Hujan tropis Singapore turun deras setelah balapan, memerangkap MJ dan Jeff di garasi Cavallino yang sudah kosong. Para kru sudah kembali ke hotel, menyisakan mereka berdua dan beberapa kru yang bisa dihitung jari dengan aroma aspal basah dan dengung AC.
"Kayaknya kita terjebak di sini sebentar," MJ menghela napas, bersandar di kursi.
Jeff, yang sudah mengganti pakaiannya mengenakkan teamwear Cavallino warna hitam, menatap hujan dengan senyum yang tidak bisa MJ artikan. Tangannya tiba-tiba meraih ponsel, memutar lagu dari speaker bluetooth kecil di meja engineer.
Suara lembut Chet Baker mengalun, 'My Funny Valentine' mengisi garasi dengan melodi yang tidak asing.
"Kamu lagi ngapain?" MJ mengerutkan kening melihat Jeff mendekat.
"Making the most of this moment," Jeff mengulurkan tangannya. "Dance with me?"
"Di sini? Gila kamu, Jeff!"
"Kenapa enggak?" Jeff menariknya mendekat. "Nggak ada kamera, nggak ada Addie, nggak ada siapapun yang mengatur. Cuma kita."
MJ membiarkan Jeff memeluk pinggangnya, bergerak perlahan mengikuti musik. Race suit Jeff terasa kasar di tangannya, masih tercium aroma champagne dari podium.
"Congratulations on P2," MJ berbisik.
"Hmm," Jeff menyandarkan pipinya di kepala MJ. "Though this feels more like a win."
"Gombal," MJ tertawa pelan.
"Cuma sama kamu," Jeff mengangkat wajah MJ, tatapannya melembut. "Cuma sama kamu aku, aku bisa seperti ini."
Hujan semakin deras di luar, tapi dalam pelukan Jeff, MJ merasakan kehangatan yang familiar. Aroma khas garasi—oli, karet, dan metal—bercampur dengan parfum Jeff yang maskulin.
"Your heart's beating so fast," MJ berbisik, tangan Jeff di punggung MJ.
"Race adrenaline?"
"No," Jeff mendekatkan wajahnya. "This is all you."
Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang terasa seperti kemenangan—lembut tapi menghanyutkan. Jeff menciumnya seolah mereka punya seluruh waktu di dunia, tangannya menangkup wajah MJ dengan kelembutan yang kontras dengan citra nakalnya.
Di luar, hujan Singapore masih turun tanpa ampun. Tapi di garasi ini, dengan lagu jazz mengalun pelan dan lengan Jeff memeluknya erat, MJ menemukan definisi baru tentang rumah.
"Kita harus pergi," MJ berbisik setelah lagu berakhir.
"Lima menit lagi?" Jeff memohon, mengecup pelipis MJ. "Let me hold you a little longer."
MJ mengangguk, membiarkan Jeff memutar tubuhnya sekali lagi dalam remang garasi Cavallino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rule Number Five [TERBIT]
Romance[TELAH DITERBITKAN dan TERSEDIA DI GRAMEDIA] Michelle Jane Kennedy, seorang jurnalis fesyen, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah ditugaskan mewawancarai Jeff Gautama, rekan setim adiknya di F1. Jeff, seorang pembalap berbaka...
![Rule Number Five [TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/377730712-64-k579776.jpg)