BAB 11 - Perubahan

22 3 0
                                    

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Qiara reflek berdiri saat melihat Arkan yang baru saja masuk kedalam kamar. "Kak Arkan udah pulang?" Tanyanya sambil menyalami tangan Arkan.

"Sudah." Jawab Arkan singkat sambil tersenyum tipis.

Qiara yang melihat itu agak bingung, tak seperti biasa Arkan menjawab pertanyaan Qiara dingin seperti ini. Tetapi, Qiara tidak mau salah paham, mungkin Arkan tengah kelelahan habis bekerja.

"Kak Arkan mau makan malem sekarang biar Qiara siapin?"

"Gak usah, saya sudah makan di kantin kampus. Saya mau lanjut bimbingan online dulu di ruang kerja." Jawab Arkan membuka kemeja dan hanya menyisahkan kaos polos ditubuhnya.

Setelah itu Arkan mengambil laptop miliknya kemudian melewati Qiara begitu saja tanpa sepatah katapun, Qiara semakin heran. Apakah ia mempunyai kesalahan yang tidak Qiara sadari sehingga membuat suaminya jadi seperti ini.

Jika dipikir pikir semuanya baik-baik saja. Bahkan sedari tadi pagi sebelum Arkan berangkat kerja, mereka masih mengobrol seperti biasa.

"Jangan salah sangka dulu Qiara, kak Arkan baru pulang mungkin dia masih capek." Gumam Qiara meyakinkan diri nya.

Gadis itu pun memilih untuk kembali ke posisinya semula yaitu duduk di pinggir kasur sembari memainkan handphone. Mungkin beberapa menit kemudian Qiara akan bergerak untuk membuatkan Arkan minum, tapi untuk sekarang biarkan dulu suaminya melakukan tugasnya.

Sudah lima belas menit Qiara diam dikamar kini saatnya gadis itu bersaksi untuk membuatkan Arkan segelas kopi agar suaminya itu semakin semangat bekerja. Qiara hanya berusaha menjadi istri yang baik untuk Arkan dengan selalu memberikan hal-hal kecil kepadanya.

Gadis itu segera pergi ke dapur, kemudian Qiara memasak air panas terlebih dahulu. Sembari menunggu air matang, Qiara menyiapkan gelas juga serbuk kopi tidak lupa sedikit gula untuk menambah kenikmatan dalam kopinya nanti.

"Sekalian cemilan deh," Ujar Qiara meraih biskuit diatas lemari kemudian meletakkannya beberapa biskuit kepiring.

Saat kopi sudah siap, waktunya untuk ia bawa ke ruang kerja Arkan. Qiara dengan perlahan membawa nampan menuju tempat Arkan, pertama-tama Qiara mencoba mengintip terlebih dahulu untuk memastikan apakah Arkan sedang sibuk.

Ketika di lihat suaminya sudah tidak berbicara dengan mahasiswa dan mahasiswi nya melalui online, Qiara pun masuk kedalam tanpa mengetuk pintu sebab kedua tangannya membawa nampan.

"Assalamualaikum, kak. Qiara bawa kopi sama cemilan untuk kak Arkan." Ucap gadis itu sembari berjalan ke meja Arkan.

Arkan agak terkejut melihat Qiara datang membawa sesuatu, ia segera menggeser kursi yang ia duduki lalu menerima kedatangan Qiara.

"Kenapa repot repot, saya sebentar lagi udah selesai." Kata Arkan.

"Gak papa, biar kak Arkan makin semangat kerjanya." Jawab Qiara.

Arkan tersenyum. "Yauda tarok aja di situ." Arkan menunjukkan meja nya yang kosong lalu Qiara meletakkan nampan disana.

"Kalo gitu Qiara izin ke kamar lagi, ya kak. Kalo kak Arkan butuh sesuatu lagi panggil Qiara aja."

"Iya, makasih ya!"

Qiara tersenyum senang. Gadis itu pamit kembali ke kamar karena Qiara tidak mau mengganggu Arkan. Sembari menunggu Arkan, Qiara mencoba mencari kesibukan agar tidak bosan. Seperti membaca novel, menonton televisi, dan membersihkan meja riasnya.

Hal biasa bagi Qiara dari dulu membersihkan barang-barang miliknya saat dirinya sedang bosan. Jika tidak, maka barang tersebut akan dibiarkan begitu saja.

Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang