Bab 18

1.4K 4 0
                                    

Lalu setelahnya aku melihat istriku terburu2 keluar kamar dengan tanpa menggunakan bh nya, hanya menurunkan baju nya begitu saja dan sedikit merapikannya. "Hmm pastilah anakku terbangun dari tidurnya dan mencari dia" pikirku. Kemudian terlintas dalam pikiranku "aghh coba saja sekarang sudah mendekati jam 10 malam, pastilah yang mendapatkan giliran mengambil kopi ke rumahku akan menemukan istriku keluar dengan tanpa bh nya" dan pasti kejadian itu akan sangat menyebarkan tentunya. Tetapi aku lihat sekarang masih jam 9 malam kurang. "Aghh" aku menghela nafas sedikit kecewa.

Kemudian aku kembali memperhatikan layar handphoneku, aku lihat kamar kami dalam keadaan kosong. Sepertinya tontonan ini telah berakhir. Begitulah pikiranku ku. Akhirnya aku menyudahi kegiatan memantau istriku melalui kamera itu.

Lalu aku menemui rekan2ku yang sedang bermain handphone dan yang sedang berjaga di depan pintu, kemudian aku meminta izin untuk keluar terlebih dahulu, dengan iming2 sepulangnya nanti akan aku bawakan martabak. Maka jadilah mereka semua mengizinkan aku untuk keluar. Sebenarnya diantara mereka aku adalah yang tertua dan paling lama bekerja disini, tanpa iming2 itupun rasanya sulit bagi mereka untuk menolak keinginanku.

Setelah mendapatkan izin dari rekan2ku tadi aku segera keluar dari bank menuju parkir motor dan segera menyalakan motor untuk segera pulang. Aku sengaja tidak mengabarkannya terlebih dahulu kepada istriku, aku berencana ingin mengejutkannya dan membuat gairahnya malam ini dapat tersalurkan. Kasian sekali bila ia hanya melampiaskan gairah nya dengan hanya meremas dan menggosok memeknya dengan jari2 lentik itu. Lagipula dengan tanpa mengabarkan padanya aku memang selalu membawa kunci cadangan rumahku yang aku jadikan satu dengan kunci sepeda motorku. Rasanya rencanaku untuk mengejutkannya akan berjalan sebagaimana mestinya dan aku bisa berkesempatan untuk menyalurkan gairahku dan gairah istriku malam ini..

Setelah Rudwan bergegas pulang untuk menemui istrinya, tentu dengan tujuan untuk melampiaskan hasratnya yang sedari awal sebelum berangkat kerja tadi memang sudah muncul dan sekarang semakin memuncak dikarenakan khayalannya sendiri tentang kenakalan yang mungkin dilakukan istrinya itu.

Kita mendahului Rudwan saja untuk tiba lebih awal di kediamannya, kita khawatirkan pak sugeng sudah memulai aksinya. Tentu tidak ya suhu sekalian pak sugeng masih setia menunggu kita untuk menjadi saksi atas aksinya nanti.

Kita Kembali dengan kondisi terkini di kediaman Rantika dan Rudwan. Pak sugeng masih tegak berdiri di depan muara pintu, melihat kearah luar sekitaran rumah tersebut, dalam pikiran nya ia menghadap ke arah luar ini dengan tujuan untuk memperhatikan bagaimana kondisi sekitaran rumah Rantika pada saat ini, apakah ia memiliki kesempatan untuk dapat melaksanakan niatnya tadi yang sempat tertunda, Karena adanya sepeda motor yang lewat di depan rumah Rantika sehingga tadi ia mengurungkan niatnya untuk menyergap Rantika yang sedang dalam kondisi telanjang dan hanya menggunakan celana dalam saja itu. Memang seharusnya di pemukiman mereka sudah sangat sepi jika sudah jam segini, pastilah warga yang lain sudah berdiam diri dirumah mereka masing2, begitulah pikir pak sugeng berusaha meyakinkan dirinya.

Sementara disisi lain Rantika sedang berada di dapur untuk memanaskan air, sekaligus menyiapkan kopi untuk pak sugeng, khusus untuk kopi pak sugeng Rantika membuatkan nya menggunakan air termos yang memang masih tersisa namun tidak banyak, sedangkan untuk kopi yang akan dibawa ke pos ronda Rantika menyiapkan air panas dengan jumlah yang lebih banyak. Karena kopi yang akan dibuatkan Rantika nantinya akan di buatkan untuk ukuran satu teko ukuran sedang. Sesekali Rantika melihat kearah depan ruang tamunya dan ia melihat pak sugeng masih dalam kondisi yang sama seperti tadi, masih berdiri di depan muara pintu. Syukurlah pikir Rantika pak sugeng tidak melakukan hal2 yang aneh lagi.

Sementara kala pak sugeng tengah berdiri di depan sana, lewat lah seorang pemuda dengan motornya. Dia adalah andi keponakan pak dedi, begitulah pak sugeng mengenalinya. Ia melihat pemuda itu lewat sambil menoleh ke arah rumah Rantika dari kejauhan, kemudian setelah pas di depan rumah Rantika pemuda itu mengklakson pak sugeng yang sedang berdiri disana seraya berkata "ke bengkel dulu pak" lalu pak sugeng menjawab " iya mas andi lanjut". Tak lama setelah itu pak sugeng mendengar Rantika memanggil nama nya dari arah belakangnya. Ternyata Rantika telah selesai membuatkan kopi susu sesuai pesanan nya tadi.

Lalu Rantika meletakkan kopi tersebut di atas meja, pada saat itu pak sugeng melihat Rantika sedikit membungkuk untuk meletakkan kopi susu tersebut "aghh coba saja tadi aku masih duduk di sana pastilah aku kembali dapat melihat susu itu walaupun hanya belahan bagian atasnya saja". Begitulah sesal pak sugeng. Karena saat ini posisi Rantika berdiri menyamping dengannya, sehingga ia tidak bisa melihatnya. Setelah meletakkan kopi susu tersebut Rantika segera duduk di kursi ruang tamu mereka disusul oleh pak sugeng yang juga maju dan ikut duduk disana. Posisi duduk mereka saat ini berada dalam posisi menyamping dan agak berjauhan, Rantika duduk di kursi panjang dan duduk agak jauh di ujung nya sedangkan pak sugeng duduk di kursi single yang berada jauh di samping nya. Posisi mereka pada saat ini terpisah oleh meja.

Setelah mereka sudah sama2 duduk pak sugeng pun memulai pembicaraan.

Pak sugeng: gak pake gula kan ini mbak?

Rantika: iya gak pake pak. Jawab Rantika singkat.

Kemudian Rantika menempel lagi,

Rantika: emang lagi mengurangi konsumsi gula pak?

Pak sugeng: ahh enggak kok mbak cuman lagi pengennya kopi susu saja. Jawab pak sugeng seraya pandangan nya mulai kembali tertuju pada susu montok Rantika.

Rantika bukan nya tidak menyadari hal itu, dia sangat menyadarinya, apalagi cara menatap pak sugeng yang nanar kearah payudaranya, tentu dia sangat menyadarinya " dasar mesum pikir Rantika" padahal dia sudah menggunakan bh nya kembali namun tatapan pak sugeng tetap saja sama seperti saat baru tiba disini tadi, tatapan liar yang seakan menelanjanginya.

Rantika di buat sedikit kesal dengan hal itu. Namun nyatanya Rantika telah salah menduga walaupun telah menggunakan bh nya kembali susu montok itu tetap saja terlihat menggiurkan bagi pak sugeng, apalagi tadi pak sugeng sempat melihat bentukan payudara montok itu secara utuh. Bahkan dalam pikiran pak sugeng bayangan akan bentuk payudara Rantika masih sangat jelas, mulai dari ukuran nya yang besar menggoda dipadukan dengan putih mulusnya permukaan payudara Rantika, serta getaran payudara itu saat Rantika melenggok2 berjalan di kamarnya, di tambah lagi puting susu Rantika yang coklat kemerahan itu. Semua itu masih sangat jelas dalam ingatan pak sugeng dan sulit bagi pak sugeng untuk lepas dari hal itu, susu montok itu selalu mengganggu pikiran nya saat ini, rasanya pak sugeng sangat ingin menikmatinya saat ini juga, tetapi tadi sempat ia batalkan karena terjadi sedikit gangguan.

Pesona Tersembunyi Istriku ( Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang