XV: Changes

788 170 43
                                    

Happu reading:)

'*•.¸♡ ♡¸.•*'

XV: Changes

26 October 2024

'*•.¸♡ ♡¸.•*'

Jennie berlari ke kamar dengan berderaian air mata dan lutut terluka tanpa memedulikan Isaac dan Taehyung yang sedang bermain bersama di ruang tamu.

“Mumsy!” seru Isaac, suaranya penuh kekhawatiran.

Jennie menutup pintu kamar dan merosot ke lantai dengan lemas. Dia menangkup wajahnya, membiarkan air mata mengalir deras, tubuhnya bergetar karena isak tangis yang tak bisa ia kendalikan. Hatinya terasa hancur berkeping-keping.

Jennie teringat tatapan Lisa, tatapan yang penuh kekecewaan dan kesedihan. Jennie meremas rambutnya, mencoba mengusir rasa sakit itu, tetapi semakin keras ia mencoba, semakin dalam rasa sakit itu menusuk.

Jennie memeluk lututnya yang berdarah, menatap kosong ke arah dinding. “Lisa, please,” bisiknya dengan suara serak. “Don’t leave me. I love you, please don’t leave me.”

Namun, kata-kata itu hanya bergema di dalam kamarnya yang sepi. Dia merasa tak berdaya, seolah-olah dunianya telah runtuh dan dia terperangkap di dalam puing-puing itu.

Isak tangisnya semakin keras, menggemakan rasa hancur yang ia rasakan di dalam hati. Jennie merasa begitu sendirian, meskipun tahu bahwa di luar sana, Isaac dan Taehyung ada, tetapi kehadiran mereka tidak bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Lisa.

“Mumsy, kenapa nangis?” Suara kecil Isaac terdengar di luar pintu, mengetuk-ngetuk dengan lembut.

Jennie berusaha menguatkan diri, menyeka air matanya dengan tangan gemetar. Dia tahu harus kuat untuk Isaac, tetapi saat ini, rasa sakit itu terlalu besar untuk diabaikan.

“Nggak papa, sayang.” Jennie berusaha menenangkan suaranya. “Kamu lanjut main sama Pupsy dulu sana.”

Ada jeda sejenak sebelum suara kecil itu kembali berbicara, kali ini lebih lembut dan khawatir. “Tapi Mumsy sedih. Aku mau nemenin Mumsy aja.”

Jennie tersenyum pahit di balik air matanya. “Izzy, Mumsy butuh waktu sebentar, oke? Nanti kalo dah selesai Mumsy keluar dan kita bisa main bareng.”

Isaac terdiam sejenak sebelum menjawab dengan pelan, “Oke, Mumsy. Aku tunggu di sini.”

Jennie merasakan hatinya sedikit hangat karena perhatian kecil dari anaknya. Dia menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk berdiri. Dengan susah payah, dia bangkit dari lantai, menatap bayangannya yang menyedihkan di cermin.

F*ck, it hurts.”

Lututnya sakit, tapi dadanya lebih sakit, rasa sakit yang tidak bisa dideskripsikan dengan sempurna lewat kata-kata.

Menyeka sisa air matanya, Jennie berjalan pelan menuju pintu dan membukanya. Isaac berjongkok di sana dengan mata besar penuh kekhawatiran. Dia langsung memeluk Jennie, membuat Jennie hampir menangis lagi.

“Izzy,” panggilnya lembut sambil mengusap rambut Isaac.

“Mumsy kenapa sedih? Kaki Mumsy kenapa berdarah?” tanya Isaac dengan suara penasaran. “Mumsy bertengkar sama Lisa?”

The Sexy Hot Single Mother ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang