahan Revan yang kedua.
Setelah itu Ratih dan juga Revan turun dan menuju ke arah meja makan dan mereka pun memulai acara makan malam dengan tenang tanpa suara. Saat ini mereka semua duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi namun Keira yang merasakan lelah memutuskan untuk undur diri dan pergi menuju mansion belakang.
Saat berjalan ke arah mansion ia di hadang oleh Revan yang menarik tangan nya dan mengehempaskannya. Hingga membuat tubuh mungil Keira menabrak dinding dan membuat siku Keira ngilu.
"Kak Revan kenapa, kei emang ada salah apa sama kakak sampai kak Revan marah sama kei" ucap Keira gemetar.
"Wahh kamu bodoh atau pura-pura lupa, semenjak ada bunda kamu sekarang ngerasa berkuasa iya merasakan bebas dan ada yang ngebela kamu iya gitu, ingat hukuman kmu tetap ada karena kamu udah berani buat seorang revan marah Keira" ucap Revan dengan meremas dagu Keira.
"Dan setelah bunda nggak ada saya mau kamu pindah kemansion utama sebelum saya habisi kamu ngerti"acam Revan kepada Keira.
" kak Keira gak mau tinggal di mansion utama Keira gak mau, Keira gak bisa gini kak harus lihat kemesraan kak dan juga kak Ratih hati Keira sakit kak jadi biarin Keira tinggal di mansion belakang "mohon Keira pada Revan.
Bukan nya melepaskan Keira Revan malah menjambak rambutnya Keira" kamu pikir saya peduli hati kamu sakit atau enggak tapi satu perintah saya nggak boleh kamu bantah ngerti sekali saya bilang kamu pindah ya pindah".
"Sampai saya tahu kamu ngadu lagi sama bunda siap siap saya sendiri yang bakal motong lidah lo supaya kamu nggak akan pernah bisa ngomong lagi ngerti" lanjut Revan.
Keira hanya mengangguk kepala menahan rasa sakit di kepalanya merasakan sakit rambut nya di paksa lepas dari kepalanya. Sungguh kejam sekali punya suami kaya sih Revan ini entah apa mau nya lelaki ini pada nya tidak cukup dengan melukai hatinya sekarang pun ia ingin melukai tubuh nya juga.
"Good girls... Ingat hukum kamu masih menunggu tunggu saya honey" ucap Revan sambil mengecup singkat bibir Keira tapi kecukupan itu berubah menjadi lumatan.karena tidak mendapat balasan dari ciumannya Revan pun menggigit bibir bawah Keira hingga berdarah dan Keira pun membuka mulutnya.
Tanpa rasa jijik Revan mencium Keira dengan rakus bahkan darah yang keluar dari bibir Keira pun tak di hiraukan nya. Keira yang berusaha menghindari pun tak bisa karena tenaga Revan yang lebih besar dari pada tenaga nya hingga kata pasrah yang bisa Keira lakukan.
Dan saat sudah puas dengan bibir mungil istri nya itu Revan melihat wajah Keira yang sudah merah antar marah dan menahan tangis. Dengan tanpa rasa bersalah Revan menekan luka pada bibir Keira hingga darah segera pun kembali keluar.
"Ini baru satu hukuman kecil dari saya Keira buatlah saya marah maka kamu akan terus dapat hukuman dari saya, dan saya nggak suka sesuatu yang sudah menjadi milik saya lepas dari saya ngerti" ucap Revan dan pergi meninggalkan Keira.
Seketika tangis Keira pecah perasaan sakit hati dan juga perasaan yang tak pernah ia rasakan pada saat ia di dunia nya. Keira merasa seperti seorang yang berdosa karena ia di beri kesempatan hidup tapi harus di raga seorang Keira yang menurutnya menjadi Keira sangat berat dan juga membuat jiwa nya terguncang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Saat Nanti
Fantasy"gue mau kita cerai"kalimat itu keluar dari mulut wanita yang kini berdiri di depan nya. " jangan harap kamu bisa minta cerai dari saya. sampai kapan pun kamu tetap istri saya"balas lelaki itu dengan tatapan tajam dan ia melangkah pergi. .. .. ...