"Eits bukan ya suhu sekalian" pak sugeng bukan mau colay, tetapi pak sugeng hanya ingin kencing dan selanjutnya ingin menyiram kontolnya dengan air agar tidak terlalu tegang lagi. Setelah selesai membasuh kontolnya dengan air pak sugeng merasa sedikit lega tetapi tetap saja kontol itu masih berdiri tegak.
" ahh sudahlah biarkan saja, toh mbak Rantika juga sudah tau" begitulah pikiran pak sugeng. Setelah selesai pak sugeng segera beranjak untuk keluar. Dan pak sugeng menemukan bh yang tergantung di balik pintu kamar mandi, yahh itu bh Rantika. Pak sugeng lalu dengan cepat mengambilnya dan mencium aromanya, maka seketika kontol pak sugeng kembali berdiri makin keras.
Pak sugeng merasa tidak tahan untuk tidak beraksi terhadap bh tersebut ia menggunakan bh itu untuk mengocok kontolnya, baru sebentar menggunakan bh Rantika untuk mengocok tiba2 pak sugeng berkata "aghh aku tak tahan bisa2 aku keluar" begitulah pikiran pak sugeng. "Aduh mbak Rantika betapa menggoda nya dirimu itu, ingin rasanya aku memilikimu malam ini" begitulah pikiran pak sugeng semakin kacau. Lalu ia pun memutuskan mengakhiri perbuatan nya dan segera keluar dari kamar mandi, tetapi ia melihat bh itu sekali lagi " ternyata memang besar sekali 36 D. wadahnya saja segini pikir pak sugeng seraya mengukurkan bh Rantika dengan remasan tangan nya.
Setelah merasa cukup sugeng pun segera keluar dari kamar mandi dan menuju ruang tamu kembali, di tengah perjalanan nya sudah hampir tiba di ruang tamu pak sugeng melewati pintu kamar Rantika tempat tadi ia mengintip. Dan setelah tiba pas di depan pintu kamar itu tiba2 dari balik tirai keluarlah Rantika dengan agak cepat sehingga menabrak pak sugeng yang pas berada di depan nya.
"Aduh" pak sugeng kaget, sehingga membuat ia mundur ke belakang sedikit dan tangan nya reflek memegang kontolnya. Dan "aihhh" Rantika tak kalah kaget nya sehingga membuat ia sedikit melompat dan menjatuhkan handphone nya ke lantai. Dari tabrakan itu posisi pak sugeng menyamping dan Rantika menghadap ke arah depan, tetapi bukan itu persoalannya, posisi Rantika yang berada sedikit di depan pak sugeng itu membuat kontol pak sugeng yang masih tegang maksimal terasa ngilu, karena terdorong ke samping oleh badan Rantika, tepatnya mengenai perut bagian depan Rantika. "Aduh maaf" keduanya berucap kompak.
"Maaf pak saya gak lihat" begitulah Rantika memulai pembicaraan. "Aduhh iya mbak saya juga gak lihat" ungkap pak sugeng dengan tangan nya yang masih memegang kontolnya seraya badan nya agak sedikit membungkuk ke depan menahan rasa ngilu pada kontolnya. Rantika yang menyadari hal itu kemudian menanyakan langsung kepada pak sugeng.
Rantika: kenapa pak di pegangin gitu? Walaupun sebenarnya Rantika juga merasakan kontol tersebut terdorong bagian depan perutnya dan ia pun merasakan bahwa benda itu masih saja tegak dan mengeras.
Mungkin ngilu kali. " syukurin, siapa suruh mesum terus" umpat Rantika dalam hatinya.
Pak sugeng: aduh saya terasa ngilu mbak,Tadi itu pas banget kayaknya.
Rantika: apanya sih yang pas pak? Makanya bapak sih kok gak tidur2 anu nya. Tambah Rantika lalu menertawakan pak sugeng. Melihat Rantika tertawa pak sugeng merasa cukup senang dan rasa ngilu di kontolnya pun berangsur hilang. Kemudian pak sugeng membalas pernyataan Rantika tadi " saya juga gak tau mbak, kok gak mau tidur sedari tadi"
Rantika tersenyum mendengar jawaban polos dari pak sugeng.
Kemudian Rantika menanggapinya.
Rantika: itu karena bapak pikirannya ngeres terus, dan fokus nya kesitu terus, jadilah seperti itu pak. Tambah Rantika kembali ia menertawakan pak sugeng.
Pak sugeng: ahh mbak Rantika bisa aja, sudah bisa bales godain saya ni ya? Balas pak sugeng sengit.
Rantika: bukan godain tapi memang kenyataannya begitu kan pak? Tambah Rantika tak kalah sengit.
Pak sugeng: sama mbak, yang saya sering katakan juga kenyataan bukan sekadar omongan saya saja.
"Memang susu mbak Rantika besar dan montok kan? Dan pantat mbak Rantika memang bahenol kan? Ungkap pak sugeng makin beRantika.
Rantika: idih bapak ngomongnya gitu. Jawab Rantika sambil merengek tersipu. "Udah ah pak jangan bahas gitu2 lagi, dari tadi bahas itu terus" tambah Rantika seraya cemberut dan memajukan bibirnya kedepan. "Gimana gak dibahas terus, bayangan tentang tubuh telanjangmu tadi itu masih saja bersarang dalam pikiranku mbak" ungkap pak sugeng dalam hati. Seraya pak sugeng terpaku dan merenung membayangkan apa yang ia lihat di dalam kamar tadi, " aghh susu itu, kulitnya yang mulus, pantat nya yang bahenol itu, dan aghh goyangan susu itu seirama dengan lenggokan badan nya kala ia sedang berjalan, aghhh tak tahan aku" pikir pak sugeng dalam bengong nya.
Tiba2 Rantika kembali nyeletuk "tuh kan bapak bengong lagi, pasti pikirannya ngeres lagi itu, ya kan? Aduh pak..pak. celetuknya sambil tertawa dan menutup mulutnya, hal itu membuat pak sugeng semakin gemas saja dibuatnya. Lalu pak sugeng hanya menanggapi perkataan Rantika tersebut dengan senyum nya saja, tetapi senyum itu tampak dingin dan datar sekali. Rantika yang menyadari hal itu merasa takut dan cemas.
"Apakah pak sugeng marah ya dan tersinggung ya dengan ungkapanku tadi" begitulah yang ada dalam benak Rantika seraya ia juga ikut terdiam disana. Mendapati suasana yang membuatnya cemas seperti itu, Rantika kembali menatap wajah pak sugeng, ia masih menemukan ekspresi yang sama, tetap datar dan dan cenderung agak kemerahan seperti menahan sesuatu. Hal itu semakin menambah ketakutan Rantika, "Sepertinya pak sugeng benar2 marah" Rantika semakin cemas.
Ia kemudian menunduk ke samping mengambil hp nya yang jatuh tadi, "ternyata layarnya pecah" ungkap Rantika dalam hatinya. Ia tak mengeluarkan kata2 apapun perasaan takut dalam dirinya terlanjur kuat, sehingga ia memilih diam saja, menghindari pak sugeng benar2 marah padanya. "Semoga saja masih menyala" ungkap Rantika seraya menekan tombol powernya, dan satu tangan nya lagi mengusap pecahan pada layar hp nya. Dan ternyata hp itu masih bisa menyala hanya layarnya saja yang pecah terkena benturan jatuh ke lantai tadi. Rantika berusaha untuk bangun dan kembali berdiri tegak, Seraya pandangannya masih terfokus pada layar hp nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tersembunyi Istriku ( Cuck Warning)
ChickLitAku bersyukur sekali Rantika sebagai seorang perempuan yang cantik dan memiliki pekerjaan yang layak mau memilih untuk hidup berumah tangga denganku, walaupun penghasilan sebagai security bank swasta sebenarnya tidak kalah, bahkan kadang lebih besar...