2: The Meeting

12.3K 942 10
                                        

Miami menyambut MJ dengan matahari yang terik dan hiruk pikuk kota yang tidak pernah tidur. Setelah perjalanan panjang dari Jakarta, tubuhnya terasa lelah, tapi ada kelegaan yang tidak bisa ia pungkiri saat melihat adiknya—Oliver—menunggunya di depan pintu keluar bandara. Oliver sudah lebih dulu tiba di Miami beberapa hari sebelumnya, dan kini, dengan senyum lebar, dia melambai-lambaikan tangannya.

"Finally!" seru Oliver sambil melambaikan tangan dari kejauhan. "Gak nyangka kamu beneran datang."

MJ tertawa kecil, menyeret koper di belakangnya. "Iya, akhirnya. Thanks to Haute yang bikin aku harus kerja ke sini."

Oliver memeluk MJ dengan erat, seolah-olah mereka sudah lama sekali tidak bertemu, meskipun faktanya mereka bertemu satu bulan lalu. "Aku gak peduli kamu di sini buat kerja atau enggak. Yang penting, you're finally back! Setelah sekian lama aku ngerayu kamu, buat nontonin aku race, ternyata Haute yang menang."

Mereka tertawa bersama sebelum akhirnya menuju restoran kecil yang dekat dengan hotel yang ditempati MJ selama di Miami. Suasana Miami yang hangat dan angin malam yang sejuk membuat MJ merasa sedikit rileks setelah perjalanan panjangnya. Sesampainya di restoran, mereka memilih meja yang tenang di sudut restoran, agar bisa lebih leluasa berbicara tanpa gangguan.

"Jadi, kamu excited gak buat race di Miami?" tanya MJ sambil membuka menu.

Oliver mengangkat bahu, tapi senyumnya tak bisa disembunyikan. "Excited, pasti lah. Tapi aku lebih excited karena kamu akhirnya bisa nonton aku balapan lagi. Gila, Mici, aku udah nunggu-nunggu momen ini."

MJ tersenyum, sedikit terharu melihat adiknya yang tampak begitu senang. "Udah lama juga ya, aku gak datang ke race kamu?"

"Udah lama banget!" Oliver langsung menimpali. "Terakhir kali kamu datang ke paddock tuh... waktu kamu masih sama Arlo, kan? Setelah itu, kamu nggak mau datang lagi."

MJ terdiam sejenak. Nama Arlo selalu punya cara untuk membangkitkan kenangan yang tidak ingin dia ingat. "Iya, kamu kan tahu kenapa,"

Oliver mengangguk, mengerti. "Aku gak maksa kamu buat balik ke paddock dulu karena aku tahu itu berat buat kamu. Tapi aku seneng banget akhirnya kamu ada di sini."

MJ tersenyum tipis. "Thanks, Ollie kecil. Aku seneng juga bisa ada di sini buat support kamu. Just like old times."

"Yes. Just like old times." balas Oliver dengan senyumnya yang merekah.

Mereka melanjutkan pembicaraan sambil memesan makanan. Oliver, seperti biasa, tak pernah kehabisan topik untuk dibicarakan. Ia menceritakan bagaimana suasana di timnya, keseruannya bisa berkompetisi dengan para pembalap top dunia yang dulunya dia tonton di televisi waktu kecil dan sesekali menyelipkan cerita lucu tentang teman-temannya.

"Oh ya, kamu inget gak temen-temen aku waktu masih di F2?" tanya Ollie sambil memotong steak di depannya.

"Inget dong. Kamu sering banget cerita soal mereka dulu. Kenapa emangnya?"

Oliver terkekeh. "They're crazy about you. Selalu nanyain kamu, 'Eh, kakak lo ke mana sekarang? Kok gak pernah kelihatan lagi?' Aku selalu jawab, 'Dia sibuk, dia kerja di Haute,' tapi mereka gak pernah bosen nanya."

MJ tertawa kecil, sedikit tersanjung bahwa masih ada yang mengingatnya, meskipun ia sudah lama menghilang. "Really? Aku kira mereka udah lupa."

"Enggak dong, Mici. Kamu tuh kayak sosok misterius buat mereka. Suka muncul di paddock, terus tiba-tiba hilang. Mana cantik dan pinter pula." Oliver menjelaskan sambil tertawa.

Pembicaraan mereka terus mengalir, sampai akhirnya Oliver mulai membahas sesuatu yang lebih serius. "Kamu udah siap belum kalau nanti kalau nggak sengaja ketemu Arlo atau Eleanor?"

Rule Number Five [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang