BAB 05 - mahkota Qiara

26 2 0
                                    

Pada hari ini, Arkan dan Qiara akan mulai tinggal bersama. mereka meninggalkan rumah Abi Yusuf dan Ami Danita tepat setelah sholat Dzuhur, kini terlihat Arkan yang tengah sibuk memasukkan beberapa koper milik nya dan milik Qiara kedalam bagasi mobil.

Arkan dan Qiara telah berdiskusi secara matang bahwa mereka akan tinggal di rumah yang kemarin mereka datangi. Untuk Qiara sendiri tidak merasa keberatan sebab ia merasa lebih baik jika mereka tidak tinggal dengan orang tua.

Selesai dengan koper, Arkan menghampiri Qiara, Abi, dan Ami nya di depan pintu rumah. Ketiganya sedang mengobrol ringan sebelum Qiara berangkat.

"Kalian baik-baik disana, ya? kalo ada apa-apa jangan sungkan buat kabari kami." Kata Ami Danita mengelus pipi Qiara.

"Insyaallah, Ami." Jawab Qiara.

"Berhubung sudah siang, Arkan sama Qiara langsung pamit, Abi, Ami." Arkan datang memotong pembicaraan.

Ia berpikir jika terlalu lama mereka berangkat akan semakin lama sampai. Dan itu akan memakan waktu banyak untuk Arkan dan Qiara beberes di rumah. Terakhir, sebelum mereka meninggalkan rumah kemarin, tempat itu terlihat berantakan makanya Arkan berniat untuk merapikan.

"Iya, lebih baik kalian berangkat sekarang. Takutnya macet juga di jalan, kasian Qiara kalo kelamaan di mobil." Kata Abi Yusuf.

"Baik, Abi."

Arkan melirik ke arah Qiara kemudian ia mengangguk memberi kode, untungnya Qiara langsung mengerti kode dari Arkan dan gadis itu pun tersenyum.

"Abi, Ami. Qiara sama kak Arkan izin pergi, ya." Qiara mencium punggung tangan orang tua Arkan, dimulai dari Ami lebih dulu.

"Iya, Nak. Kamu jaga diri baik-baik, jaga kesehatan, sholat nya dijaga, rajin rajin main kesini. Satu lagi, kalo Qiara butuh tutorial masak atau bikin bikin apapun itu bisa hubungi Ami, nanti Ami kasih resepnya." Kata Ami Danita sembari memeluk menantunya itu.

"Pasti, Ami. Insyaallah Qiara sering main kesini kalo ada waktu."

Lalu, beralihlah Qiara kepada Abi Yusuf. Gadis itu juga melakukan hal yang sama yaitu mencium punggung tangan Abi Yusuf.

"Menantu cantiknya, Abi. Jadi istri yang shalihah, ya." Abi Yusuf mengelus pipi kanan Qiara.

"Insyaallah, Abi. Mohon doanya."

"Kamu jangan lupa juga sering-sering menjenguk ibu kamu di rumahnya," Kata Abi Yusuf yang teringat dengan ibu Qiara.

"Pasti, Abi. Qiara juga udah rindu sama ibu, nanti kalo Qiara sudah ada waktu Qiara pasti jenguk ibu."

Setelah Qiara selesai berpamitan dengan Abi dan Ami. Kini, giliran Arkan yang berpamitan. Laki-laki itu mencium punggung tangan dan telapak tangan Ami Danita dengan lembut. Hal ini memang sudah sering Arkan lakukan jika ia pamit keluar rumah, Arkan sangat memuliakan ibunya.

"Anak ganteng Ami juga jaga diri baik-baik, kalo kerja jangan terlalu capek, inget istirahat. Arkan, dengerin Ami. Kamu sekarang sudah punya istri, kalo bisa kemanapun kamu pergi, pamit sama dia, kalo lembur di kampus kabari dia supaya dia tidak khawatir, Ami minta tolong sama kamu, hargai dan hormati istri mu sebagai mana kamu menghormati Ami. Kami sama sama perempuan, kalo sampe kamu menyakiti hati nya, sama saja kamu menyakiti hati Ami, paham Arkan?"

"Arkan paham, Ami. Insyaallah, Arkan akan hargai dan hormati istri Arkan. Ami disini jaga kesehatan juga ya, minum vitamin nya dirutinin."

Arkan menatap sedih wajah teduh milik Ami Danita. Sungguh dirinya terharu atas semua perkataan Ami tadi, mendengar ucapan dari Ami, Arkan berjanji pada dirinya akan menghormati Qiara sebagai istri nya walaupun ia belum mencintai gadis itu.

Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang