Chapter 19 : BOTOL YAKULT

23 4 1
                                    

WARNING: CERITA INI MENGANDUNG TYPO YANG BERTEBARAN!

Pagi! Semoga hari ini, kalian disambut hal-hal yang baik aja. 
Semoga Oktober hari ini full Bahagia dan banyak duit!

Selamat membaca

Kamar bernuansa biru muda itu terlihat gelap, dan hanya di terangi oleh lampu tidur dan cahaya bulan yang menebus lewat lubang udara.

Gadis yang memakai piyama berwarna ungu itu, meraba-raba kasurnya mencari handphone nya yang entah dimana ia lempar kan tadi.

Decakan terdengar, diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas malam tepat, menunjukkan pergantian hari.

Elsa beranjak dari tidur nya, dan mengambil air minum.

"Huh, seger nya." Gumam Elsa. Mata Elsa yang masih mengantuk itu seketika ingin terpejam, sampai bunyi dering telepon berbunyi nyaring, mengisi kesunyian kamar nya.

Dengan malas, Elsa meraih handphone nya, untuk mengecek orang gila mana yang menelepon nya tengah malam.

"Udah engga ada waktu apa, nelepon orang tengah malam." Mata Elsa yang semula sayu karena menahan kantuk, seketika langsung melotot ketika melihat nama kontak yang telah menelepon nya tengah malam.

"Dipta!?" Seru Elsa kaget! Ditatapnya layar handphone nya itu, ragu untuk menjawab telepon itu. Takut,  jika Dipta salah tekan.

Melihat dering telepon yang sudah tidak berbunyi, Pundak Elsa melemas. Benar 'kan? Dipta hanya salah tekan—

Eh?

Handphone nya kembali berdering dengan nama kontak yang sama. Senyuman Elsa terbit begitu saja, rasa kantuknya sudah menguar begitu saja. Langsung saja di gesernya tombol hijau kesamping.

---

Dipta yang merasa bosan karena tidak bisa tertidur kembali, karena suara Kabir yang mengorok keras.

Dengan iseng Dipta menekan tombol telepon di handphone nya.

Berdering!

Tunggu, apakah gadis-nya ini belum tidur? Diliriknya jam dinding di kamar Reynan, sudah tengah malam, dan gadis-nya belum tidur juga?

Huh!

Apakah gadis-nya ini sedang mengundang penyakit?

Satu kali menelepon belum juga di angkat.

"Apa dia lagi chatting sama cowo lain!?" Monolog Dipta. Dipta seketika menggeleng kan kepala nya pelan.

"Coba lagi deh," Dipta dengan jantung yang berdebar, kembali menekan tombol telepon, sampai ...

Telepon nya tersambung!

Seketika senyuman Dipta terbit begitu saja, dengan semangat, Dipta langsung menyapa gadis-nya itu.

"Hai!"

"Lo kenapa nelepon malem-malem,"

Dipta terdiam.

"Halo, Dipta lo masih disana, 'kan?"

Senyuman terukir begitu saja di wajah Dipta, "Hm ... Gue masih ada. Lo kenapa belum tidur jam segini?"

"Kebangun, tadi mau tidur lagi tapi lo nelepon jadi ya ngantuk nya udah hilang."

Dipta lagi-lagi tersenyum, bisa di dengar nada bicara Elsa yang seperti anak kecil yang merajuk, karena tidur nya yang diganggu.

"Gue pikir lo belum tidur, mangkanya gue telepon."

"Em ... Lo kenapa malah belum tidur?"

Dipta menoleh kebelakang, melihat kedua sahabatnya yang masih tertidur nyenyak, tapi diam-diam dia meringis melihat Reynan yang malah tidur di lantai, setahu nya tadi Reynan tidur di ranjang.

SADIPTA : DO YOU LOVE ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang