Perkenalkan nama saya Rudwan usiaku 39 tahun berasal dari sumatera, aku seorang security pada sebuah bank swasta yang keseharian nya bekerja shif-shifan kadang kebagian pagi kadang juga malam hari. Dalam kehidupanku aku memiliki seorang istri dan dua orang anak 1 laki berusia 11 tahun dan 1 perempuan yang berusia 7 tahun, sedangkan istriku bernama Rantika seorang perempuan cantik berasal dari kota yang sama dengan aku, usia kami hanya terpaut 2 tahun, usia istriku saat ini 37 tahun, dalam keseharian nya istriku bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil pada instansi pemerintahan.
Aku bersyukur sekali Rantika sebagai seorang perempuan yang cantik dan memiliki pekerjaan yang layak mau memilih untuk hidup berumah tangga denganku, walaupun penghasilan sebagai security bank swasta sebenarnya tidak kalah, bahkan kadang lebih besar jika ditambah dengan lembur, hal itu membuat kehidupan kami sebagai keluarga mampu terpenuhi dengan cukup mapan. memang saat menikah denganku status Rantika masih sebagai honorer barulah sekitar 5 tahun kami berumah tangga dia diangkat menjadi pegawai negeri sipil.
Tentu dengan perjuangan nya dan kegigihan nya bertahan dengan gaji seadanya sebagai honorer pada masa itu, memang Rantika sejak masih muda terbiasa hidup mandiri karena latar belakang keluarga kami terbilang biasa saja, menengah kebawah. Hal itu membuat kami tidak mempekerjakan asisten rumah tangga dengan alasan semua nya masih bisa dikerjakan oleh Rantika selepas dia pulang dari bekerja pada sore hari, Rantika biasa nya pulang pada pukul 15.00 dan 15.30 sudah tiba di rumah kami, sedangkan anak kami setiap pulang dari sekolah langsung pulang kerumah neneknya yang berjarak hanya 3 km dari rumah kami, barulah setelah selesai mengurus pekerjaan rumah Rantika menjemput kedua anakku pada sore hari nya menjelang magrib.
Rasa syukurku belum cukup sampai disitu selain sebagai istri dan ibu yang sangat baik untuk anak2nya Rantika memiliki "aset" yang sangat menggairahkan, Rantika istriku perempuan dengan badan mungil 160cm dan bb 65 kg, memiliki payudara yang berukuran menggairahkan 36D ditambah lagi dengan ukuran bemper belakang nya yang sangat aduhai bulat dan agak turun membuat aku sangat betah berlama2 di ranjang bersama nya.
Tetapi semua "aset" yang dimiliki Rantika selalu dia jaga dengan baik dengan cara berpakaiannya yang sopan, namun tetap saja kadang hal tersebut tidak mampu menutupi nya, terutama dibagian payudara nya yang bulat membusung, sedangkan bempernya kadang Rantika menyiasati nya dengan menggunakan baju yang agak panjang menutupi bokongnya jika sedang bekerja ataupun aktivitas yang agak jauh dari rumah, sedangkan kalau di rumah dan sekitar nya Rantika cenderung berpakaian agak santai, kadang hanya mengenakan daster selutut tanpa lengan kadang juga celana pendek dan kaos saja, tentu hal ini akan membuat body Rantika terekspos hampir sempurna, namun aku tidak risau akan hal itu karena selama ini itu hanya dia lakukan di sekitar lingkungan tinggal kami saja, karena memang selama berpacaran sampai menikah denganku Rantika tidak pernah menunjukkan sikap yang mencurigakan, walaupun Rantika tergolong perempuan yang supel dan tak sungkan bergaul dan bercerita ramah dengan lawan jenis sekalipun, dan aku memaklumi cara berpakaian nya karena memang di kota kami cuaca panas nya cukup luar biasa terutama pada siang dan sore hari, kadang jika berada di dalam rumah Rantika juga suka menggunakan bra tanpa busa dengan maksud agar tidak terlalu gerah.
Hingga pada suatu malam disaat aku sedang berada dirumah setelah sore hari nya aku pulang dari bekerja shift pagi pada pukul 22.00 aku bersiap untuk berangkat ronda malam, yah memang di lingkungan kami tinggal masih mengadakan agenda ronda malam, karena tempat tinggal kami ini bukan komplek perumahan yang ada security nya melainkan perkampungan dengan rumah yang di bangun selera masing2 pemiliknya, sehingga jarak antar rumah kadang ada yang berdempetan kadang ada yang berdempetan kadang ada yang agak berjauhan, termasuk rumahku termasuk rumah yang berdempetan tersebut, karena memang dulu aku membeli tanah kaplingan untuk membangun rumah ini. Kembali ke ceritaku tadi pada saat aku bersiap ingin berangkat ke pos ronda yang mana sebelumnya aku sempat tidur terlebih dahulu aku melihat istriku Rantika tidur dengan daster selututnya dan agak tersingkap ke atas dengan posisi tidur tengkurap, sehingga memperlihatkan bokong montoknya di tambah celana dalam tipis minimalis yang dia gunakan membuat gairahku sedikit naik namun hal itu aku tahan karena menang toleransi jam untuk datang ke pos ronda kami sampai pukul 22.30 jika lewat dari jam tersebut maka petugas ronda biasa nya akan mendatangi untuk menanyakan siapa tau yang punya giliran ronda lupa, jika sebelumnya tidak mengkonfirmasi ketidakhadiran terlebih dahulu, dan jika tidak hadir biasa nya pemilik rumah yang berhalangan hadir disepakati bersama menyediakan makanan ringan dan kopi sebagai pengganti ketidakhadiran nya, tentu aku tidak ingin terburu2 nanti nya menuju pos ronda, jika aku melampiaskan nafsuku terlebih dahulu.
Aku putuskan nanti saja sepulang dari ronda malam toh ini hanya sampai jam 3 saja masih ada waktu untuk aku nanti nya menyalurkan hasratku. Sebelum berangkat aku sempatkan membuat kopi terlebih dahulu karena air di termos kosong maka aku memanaskan air terlebih dahulu sehingga hal ini memakan waktu, barulah pukul 22.10 aku berangkat menuju pos ronda, aku berjalan menuju pos ronda melewati lorong2 antara rumah2 warga untuk tiba lebih cepat di pos ronda jika dilalui dengan jalan utama maka akan menempuh jarak yang sedikit lebih jauh walaupun memang tidak terlalu jauh dan aku memang memilih untuk berjalan kaki saja daripada ribet harus mengeluarkan sepeda motor dari dalam rumah, pada saat melewati rumah salah satu tetanggaku mas agus aku melewati sebuah jendela kamar yang tinggi nya hampir sama dengan tinggiku 165cm aku mendengar suara agak mencurigakan suara yang tidak asing bagiku, yah itu suara mas agus dan istrinya sepertinya mereka sedang bercengkarama suami istri, dengan sedikit penasaran aku memperlambat langkahku dan mendekat ke jendela itu, dengan melihat situasi sekitaran yang sepi karena ini memang bukan jalan yang biasa dilalui, aku menempelkan telingaku di jendela tersebut dan terdengarkan semakin jelas suara tersebut suara derit ranjang dan desahan manja mbak desi istri mas agus, mbak desi sendiri adalah teman Rantika istriku mereka biasa nya kalau sore hari sepulang bekerja menyempatkan diri mengobrol dan bertegur sapa sesama warga tempat tinggal kami, usianya pun tidak jauh berbeda dengan istriku mungkin sekitar 36 tahun, aku semakin penasaran dan bergairah membayangkan desi dengan tubuh mungilnya mungkin 155cm tetapi di tunjang dengan body yang hampir mirip istriku walaupun bokong desi tidak sebesar istriku namun payudara nya aku taksir berukuran tidak jauh berbeda. Aku membayangkan tubuh mungil desi di genjot oleh mas agus yang berbadan tinggi besar sekitar 175 cm tentu ukuran penis nya aku taksir jauh lebih besar daripada aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tersembunyi Istriku ( Cuck Warning)
ChickLitAku bersyukur sekali Rantika sebagai seorang perempuan yang cantik dan memiliki pekerjaan yang layak mau memilih untuk hidup berumah tangga denganku, walaupun penghasilan sebagai security bank swasta sebenarnya tidak kalah, bahkan kadang lebih besar...