Pov Rantika:
Setelah mempersilahkan pak sugeng masuk kedalam, aku melihat dia segera duduk di kursi ruang tamu tanpa aku persilahkan, sepertinya pikirannya masih menerawang ke payudaraku ini apalagi tadi dia sempat merasakan kekenyalan payudaraku dengan sikunya, dan benar saja pandangan nya belum lepas dari menatap payudaraku, " huhuhu dasar mesum" umpatku dalam hati. Posisi berdiriku pun masih berhadapan langsung dengan pak sugeng, hal ini semakin menambah liar tatapannya kepadaku, ingin rasanya aku kembali melingkarkan tanganku di dadaku kembali tetapi, "ahh sudahlah setelah ini aku langsung masuk kamar saya berganti pakaian atau minimal memakai kembali bh ku yang tadi aku lepaskan" ucapku dalam hati dan aku juga berpikir kalaupun aku membelakangi nya ataupun posisi menyamping aku berpikir malah makin keenakan dia bisa melihat bongkahan pantatku juga, yang rasanya dengan pakaian ini bulatan pantatku pasti tercetak dan menjiplak.
Karena pak sugeng hanya duduk dan berdiam saja, tidak seperti biasanya dia selalu ada saja omongan nya kala sedang berjumpa denganku, dan juga ia masih terus memandangi badanku dan seakan tak mau melepaskan pandangannya dari badanku, aku merasa seperti pandangan itu menelanjangi tubuhku. Maka aku duluan yang memulai pembicaraan.
Aku: pak sugeng mau Rantika buatkan kopi sekalian?
Pak sugeng pun tetap diam dan hanya melongo saja, maka aku kembali memanggilnya "Pak.. pak sugeng" barulah ia tersadar, serta menjawab yang membuat aku tersentak.
Pak sugeng: ehh iya mbak Rantika susu nya gede banget. Ucapnya membuat aku kaget.
Aku: ihh bapak ini apaan sih, di tanya apa jawabnya apa. hhuuuhhh. Tambahku sedikit cemberut.
Pak sugeng: aduhh maaf mbak Rantika maksud saya bukan begitu, maksud saya mbak Rantika ternyata cantik sekali.
Aku: ighhh bapak apa sihh, biasa aja Rantika mah pak.
Pak sugeng: aduhh ini mah gak biasa mbak, bapak aja dari tadi kayak tersihir melihat mbak Rantika malam ini, sensual banget ya. Tambahnya
Aku: ihhh udah2 ahh pak, dari tadi bapak Rantika perhatiin liatin badan Rantika terus, emang liat apaan sih pak? Tanyaku kesal. Sebenarnya aku kaget juga kenapa aku bisa bertanya seperti itu, bukankah aku sudah tau jawabannya, sedari tadi bukankah pandangannya tak pernah lepas dari payudaraku ini.
Kemudian pak sugeng dengan santainya menjawab.
Pak sugeng: ehhh ternyata mbak Rantika sadar toh.hehehe
Aku: yah sadarlah pak, orang bapak mandang nya gitu banget. Tambahku sedikit cemberut dan memajukan bibir ku kedepan.
Pak sugeng: aduh mbak Rantika kalau cemberut gitu, makan bikin bapak gak kuat aja, apalagi bibirnya pake di manyunin segala. Tambahnya sengit.
Aku: aduhhh bapak ini gak kuat apa sih, jangan aneh2 deh pak, sekarang bapak mau minum apa? Nanti Rantika buatkan.
Tambahku agak sedikit panjang dan ingin segera mengakhiri percakapan ini, karena aku perhatikan sedari tadi tatap itu tetap sama, tak pernah lepas dari payudaraku selagi ia berbicara denganku. Lalu pak sugeng menjawab.
Pak sugeng: kopi aja deh yah mbak, biar bikin nya sekalian dan gak ngerepotin mbak Rantika. Tambahnya
Aku: yaudah ditunggu ya pak Rantika buatkan dulu. Jawabku
Pak sugeng; dengan senang hati mbak Rantika. Jawabnya
Aku pun melangkah meninggalkan pak sugeng di ruang tamu, tetapi aku sempat berpikir " aduh jika aku melangkah menuju ke belakang, maka pak sugeng bisa melihat dong belahan pantat montokku" aduhh bagaimana ini ya, pikiranku berkecamuk. Kemudian aku putuskan tetap melakukan nya toh ini akan segera berakhir pikirku seraya aku berjalan meninggalkan dia. Namun disaat aku tengah berjalan meninggalkan pak sugeng, aku mendengar ia berkata.
Pak sugeng: mbak Rantika kopinya gak usah di kasih gula ya. Ucap pak sugeng.
Akupun menoleh ke arahnya dan merasa sedikit aneh, kemudian aku bertanya.
Aku: kok tumben pak? Tanyaku
Pak sugeng: iya, pakai susu aja ya mbak, enak kayaknya kopi susu malam2 gini. Tambahnya
Aku: yaudah aku lihat dulu ya pak, takutnya susunya dah abis, belum belanja pak soalnya. Jawabku.
Pak sugeng: baiklah mbak Rantika. Jawabnya singkat.
Akupun berlalu meninggalkan pak sugeng sendirian di ruang tamu, menuju kamarku, samar2 aku mendengar dia berucap agak pelan, "aduhhh mbak Rantika kalau gak ada stok susu mah, biar aku sedot sendiri dari susu montokmu itu hagghh" keluhnya menghela nafas. Aku kaget mendengar hal itu, maka aku putuskan untuk berdiam sejenak mendengarkan ucapan apalagi yang akan ia lontarkan.
Tetapi tak aku mendengar dia mengucapkan apa2 lagi, kemudian aku sedikit menengok ke ruang tamu dengan mengintipnya dari balik tembok pemisah ruang tamu dengan ruang tengah kami. Aku sangat terkejut dengan apa yang aku temukan, aku melihat pak sugeng menggosok selangkangannya ke atas ke bawah sambil memejamkan matanya, tak lama dari itu, aku kembali mendengar dia berucap.
"ughhh mbak Rantika, susumu montok sekali, belum lagi belahan pantatmu, aghh mentul sekali bokong mu itu, pasti enak kalau aku selipkan kontolku disana" ucapnya sambil terus menggosok selangkangannya, dan samar2 aku melihat sarung yang digunakan pak sugeng menyembul ke atas, lalu aku berpikir " ighh sepertinya kontolnya berdiri tegak di bawah sana" akupun agak merinding mendengar ucapannya ingin meyelipkan kontol nya di belahan pantatku, kemudian aku menengok ke belakang memperhatikan belahan pantatku, " ughhh wajar saja dia berkata begitu, memang bongkahan pantatku sangat terekspos dengan menggunakan pakaian tidur ini" aduhh ini semua salahku kenapa malam ini aku menggunakan pakaian seperti ini, setelah ini aku harus segera menggantinya pikirku.
Karena aku merasa agak sedikit merinding melihat apa yang dilakukan dan diucapkan pak sugeng, maka aku berniat segera mengakhiri pengintipan ini. Tetapi pada saat sudah beranjak menuju kamarku, aku mendengar pak sugeng berucap agak lumayan keras " agghhh lega sekali rasanya" akupun penasaran dengan apa yang ia lakukan, maka aku kembali ke posisi semula dan mengintip apa yang kira2 dilakukan pak sugeng.
Akupun terkejut bukan kepalang, aku melihat sarung pak sugeng sudah tersingkap ke atas, dan " ahhh aku melihat dia mengeluarkan kontol nya dari dalam sarung nya" akupun sangat terkejut mendapati hal itu, " agghh ini gila, kenapa dia beRantika berbuat seperti ini di dalam rumahku" pikiranku berkecamuk. Meskipun sebenarnya ini bukan kontol laki2 lain pertama yang aku lihat selain suamiku (kira - kira kontol siapakah itu?) tetapi tetap hal ini membuat aku sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tersembunyi Istriku ( Cuck Warning)
ChickLitAku bersyukur sekali Rantika sebagai seorang perempuan yang cantik dan memiliki pekerjaan yang layak mau memilih untuk hidup berumah tangga denganku, walaupun penghasilan sebagai security bank swasta sebenarnya tidak kalah, bahkan kadang lebih besar...