II: Connection

995 173 34
                                    

Happu reading:)

'*•.¸ ¸.•*'

II: Connection

4 Oktober 2024

'*•.¸ ¸.•*'

Lisa gagal diterima kerja lagi.

Pos-el itu dikirimkan kemarin sore dan baru dibacanya pagi ini.

Lisa termasuk orang dengan kemampuan berpikir dan analisis yang baik. Ia lulusan matematika dengan nilai sangat memuaskan, ahli dalam analisis data, memiliki sikap ulet, dan tak mudah menyerah. Namun, masih menganggur di usia 23 tahun. Selama ini, Lisa hidup bersama kakaknya, Nichkhun, di sebuah apartemen sederhana.

Nichkhun bekerja sebagai asisten direktur di sebuah stasiun TV, dan kariernya lumayan cemerlang. Nichkhun sudah menawarkan bantuan untuk mencarikan Lisa posisi di tempat kerjanya, tetapi Lisa menolak, ia ingin perusahaan menerimanya karena dirinya sendiri, bukan karena bantuan orang dalam. Jadi, hasilnya Lisa menganggur sampai detik ini.

Lisa mulai berpikir untuk pulang ke Bangkok saja siapa tahu ada peluang di sana, tetapi ia juga belum mau menyerah di sini. Mungkin, ia akan lanjut berjuang selama beberapa bulan ke depan. Jika keadaan masih sama, Lisa akan pulang saja.

“Gue berangkat, ya.”

“Oke, hati-hati.”

Nichkhun tak lupa untuk menepuk kepala Lisa setiap kali hendak berangkat kerja, itu salah satu gestur yang tanpa sadar berkembang sebagai rutinitas.

Nichkhun melangkah di lorong sempit apartemen. Apartemen itu berlokasi di daerah kecil, mobil hanya bisa satu arah, dan umumnya diisi oleh kalangan menengah ke bawah. Namanya Harmony Homes.

Setelah Nichkhun pergi, Lisa segera mencepol rambut hitamnya yang panjang dan bersiap untuk bersih-bersih. Kemarin, ia tak sempat menyapu lantai jadi sekarang harus disapu atau lantai bakal berdebu.

Tangan dan kaki Lisa bergerak lincah melakukan setiap pekerjaan rumah, ia suka bersih-bersih dan kerapian, hal ini membuatnya selalu tampak bersih meski hanya memakai baju biasa. Menurut Lisa, tampan atau cantik itu nomor ke sekian, yang pertama adalah berpakaian rapi dan bersih sesuai tujuan.

Hari ini Lisa berencana istirahat dulu, tak ada agenda mencari lamaran atau mengirim lamaran. Lisa hanya ingin istirahat untuk menenangkan pikiran setelah puluhan penolakan itu, ia perlu ketenangan.

It’s okay. Gue ditolak kerja karena Tuhan pasti punya rencana lain, mungkin nanti sekalinya keterima di perusahaan yang sehat dan gue bakal kerja di sana selamanya.”

Lisa berusaha melakukan defense mechanism, bahwa tak masalah ditolak ratusan kali karena Tuhan pasti punya rencana lain. Bagai menanam setangkai bunga dan terus layu karena salah perawatan, di saat bersamaan Tuhan mungkin tengah menyiapkan satu kebun bunga untuknya yang lebih indah di tempat lain.

Lisa harus tetap berpikir positif.

“Oh, ya, hari ini gue luang. Apa makan sama Isaac aja, ya?”

Sudah beberapa hari berlalu sejak pertemuan Lisa dengan Isaac saat itu. Lisa yang dalam perjalanan pulang setelah menyegarkan pikiran karena ditolak kerja, menemukan Isaac sedang berjongkok di tengah jalan, dan menghampirinya. Lisa takut Isaac sedang tersesat dan terpisah dari orang tuanya, anak itu pasti akan histeris, dan mungkin bisa trauma bila tak segera bertemu orang tuanya. Oleh karena itu, Lisa langsung menghampirinya.

The Sexy Hot Single Mother ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang