BAB 17 - Kesedihan Kalista

18 2 0
                                    

"Kak, Qiara pergi dulu, ya. Nanti kalo udah sampe, Qiara kabari." Qiara mencium punggung dan telapak tangan Arkan saat gadis itu keluar dari mobil milik Arkan.

Pagi ini, Qiara sudah membuat janji pada Kalista untuk bertemu. Karena Arkan sudah memberinya izin, maka dari itu Qiara tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kini, dengan di antar oleh sang suami, Qiara baru tiba di sebuah cafe sederhana yang letaknya tak jauh dari rumah mereka. Qiara sengaja bertemu dengan Kalista disana karena ia takut tidak tau arah pulang.

"Iya, kamu hati-hati." Jawab Arkan.

"Assalamualaikum."

Arkan tersenyum, "Wa'alaikumsalam."

Usai itu, Qiara langsung turun dari mobil Arkan dan menunggu laki-laki itu pergi. Setelah melihat mobil Arkan berlalu, Qiara segera melajukan langkah nya menuju cafe.

Tangan gadis itu mulai membuka handle pintu, pertama kali yang Qiara lihat didalam cafe tersebut adalah suasana sejuk serta tampilannya yang sederhana namun terkesan mewah.

Qiara memutar bola matanya mencari letak meja yang dimana sudah terlihat seorang perempuan duduk seorang diri sambil meminum segelas milk shake strawberry.

Perempuan tersebut melambaikan tangan, meminta Qiara untuk mendekat. Sedang, Qiara patuh dan langsung berjalan ke arah meja sana.

"Assalamualaikum, kak." Ucap gadis itu, dengan sangat ramah Qiara mengalami tangan Kalista seperti seorang adik menyalami tangan kakaknya.

Kalista sangat kaget mendapat perlakuan tersebut, ia benar-benar di buat kagum pada gadis muda yang belum lama ini ia kenal. Qiara memang anak yang baik dan sopan.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Kalista.

"Maaf, ya, kak, nunggu lama." Ucap Qiara saat sudah duduk di depan Kalista. Gadis itu merasa tak enak sebab ia sudah terlambat lima menit dari jam janji mereka.

"Santai, aku juga belum lama disini." Jawab Kalista.

*****

Seorang lelaki melangkahkan kakinya menuju sebuah koridor panjang untuk menuju ke sebuah ruangan. Dengan langkah tegas dan setelan pakaian formal yang ia kenakan, membuat kadar ketampanan pada lelaki itu meruah. Ia membuka handle pintu berwarna coklat tua kemudian memasuki ruangan tersebut.

Didalam sana terdapat seorang lelaki yang duduk di sofa, lalu ia segera beranjak menyambut sosok lelaki itu. Perlahan, ia melangkah menuju kursi kebesarannya.

"Selamat pagi, Pak, ini berkas yang Bapak minta semalem." Ucap lelaki tersebut pada bos nya.

Lelaki yang menyandang sebagai bos itu lantas mengambil berkas tersebut lalu membuka nya. Ia membaca huruf demi huruf didalam sana, hingga beberapa saat ia menutup kembali.

"Bagus." Ucapnya. Sedang, sang sekretaris mengangguk kecil sembari tersenyum hangat. "Rasyid! saya punya tugas tambahan untuk kamu." lanjut nya lagi.

"Apa itu?"

"Tolong kamu cari data seorang perempuan. Untuk lokasi dan info lainnya, nanti saya kirim melalui email."

"Baik, Pak. Kalau bergitu, saya izin kembali ke ruangan." Sekretaris tersebut segera berlalu dari ruangan itu.

Sedangkan lelaki yang masih berada di dalam ruangan, menghela nafas panjang. Punggungnya menyandar pada kursi, lalu tangannya naik memijat keningnya yang terasa pusing.

Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang