Bab 19

1.4K 6 0
                                    

Rantika yang sebenarnya sedikit kesal dengan tingkah pak sugeng, tetapi Rantika berusaha untuk bersikap biasa saja terhadap pak sugeng. Rantika berpikir memang begitulah pak sugeng ini sering menggoda nya kala mereka tengah bertemu dan mengobrol bersama ibu2 di pemukiman tempat mereka tinggal. Omongan nya memang kadang tak jauh2 dari bentukan body Rantika.

Mengingat hal itu Rantika berusaha untuk maklum saja, lagi pula ia berpikir memang salahnya tadi kenapa ia keluar tanpa bh, senigga tatapan nakal pak sugeng itu menjadi begitu lengket terhadap tubuh nya, bahkan saat ia telah menggunakan bh pun tatapan itu tetap sama liar nya. "Agh sudahlah" begitu pikir Rantika.

Rantika kemudian mempersilahkan pak sugeng untuk meminum kopi susunya.

Rantika: silahkan diminum pak kopi nya. Ucap Rantika tanpa menyebutkan kata susu. Ia takut pak sugeng semakin liar menatap asetnya itu.

Pak sugeng; iya mbak. Tunggu dingin dulu sedikit lagi. Jawab pak sugeng.

Kemudian pak sugeng menambahkan. "Lagi pula mbak hari ini cuacanya lumayan gerah ya mbak, walaupun tadi sore sempat turun hujan. Ujar pak sugeng. Dan Rantika pun merasakan hal yang sama, bahwasanya cuaca hari ini memang terasa gerah sekali.

Rantika pun menimpali pernyataan pak sugeng barusan.

Rantika: bapak sih tadi minta nya kopi susu, coba minum yang seger2 aja pak kayak misalnya es pak. Tambah Rantika.

Pak sugeng; ehh iya ya mbak, coba tadi aku minta es susu aja ya. Jawab pak sugeng.

Sambil matanya kembali terfokus ke payudara Rantika.

Rantika: bapak sih minta nya kopi. Apa mau Rantika buatkan es pak? Tambah Rantika menawarkan.

Pak sugeng: ahh gak usah mbak, ini sudah cukup kok kata pak sugeng tak mau merepotkan. Tetapi sebenarnya bukan itu, jelas tujuan pak sugeng adalah agar Rantika tak berpindah lagi dari duduknya dan tetap disitu mengobrol dengan nya.

Rantika: apanya yang repot sih pak, gak repot kok, lagipula kan bapak tamu kami disini Jawab Rantika berusaha ramah.

Pak sugeng: iya2 paham mbak, tapi ini sudah cukup kok terimakasih. Tambah pak sugeng lagi. " ehh iya maaf ya mbak saya datangnya lebih awal kesini tadi, saya takut ketiduran kalau menunggu dirumah, dan istri dan anak2 saya kalau jam segini sudah beranjak tidur biasanya, saya takut ikutan tidur juga, lagian ngeri hujan mbak dari tadi kayaknya langit mendung aja." ungkap pak sugeng berusaha mencari alasan.

Rantika: iya pak gak apa2 kok. Jawab Rantika singkat.

Padahal dalam pikiran Rantika terbersit "ya kalau takut hujan nunggu nya jangan disini dong pak" tetapi tak ia katakan takut perkataan nya itu menyinggung perasaan pak sugeng.

Rantika kemudian memulai pembicaraan kembali.

Rantika: yang tadi itu siapa pak? Yang menyapa bapak dengan motornya.

Pak sugeng: ohh itu sih andi, keponakan pak dedi. Yang sering jaga bengkel nya di depan sana.

Rantika: ohh mas andi toh,

Pak sugeng: iya mbakk jawabnya singkat.

Pak sugeng merasa suasana diantara mereka mulai mencair dan obrolan mereka sudah mulai menyambung. "Yess akhirnya aku ada kesempatan untuk berlama disini sampai jam 10 malam, dan sekarang baru jam 9 malam" masih cukup lama aku akan menikmati pemandangan indah tubuh mbak Rantika. Pikir pak sugeng.

Walaupun obrolan mereka sudah berpindah topik tetapi tetap saja pak sugeng belum bisa terlepas dari bayangan tubuh telanjang Rantika dengan susu montok nya yang terekspos menggiurkan tadi, dan begitu pula halnya dengan Rantika, ia masih menyaksikan tatapan liar pak sugeng masih tak pernah luput dari tubuh nya, terutama payudaranya. Menyadari hal itu timbul rasa penasaran dalam diri Rantika untuk mencoba mengetesnya. Sesuatu yang sebenarnya sudah diketahui jawabannya, tetapi ingin ia lakukan untuk menghilangkan rasa penasaran nya.

Tiba2 keluar kata2 dari mulut Rantika.

Rantika: pak sugeng, tadi kenapa sih pertama kali datang kesini bapak kayak orang kesambet?

Pak sugeng: iya mbak, maaf tadi saya kaget melihat mbak Rantika.

Rantika: kaget kenapa sih pak? Kaget kok jadi bengong gitu kayak orang kesambet, emang Rantika setan apa pak? Tambah Rantika sengit.

Pak sugeng: aduh bukan begitu mbak, tapi saya kaget dengan penampilan mbak Rantika malam ini, sangat cantik sekali. Jawab pak sugeng sambil tersenyum.

Mendengar hal itu Rantika sedikit merasa sedikit tersanjung, walaupun ia tahu pak sugeng begitu karena melihat penampakan susu montoknya. Tetapi tetap berusaha mengetesnya.

Rantika: ahh bapak, cantik apa sih, saya sih biasa aja pak, masih banyak kok yang lebih cantik.

Pak sugeng: enggak kok mbak menurut saya mbak Rantika adalah perempuan tercantik di rt kita, dan rasanya di kampung inipun mbak Rantika adalah juaranya wanita tercantik, bahkan mungkin se kecamatan mbak. Jawab pak sugeng.

Rantika: ahh bapak bisa aja, kalau ngomongin saya. Jawab Rantika.

Pak sugeng: saya bisa ngomong begitu karena saya sudah buktikan sendiri mbak, selain cantik mbak Rantika juga memiliki badan montok yang sangat menggoda yang sudah saya lihat sendiri dengan jelas mbak. Jawab pak sugeng terceplos.

Rantika sedikit terkejut dengan ucapan pak sugeng barusan, apa maksud dari pak sugeng mengatakan sudah membuktikan dan telah melihat secara langsung body montoknya.

Barulah ia ingat akan bayangan yang tadi ia lihat dengan cukup jelas di balik hordeng kamarnya, apakah benar pak sugeng tadi mengintip nya? Jika itu benar berarti pak sugeng telah melihat tubuh telanjangnya hampir utuh, karena tadi ia hanya mengenakan celana dalam saja saat berada di dalam kamarnya. Rantika penasaran dibuatnya, maka ia putuskan untuk menanyakannya pada pak sugeng.

Rantika: maksudnya gimana sih pak,?

Pak sugeng yah itu mbak, seperti yang saya lihat sekarang, badan mbak Rantika bukankah memang montok. Hehehe pak sugeng tertawa.

Rantika: ahh bapak bahas nya itu terus, Rantika malu tau pak di bilang begitu terus. Apalagi bapak kadang bilangnya di depan ibuk2 pemukiman sini, huuuh Rantika malu tau pak kalau didengar ibuk2 yang lain nya, takutnya Rantika dibilang penggoda nantinya.

Pak sugeng: iya iya maaf mbak, saya kadang lupa diri kalau sudah lihat body montok mbak Rantika, bawaan nya pengen muji2 terus.

Rantika: bapak ini bisa aja, tapi jangan di depan ibu2 lagi ya pak, Rantika malu pak.

Pak sugeng: kalau lagi berdua kayak sekarang boleh dong mbak? Hehehe

Pesona Tersembunyi Istriku ( Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang