18: Amalfi

6.4K 701 36
                                        

Amalfi, Italy.

Matahari Amalfi di sore hari memang beda. Hangat tapi tidak terlalu menyengat, sempurna untuk bersantai di atas yacht sambil menikmati pemandangan deretan rumah-rumah cantik yang berjejer di tebing pesisir. Harusnya ini jadi salah satu momen paling romantis dari schedule yang Addie susun, tapi MJ malah sibuk dengan ponselnya sejak satu jam yang lalu.

"Gue tuh ya," Jeff memecah keheningan, "waktu Addie ngasih schedule Amalfi ini, gue kira lo bakal excited sama pemandangannya. Bukan malah pacaran sama handphone."

"Hmm?" MJ bahkan nggak mengangkat kepalanya dari layar.

Jeff menggelengkan kepala. "Lo workaholic parah. Ini PR schedule loh, harusnya lo fokus ke gue."

"Gue nggak kerja kok," MJ akhirnya mendongak. "Lagi baca artikel lama."

"Artikel apa sih? Haute lagi?" Jeff mencondongkan tubuhnya, berusaha mengintip layar ponsel MJ.

"Bukan. Ini artikel Amelia Koesnadi."

Ada sesuatu yang berubah di sorot mata Jeff, tapi dia menyembunyikannya dengan baik. "Siapa?"

"Lo nggak tahu Amelia Koesnadi? Serius?" MJ menatap Jeff tidak percaya. "Dia jurnalis F1 legend. Bokap lo sama bokap gue masih aktif balapan waktu dia masih jadi jurnalis. Tulisan-tulisannya tentang F1 beda banget. Dia nggak cuma nulis soal balapan, tapi kehidupan di balik paddock. Politik di dalamnya..."

Jeff menjaga suaranya tetap ringan. "Oh ya? Artikel yang mana?"

"Yang soal arranged marriage di keluarga pembalap dan gimana beberapa pembalap itu udah ditakdirin masuk F1 dari lahir." MJ menatap Jeff. "Ini artikel terakhir dia sebelum menghilang. Aneh ya, tiba-tiba aja hilang gitu. Padahal dia lagi di puncak kariernya."

Rahang Jeff mengeras sedetik, tapi ekspresinya tetap santai. "Mungkin dia punya alasan sendiri."

"Ya, tapi kan aneh. Maksud gue, she's brilliant. Satu-satunya jurnalis Asia yang bisa nembus F1 dan dapet akses se-dalem itu. Ada yang bilang dia dapat informasi besar tentang Kingmann Racing waktu itu terus..." MJ terdiam sejenak. "Sorry, pasti bosen ya dengerin gue ngomongin ini?"

Jeff melingkarkan tangannya di pinggang MJ. "Nggak pernah bosen dengerin lo ngomong, Jellybean."

"Jeff," MJ mengingatkan dengan nada tegas. "Rules."

"Kita lagi di Amalfi. This is literally in our PR schedule. Addie bakal marah kalau nggak ada foto romantis kita."

MJ menggeser posisinya sedikit menjauh. "Still."

"Kenapa sih lo bisa tertarik sama Amelia?"

"Dia alasan gue pengen jadi jurnalis F1. Sebelum akhirnya pindah ke fashion. Artikel-artikel dia yang pertama kali bikin gue jatuh cinta sama jurnalistik Formula 1." MJ terdiam sejenak. "Lo yakin nggak pernah denger soal dia? Maksud gue, bokap lo kan masih aktif di F1 waktu itu."

Jeff mengalihkan pandangannya ke lautan, ekspresinya sulit dibaca. "Udah lama banget, Michelle Jane. Lima belas tahun lebih."

"Iya sih," MJ mengangguk, kembali fokus ke ponselnya. "Tapi tulisan dia masih relevan sampai sekarang. Nobody writes like her."

—-

AN: HMMMMMM... smell something fishy and sus? coba keluarkan analisa analisa kalian👀

Rule Number Five [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang